Showing posts with label judul komunikasi. Show all posts
Showing posts with label judul komunikasi. Show all posts

Tuesday, November 26, 2019

Bentuk Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Dukungan sosial juga merupakan cara yang paling efektif yang dapat digunakan seseorang untuk menyesuaikan diri dari peristiwa yang sulit dan penuh tekanan (Kim, Sherman & Taylor, 2008). Menurut Sarason (dalam Kuntjoro, 2002; Rima & Raudatussalamah ,2012) dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian, dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Menurut Brownel & Shumaker (dalam Sulistyawati, 2010; Rima & Raudatussalamah, 2012) terdapat efek tidak langsung dari dukungan sosial berarti dukungan sosial mempengaruhi kesejahteraan individu dengan mengurangi tingkat keparahan stress dari suatu peristiwa. Dukungan sosial memiliki dua komponen mendasar yaitu jumlah individu yang tersedia dimana salah satu individu dapat mengandalkan pada saat dibutuhkan dan tingkat kepuasaan individu pada saat memberi dukungan. Kepuasaan dengan dukungan sosial dipengaruhi oleh faktor kepribadian seperti harga diri dan perasaan control atas lingkungan sekitar (Abadi.L, 2012). Dukungan sosial dapat diperoleh dari sejumlah orang yang dianggap penting (Significant others) seperti suami, anak, orangtua, saudara atau kerabat dan teman akrab (dalam Kumolohadi, 2001; Rima & Raudatussalamah, 2012).
Menurut House dan Kahn (dalam Kumolohadi, 2001; Rima & Raudatussalamah, 2012) mengungkap bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu, dukungan emosional, dukungan ini ditunjukkan melalui ekspresi empati, perhatian dan kepedulian terhadap seseorang. Dukungan Penghargaan, ditunjukkan melalui ekspresi orang lain tentang pandangan yang positif terhadap seseorang, dorongan atau persetujuan terhadap gagasan dan perasaan seseorang. Dukungan Instrumental, melibatkan bantuan langsung seperti memberikan atau meminjamkan uang atau membantu mengerjakan tugas. Dukungan Informasi, yaitu pemberian nasehat, pengarahan, saran atau umpan balik mengenai apa yang dapat dilakukan. Dukungan sosial melibatkan hubungan sosial yang berarti, sehingga dapat menimbulkan pengaruh positif bagi penerimanya. Ganster dan Victor (dalam Rustiana, 2006; Rima Rima & Raudatussalamah, 2012) mencatat bahwa dukungan 15 sosial dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan psikologis. Sejumlah penelitian juga menemukan bahwa dukungan sosial turut mempengaruhi kesehatan fisik. Menurut House dan Khan (dalam Mujiadi, 2004 ; Rima & Raudatussalamah, 2012), dukungan sosial mampu menolong individu mengurangi pengaruh yang merugikan dan dapat mempertahankan diri dari pengaruh negatif. Pada masa kehamilan dukungan sosial dari suami sangat diperlukan oleh ibu hamil, agar ibu hamil menjadi bahagia dan menghayati masa kehamilannya dengan tenang sehingga ibu dapat termotivasi menjaga kesehatan selama kehamilan.
Bentuk dukungan sosial menurut Cohen & Hoberman (dalam Isnawati & Suhariadi, 2013) yaitu:
A. Appraisal Support Yaitu adanya bantuan yang berupa nasehat yang berkaitan dengan pemecahan suatu masalah untuk membantu mengurangi stressor.
 B. Tangiable Support Yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau bantuan fisik dalam menyelesaikan tugas
 C. Self Esteem Support Dukungan yang diberikan oleh orang lain terhadap perasaan kompeten atau harga diri individu atau perasaan seseorang sebagai bagian dari sebuah kelompok dimana para anggotanya memiliki dukungan yang berkaitan dengan self-esteem seseorang.
D. Belonging Support Menunjukkan perasaan diterima menjadi bagian dari suatu kelompok dan rasa kebersamaan.  Sedangkan menurut Cutrona & Gardner (2004) dan Uchino (2004) (dalam Sarafino, 2011) dijelaskan secara rinci terdapat empat bentuk dukungan sosial, yaitu:
a. Emotional Support
Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan sehingga individu merasa nyaman, aman, juga merasa dicintai saat individu sedang mengalami tekanan atau dalam keadaan stress.
b. Esteem Support
Dukungan ini ada ketika seseorang memberikan penghargaan positif kepada orang yang sedang mengalami stress, dorongan atau persetujuan terhadap ide ataupun perasaan individu, ataupun melakukan perbandingan positif antara individu dengan orang lain. Dukungan ini dapat menyebabkan individu yang menerima dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri, dan merasa bernilai. Dukungan jenis ini sangat berguna ketika individu mengalami stress karena tuntutan tugas yang lebih besar daripada kemampuan yang dimilikinya.
c. Tangiable or Instrumental Support
Dukungan yang berupa bantuan secara langsung dan nyata seperti berupa materi atau jasa.Misalnya memberi atau meminjamkan uang atau membantu meringankan tugas orang yang sedang mengalami stress. Dengan adanya bantuan yang mengacu pada ketersediaan peralatan, materi atau jasa dapat membantu mengatasi permasalahan – permasalahan yang bersifat prakits.
 d. Informational Support
Mencakup memberi nasehat. Petunjuk, saran ataupun umpan balik, sehingga dapat mengarahkan bagaimana individu memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam konsep teori Sarafino, terdapat Companionship Support yaitu dukungan yang mencakup pada ketersedian kelompok untuk menghabiskan waktu secara bersama. Dengan demikian dapat memberikan rasa kebersamaan dalam suatu kelompok untuk melakukan aktivitas sosial bersama. Dukungan ini menyebabkan individu merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok dimana anggota – anggotanya dapat saling berbagi

