Thursday, May 9, 2024

Pengertian Inovasi

 


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009), inovasi
diartikan pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru;
penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat). Inovasi
organisai bisa didefinisikan sebagai cara-cara baru dalam
pengaturan kerja, dan dilakukan dalam sebuah Organisasi untuk
mendorong dan mempromosikan keunggulan kompetitif. Inti dari
inovasi organisasi adalah kebutuhan untuk memperbaiki atau
mengubah suatu produk, proses atau jasa (Sutarno, 2012).
Inovasi merupakan sebuah ide, praktek, atau objek yang
dianggap baru oleh individu satu unit adopsi lainnya (Rogers,
2003) . Sedangkan menurut (Damanpour dalam Suwarno, 2008)
menjelaskan bahwa sebuah inovasi dapat berupa produk atau jasa
baru, teknologi proses produksi yang baru, sistem struktur dan
administrasi baru atau rencana baru bagi anggota organisasi.
Pada suatu Inovasi tidak bisa terlepas dai beberapa proses
yang harus dijalani baik di sektor publik maupun sektor swasta.
Proses inovasi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
individu atau organisasi, mulai dari sadar atau tahu adanya
inovasi sampai menerapkan (implementasi) inovasi. Inovasi
sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan
berlangsung terus menerus, meliputi fase kesadaran,
penghargaan, adopsi, difusi dan implementasi (De Jong, Hartog,
& N. Deanne, 2003).
Strategi yang perlu diperhatikan dalam memunculkan
inovasi pertama perlu mempertimbangkan pertambahan
keuntungan yang akan dicapai (Hussey, 2003). Hal ini dapat
dilakukan melalui pengukuran sampai sejauh mana kompetitor
akan sulit mengikuti langkah yang diambil. Kedua apakah ada
kemungkinan untuk memperluas keuntungan yang akan
diperoleh. Dengan demikian, bagian akhir dari sebuah inovasi
adalah sejauh mana langkah yang diambil dapat menguntungkan
dan tidak diambil keuntungannya oleh pesaing dan mendapatkan
keuntungan.
Setelah para ahli menjelaskan terkait pengertian Inovasi,
namun sampai saat sekarang ini tidak ada satu kesepemahaman
definisi mengenai Inovasi, namun secara umum dapat
disimpulkan bahwa inovasi memiliki atribut (Rogers dalam
Suwarno, 2008) :
1) Relative Advantage atau keuntungan relative
Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai
lebih dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu
ada sebuah nilai kebaruan yang melekat dalam inovasi
yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang
lain. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi
dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau
mungkin dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan,
kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang
sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima,
makin cepat tersebarnya inovasi.
2) Compatibility atau kesesuaian
Inovasi memiliki tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai
atau (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari
penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau
norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima
secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada.
Misalnya penyebarluasan penggunaan alat KB
dimasyarakat yang keyakinan agamanya melarang
penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebaran
inovasi akan terhambat.
3) Complexity atau Kerumitan
Adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang
mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima
akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar
dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan
lambat proses penyebaranya. Misalnya masyarakat
pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori
penyebaran bibit penyakit melalui kuman, diberitahu
oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan memasak
air yang akan diminum, karena air yang tidak dimasak
jika diminum dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja
ajakan itu sukar diterima. Makin mudah dimengerti
suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh
masyarakat. 4) Triability atau kemungkinan dicoba
Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan
terbukti mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan
dengan inovasi yang lama. Sehingga sebuah produk
inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setiap
orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji
kualitas dari sebuah inovasi.
5) Observability atau Kemudahan diamati
Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi
bagaimana sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan
sesuatu yang lebih baik. Suatu inovasi yang hasinya
mudah diamati akan makin cepat diterima oleh
masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati
hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.

No comments:

Post a Comment