Tujuan Dukungan Sosial Selama Kehamilan (skripsi dan tesis)


Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang – orang terdekat. Aspek dukungan sosial menurut House (Handono, 2013 dalam Meilianawati 2015) yaitu:
 a. Dukungan emosional, yaitu mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan.
b. Dukungan penghargaan, yaitu terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif bagi orang itu, dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu, dan perbandingan positif orang itu dengan orang lain.
c. Dukungan instrumental, yaitu mencakup bantuan langsung untuk mempermudah perilaku yang secara langsung untuk mempermudah perilaku secara langsung menolong individu. Misalnya bantuan benda, pekerjaan, dan waktu.
d. Dukungan informatif, yaitu mencakup pemberian nasehat, saran-saran, atau umpan balik. Menurut Taylor (dalam King, 2010; Rima & Raudatussalamah, 2012) dukungan sosial adalah informasi, dan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai, diperhatikan, dihargai, dihormati dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi.
Dukungan sosial juga merupakan cara yang paling efektif yang dapat digunakan seseorang untuk menyesuaikan diri dari peristiwa yang sulit dan penuh tekanan. Saat hamil merupakan saat yang sensitive bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri, mislanya dengan mengajak istri jalan – jalan ringan, menemani istri 13 kedokter untuk memeriksakan kehamilannya serta tidak membuat masalah dalam komunikasi (Astuti, H dalam Subketi I, 2016).
Menurut (Romana, T dalam Subekti I, 2016) yang dapat dilakukan para suami dan memperhatikan kebutuhan aman dan nyaman pada istri selama masa kehamilan yaitu salah satunya dengan bersama – sama hadir dalam kursus kelas ibu hamil atau mengantar istri ke tempat senam hamil. Dukungan selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu yang baru pertama kali hamil. Seorang wanita akan merasa tenang dan nyaman dengan adanya dukungan dan perhatian dari orang-orang terdekat. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama masa kehamilan (Astuti, H dalam Subekti I, 2016). Keterlibatan suami dalam kesehatan reproduksi telah dipromosikan sebagai strategi baru yang menjanjikan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Dalam penyediaan layanan perawatan antenatal terfokus, salah satu elemen penting yaitu promosi keterlibatan suami dalam proses perawatan antenatal (Gebrehiwot, dkk 2012

Pengertian Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Menurut Sarafino (Rokhimah, dalam Meilianawati 2015) dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang – orang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut, dukungan sosial dapat merujuk pada kenyamanan, kepedulian, harga diri atau segala bentuk bantuan yang diterima individu dari orang lain atau kelompok. Menurut Gonollen dan Bloney (dalam As’ar, 2008), dukungan sosial adalah derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang – orang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut. Dukungan sosial merupakan transaksi interpersonal yang mencakup afeksi positif, penegasan, dan bantuan berdasarkan pendapat lain. Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Menurut Brownel dan Shumaker (dalam Sulistyawati, 2010; Rima & Raudatussalamah, 2012) terdapat efek tidak langsung dari dukungan sosial berarti dukungan sosial memperngaruhi kesejahteraan individu dengan mengurangi tingkat keparahan stress dari suatu peristiwa. Dukungan sosial melibatkan hubungan sosial yang berarti, sehingga dapat menimbulkan pengaruh positif bagi si penerimanya. Menurut Ganster dan Victor (dalam Rustiana, 2006; Rima & Raudatussalamah, 2012) mencatat bahwa dukungan sosial dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan psikologis. Sejumlah penelitian juga menemukan bahwa dukungan sosial turut mempengaruhi kesehatan fisik (Rustiana, dalam Rima & Raudatussalamah, 2012).

Dampak Kecemasan (skripsi dan tesis)


Dampak kecemasan terhadap sistem saraf sebagai neuro transmitter
terjadi peningkatan sekresi kelenjar norepinefrin, sero tonin, dan gama
aminobuyric acid sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan
(Murdiningsih & Ghofur, 2013: 189):
a. Fisik (fisiologis),
Dampak fisiologis yang dialami antara lain perubahan denyut jantung,
suhu tubuh, pernafasan, mual, muntah, diare, sakit kepala, kehilangan
nafsu makan, berat badan menurun ekstrim, kelelahan yang luar biasa;
b. Gejala gangguan tingkah laku,
gejala gangguan tingkah laku yang dialamai antara lain aktivitas
psikomotorik bertambah atau berkurang, sikap menolak, berbicara
kasar, sukar tidur, gerakan yang aneh-aneh;
c. Gejala gangguan mental, antara lain kurang konsentrasi, pikiran
meloncat-loncat, kehilangan kemampuan persepsi, kehilangan ingatan,
phobia, ilusi dan halusinasi.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan (skripsi dan tesis)


Terdapat dua faktor yang menyebabkan adanya kecemasan, yaitu
pengalaman yang negatif pada masa lalu dan fikiran yang tidak rasional
(Ghufron & Risnawita, 2011: 145).
1. Pengalaman negatif pada masa lalu
Pengalaman ini merupakan hal yang tidak menyenangkan pada
masa lalu mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi pada masa
mendatang, apabila individu tersebut mengahadapi situasi atau kejadian
yang sama dan juga tidak menyenangkan, misalnya pernah gagal dalam
tes. Hal tersebut merupakan pengalaman umum yang menimbulkan
kecemasan siswa dalam mengahadapi tes.
2. Pikiran yang tidak Rasional
Para psikolog memperdebatkan bahwa kecemasan terjadi bukan
karena suatu kejadian, melainkan kepercayaan atau keyakinan tentang
kejadian itulah yang menjadi penyebab kecemasan.
Elis (dalam Ghufron & Risnawita, 2011: 146) memberi daftar
kepercayaan atau keyakinan kecemasan sebagai contoh dari pikiran tidak
rasional yang disebut buah pikiran yang keliru, yaitu kegagalan katastropik,
kesempurnaan, persetujuan, dan generalisasi yang tidak tepat.
1. Kegagalan Katastropik
Kegagalan katastropik adalah adanya asumsi dari diri individu bahwa
akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya. Individu mengalami
kecemasan dan perasaan-perasaan ketidakmampuan serta tidak
sanggup mengatasi permasalahannya.
2. Kesempurnaan
Setiap individu menginginkan kesempurnaan. Individu ini
mengharapkan dirinya berperilaku sempurna dan tidak ada ada cacat.
Ukuran kesempurnaan dijadikan target dan sumber inspirasi bagi
individu tersebut.
3. Persetujuan
Persetujuan adalah adanya keyakinan yang salah didasarkan pada ide
bahwa terdapat hal virtual yang tidak hanya diinginkan, tetapi juga
untuk mencapai persetujuan dari sesama teman atau siswa.
4. Generalisasi yang tidak tepat
Keadaan ini juga memberi istilah generalisasi yang berlebihan. Hal ini
terjadi pada orang yang mempunyai sedikit pengalaman.
Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan
adalah faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal meliputi tingkat
religiusitas yang rendah, rasa pesimis, takut gagal, pengalaman negatif masa
lalu, dan pikiran yang tidak rasional. Sementara faktor eksternal seperti
kurangnya dukungan sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain, adalah
sebagai berikut (Murdiningsih & Ghofur, 2013: 185-187):
a. Faktor-faktor instrinsik, antara lain:
1. Usia
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering
pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar
kecemasan terjadi umur 21-45 tahun.
2. Pengalaman menjadi pengobatan
Pengalaman awal dalam pengobatan merupakan pengalamanpengalaman
yang sangat berharga yang terjadi pada individu
terutama untuk masa-masa yang akan datang. Pengalaman awal
ini sebagai bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi
kondisi mental individu di kemudian hari. Apabila pengalaman
individu tentang kemotrapi kurang, maka cnederung
mempengaruhi peningkatan kecemasan saat mengahadapi
tindakan kemotrapi.
3. Konsep diri dan peran
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu terhadap dirinya dan mempangaruhi
individu berhubungan dengan orang lain. Peran adalah pola sikap
perilaku dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan
peran seperti kejelasan perilaku dan pengatahuan yang sesuai
dengan peran, konsisitensi respon yang orang yang sesuai dengan
yang berarti terhadap peran, kesesuaian dan keseimbangan antara
yang dijalaninya. Juga keselarasan budaya dan harapan individu
trhadap perilaku peran. Seseorang yang mempunyai peran ganda
baik dalam keluarga atau masyarakat memiliki kecenderungan
mengalami kecemasan yang berlebih disebabkan konsentrasi
terganggu.
b. Faktor-faktor ekstrinsik, antara lain:
1) Kondisi medis (diagnosis penyakit)
Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi
medis sering ditemukan walaupun indensi gangguan bervariai
untuk masing-masing kondisi medis.
2) Tingkat pendidikan
Pendidikan bagi setiap orang memiliki arti masing-masing.
Pendidikan pada umumnya berguna dalam merubah pola pikir,
pola bertingkah laku dan pola pengambilan keputusan. Tingkat
pendidikan yang cukup akan lebih mudah dalam mengidentifikasi
stresor dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Tingkat
pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman
terhadap stimulus.
3) Akses informasi
Adalah pemberitahuan tentang sesuatu agar orang membentuk
pendapatnya berdasarkan sesuatu yang dikatahuinya. Informasi
adalah segala penjelasan yang didapatkan pasien sebelum
pelaksanaan tindakan kemoterapi, terdiri dari tujuan kemoterapi,
proses kemoterapi, resiko dan komplikasi serta alternaif tindakan
yang tersedia, serta proses administrasi.
4) Proses adaptasi
Tingkat adaptasi manusia dipengaruhi oleh stimulus internal dan
eksternal yang dihadapi individu dan membutuhkan respon
perilaku yang terus menerus. Proses adaptasi sering menstimulasi
individu untuk mendapatkan bantuan dari sumber-sumber di
lingkungan.

Tingkat Kecemasan (skripsi dan tesis)


Tingkat kecemasan yang dikemukakan oleh Townsend (dalam
Ihdaniyati & Nur A 2008: 164-165) ada empat tingkat, yaitu:
1. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada. Manifestasi
yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, kesadaran
meningkat, mampu untuk belajar, motivasi meningkat, dan tingkah
laku sesuai situasi.
2. Kecemasan sedang
Kecemasan pada tahap ini adalah kelelahan meningkat, denyut
jantung dan pernafasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara
cepat dengan volume tinggi, mampu untuk belajar tetapi tidak terfokus
pada rangsang yang tidak menambah kecemasan, mudah tersinggung,
tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.
3. Kecemasan berat
Kecemasan pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala,
mual, tidak dapat tidur, sering kencing, diare, palpitasi, tidak mau
belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri, perasaan tidak
berdaya, bingung dan disorientasi.
4. Panik
Panik hubungan dengan terpengaruh, ketakutan, teror karena
mengalami kehilangan kendali. Orang-orang yang sedang panik tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan
gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas, dilatasi
pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis, pembiacaraan inkoheren, tidak
dapat berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak-teriak,
menjerit, mengalami halusinasi dan delusi. Panik dapat
mengakibatkan peningkatan motorik, penurunan kemampuan
berhubungan dengan orang lain, dan tidak mampu berpikir rasional.

Reaksi Yang Ditimbulkan Oleh Kecemasan (skripsi dan tesis)


Calhoun & Acocella (dalam Safaria & Saputra 2012: 55)
mengemukakan aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan dalam tiga
reaksi, yaitu sebagai berikut:
1. Reaksi emosional, yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan
persepsi individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan,
seperti perasaan keprihatinan, ketegangan, sedih, mencela diri sendiri
atau orang lain.
2. Reaksi kognitif, yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh
terhadap kemampuan berpikir jernih sehingga mengaganggu dalam
memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya.
3. Reaksi fisiologis, yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap
sumber ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan
sistem syaraf yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh
sehingga timbul reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih keras,
nafas bergerak lebih cepat, tekanan darah meningkat.
Blackburn & Davidson (dalam Safaria & Saputra 2012: 56)
mengemukakan, reaksi kecemasan dapat mempengaruhi suasana hati, pikiran,
motivasi, perilaku, dan gerakan biologis. Hal ini dapat dilihat dalam analisis
gangguan fungsional yang dibuat Blackburn dan Davidson

Bentuk-Bentuk Kecemasan (skripsi dan tesis)


Kecemasan terdapat dua bentuk, yaitu sebagai trait anxiety dan state
anxiety. Kecemasan sebagai trait anxiety yaitu kecenderungan pada diri
seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya
tidak bahaya. Kondisi tersebut memang pada dasarnya individu mempunyai
cemas dibanding dengan individu yang lain. Kecemasan sebagai state
anxiety, yaitu keadaan dan kondisi emosional sementara pada diri seseorang
yang ditandai dengan perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan dengan
sadar serta bersifat subjektif dan meningginya aktivitas sistem syaraf
otonom, sebagai suatu keadaan yang berhubungan dengan situasi-situasi
lingkungan khusus (Safaria & Saputra, 2012: 53).

Dinamika Kecemasan (skripsi dan tesis)


Individu yang mengalami kecemasan dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu diantaranya adalah karena adanya pengalaman negatif perilaku
yang telah dilakukan, seperti kekhawatiran akan adanya kegagalan, merasa
frustasi dalam situasi tertentu dan ketidakpastian melakukan sesuatu.
Dinamika kecemasan, apabila ditinjau dari teori psikoanalisis dapat
disebabkan oleh adanya tekanan buruk perilaku masa lalu serta adanya
gangguan mental. Sedangkan apabila ditinjau dari teori kognitif, kecemasan
terjadi karena adanya evaluasi diri yang negatif. Perasaan negatif tentang
kemampuan yang dimilikinya dan orientasi diri yang negatif. Berdasarkan
pandangan teori humanistik, kecemasan merupakan kekhawatiran tentang
masa depan, yaitu khawatir pada apa yang akan dilakukan (Ghufron &
Risnawita, 2011: 144).
Jadi, dapat disimpukan bahwa kecemasan dipengaruhi oleh beberapa
hal diantaranya kekhawatiran akan kegagalan, frustasi pada hasil tindakan
masa lalu, evaluasi diri yang negatif, perasaan diri yang negatif tentang
kemampuan yang dimilikinya, dan orientasi diri yang negatif.

Aspek-aspek Kecemasan (skripsi dan tesis)


Deffenbacher & Hazaleus (dalam Ghufron & Risnawita 2011: 143)
mengemukakan bahwa sumber penyebab kecemasan, meliputi hal-hal
dibawah ini sebagai berikut:
1. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang dirinya
sendiri, seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek dibandingkan
dengan teman-temannya.
2. Emosionalitas (imosionality) sebagai reaksi diri terhadap rangsangan
saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar, keringan dingin, dan
tegang.
3. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task generated
interference) merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang
selalu tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas.
Shah (dalam Ghufron & Risnawita 2011: 144), membagi kecemasan
menjadi tiga komponen, yaitu diantaranya:
1. Komponen fisik meliputi pusing, sakit perut, tangan berkeringat, perut
mual, mulut kering, grogi, dan lain-lain.
2. Emosional yaitu perasaan panik dan takut.
3. Mental atau kognitif yaitu berupa gangguan perhatian dan memori,
kekahwatiran, ketidakteraturan dalam berpikir, dan bingung.
Menurut Trismiati (2004) Manifestasi kecemasan terwujud dari empat
hal, yaitu sebagai berikut:
1. Manifestasi kognitif
Yang terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali memikirkan
tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi.
2. Perilaku motorik
Kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak menentu seperti
gemetar.
3. Perubahan somatik
Muncul dalam keadaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare,
sering kencing, ketegangan otot, peningkatan tekanan darah, dan lainlain.
Hampir semua penderita kecemasan menunjukkan detak jantung,
4. Afektif
Diwujudkan dalam perasaan gelisah, dan perasaan tegang yang
berlebihan.

Dimensi Kecemasan (skripsi dan tesis)


Menurut Sarason (dalam Cassady & Johnson, 2002: 271) terdapat
dua dimensi kecemasan yaitu emosionalitas dan kekhawatiran. Emosionalitas
diketahui dengan respon fisiologis yang meliputi peningkatan galvanic repon
kulit & denyut jantung, pusing, mual, perasaan panik. Sedangkan
kekhawatiran meliputi membandingkan kinerja diri dengan teman-teman,
mempertimbangkan konsekuensi dari kegagalan, khawatir berlebihan atas
evaluasi, percaya diri rendah, merasa tidak siap untuk tes, kehilangan harga
diri dan kesedihan kepada orang tua

Pengertian Kecemasan (skripsi dan tesis)


Mereka yang sedang menunggu suatu berita yang penting, atau
mereka yang hidup dalam situasi yang sulit diperkirakan, seringkali akan
merasakan suatu kecemasan, suatu kondisi umum saat kita sedang berusaha
mengantisipasi sesuatu, atau ketegangan psikologis.
Nietzal (dalam Ghufron & Risnawita 2011: 141) berpendapat bahwa
kecemasan berasal dari bahasa latin (anxius) dan dari bahasa jerman (anst),
yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan
rangsangan fisiologis. Sedangkan menurut Muchlas (dalam Ghufron &
Risnawita 2011: 142) mendefinisikan istilah kecemasan sebagai sesuatu
pengalaman subjektif mengenai ketegangan mental kesukaran dan tekanan
yang menyertai konflik atau ancaman.
Menurut Prawirohusodo (dalam Ihdaniyati & Nur A, 2008: 164)
kecemasan adalah pengalaman emosi yang tidak menyenangkan, datang dari
dalam dan bersifat meningkat, menggelisahkan dan menakutkan yang
dihubungkan dengan sesuatu ancaman bahaya yang tidak diketahui oleh
individu. Perasaan ini dosertai dengan komponen-komponen somatik,
fisiologik, otonomik, biokimiawi, hormonal, dan perilaku.
Sarason (dalam Cassady & Johnson, 2002: 271) mengemukakan
bahwa :
“Kecemasan adalah ketika dalam situasi evaluatif atau dalam
kinerja yang terdiri dari gabungan dari peningkatan aktivitas
fisiologis dan perenungan mencela diri sendiri”

Dukungan Sosial Perspektif Islam (skipsi dan tesis)


Dukungan sosial adalah bentuk bantuan yang diberikan oleh individu
satu kepada individu yang lain. Bentuk bantuan yang dimaksud adalah bentuk
bantuan yang terlihat dan pemberian rasa cinta, kasih sayang dan kenyamanan
kepada seseorang. Dalam islam dukungan sosial disebut dengan tolong
menolong (Ta’awun). Tolong menolong sangat dianjurkan dalam agama
islam, hal itu mengingatkan bahwa manusia adalah makluk sosial yang
diciptaan Allah SWT yang kiranya tidak bisa hidup sendirian dan pasti akan
memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu di dalam Al-Qur’an
hubungan sosial dibedakan menjadi tiga hubungan yaitu hubungan manusia
dengan tuhan (hablumminallah), hubungan manusia dengan diri sendiri, dan
hubungan manusia dengan sesama manusia (hablumminannas).
Hubungan manusia dengan tuhan (hablumminallah) adalah
perwujudan ibadah yang dilakukan oleh manusia yaitu berupa menjalan semua
perintah Allah SWT dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT.
Hubungan manusia dengan diri sendiri adalah bagaimana manusia tersebut
memperlalukan dirinya sendiri dengan baik dan bagaimana manusia tersebut
mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki. Sedangkan hubungan
manusia dengan manusia yang lain (hablumminannas) adalah bentuk perilaku
seseorang kepada seseorang yang lain yaitu berupa menolong yang lain
apabila kesusahan. Berikut adalah ayat yang berhubungan dengan dukungan
sosial, yaitu QS. Al-Maidah ayat 2 dan ayat 80, sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang
qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya
dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah
berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum
karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”. (Al-Qur’an
dan Terjemahnya. QS. Al-Maidah 2: 106)
“Kamu melihat kebanyakan dari mereka tolong-menolong dengan
orang-orang yang kafir (musyrik). Sesungguhnya Amat buruklah apa yang
mereka sediakan untuk diri mereka, Yaitu kemurkaan Allah kepada
mereka; dan mereka akan kekal dalam siksaan” (Al-Qur’an Terjemahnya.
QS.Al-Maidah 80: 121)
Kandungan dari ayat diatas adalah manusia dianjurkan untuk
melakukan tolong menolong kepada sesama manusia dalam hal kebaikan,
yang yang berguna bagi individu berhubungan dengan ketakwaan manusia,
dan tidak diperkenankan untuk melakukan tolong menolong dalam hal
kejelekan yang tidak bermanfaat bagi individu

Dukungan sosial sebagai kognisi atau fakta sosial (skripsi dan tesis)


Penelitian menegaskan bahwa adanya jaringan sosial yang kuat
(bersifat mendukung) itu berhubungan secara positif dengan kesehatan. Hal
ini akan menguatkan hipotesis bahwa dukungan sosial itu merupakan
variabel lingkungan. Definisi operasional tentang dukungan sosial dalam
konteks ini berasal dari Gottieb (dalam Smet 1994: 135):
“ .... Dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal
adan/atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang
diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karfena kehadiran
mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku
bagi pihak penerima....”
Orientasi subyektif yang memperlihatkan bahwa dukungan sosial itu
terdiri atas informasi yang menuntut orang meyakini bahwa ia diurus dan
disayangi setiap infromasi apapun dari lingkungan sosial yang
mempersiapkan persepsi subyek bahwa ia penerima efek positif, penegasan,
atau bantuan, menandakan ungkapan dukungan sosial.

Fungsi Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Segi-segi fungsional juga digaris bawahi dalam menjelaskan konsep
dukungan sosial. Misalnya, Rook (dalam Smet 1994: 134) menganggap
dukungan sosial sebagai salah satu di antara fungsi pertalian (atau ikatan)
sosial. Segi-segi fungsional mencakup: dukungan emosional, mendorong
adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi, pemberian
bantuan material. Ikatan-ikatan sosial menggambarkan tingkat dan kualitas
umum dari hubungan interpersonal. Selain itu, dukungan sosial harus
dianggap sebagai konsep yang berbeda, dukungan sosial hanya menunjuk
pada hubungan interpersonal yang melindungi orang-orang terhadap
konsekuensi negatif dari stres.

Pentingnya Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Dukungan sosial bisa efektif dalam mengatasi tekanan psikologis
pada masa sulit dan menekan. Misalnya, dukungan sosial membantu
mahasiswa mengatasi stresor dalam kehidupan kampus. Dukungan sosial
juga membantu memperkuat fungsi kekebalan tubuh, mengurangi respons
fisiologis terhadap stres, dan memperkuat fungsi untuk merespons penyakit
kronis. (Taylor, dkk., 2009: 555-556).
Hubungan sosial dapat membantu hubungan psikologis, memperkuat
praktik hidup sehat, dan membantu pemulihan dari sakit hanya ketika
hubungan itu bersifat sportif. Dukungan sosial mungkin paling efektif
apabila ia “tidak terlihat”. Ketika kita mengetahui bahwa ada orang lain yang
akan membantu kita, kita merasa ada beban emosional, yang mengurangi
efektivitas dukungan sosial yang kita trima. Tetapi ketika dukungan sosial itu
diberikan secara diam-diam, secara otomatis, berkat hubungan baiik kita,
maka ia dapat mereduksi stres dan meningkatkan kesehatan. (Taylor, dkk.,
2009: 555-556).
Menurut Kumalasari & Ahyani (2012: 25) dukungan sosial selalu
mencakup dua hal yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia, merupakan persepsi
individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu
membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas).
2. Tingkat kepuasan akan dukungan sosial yang diterima yaitu berkaitan
dengan persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi
(pendekatan berdasarkan kualitas).
Dukungan sosial bukan sekedar pemberian bantuan, tetapi yang
penting adalah bagaimana persepsi si penerima terhadap makna dari bantuan
tersebut. Hal itu erat hubungannya dengan ketepatan dukungan sosial yang
diberikan, dalam arti bahwa orang yang menerima sangat merasakan manfaat
bantuan bagi dirinya karena sesuatu yangaktual dan memberikan kepuasan.
e. Faktor-faktor yang menghambat pemberian Dukungan Sosial
Faktor-faktor yang menghambat pemberian dukungan sosial adalah
sebagai berikut (Apollo & Cahyadi, 2012: 262) :
1. Penarikan diri dari orang lain, disebabkan karena harga diri yang
rendah, ketakutan untuk dikritik, pengaharapan bahwa orang lain tidak
akan menolong, seperti menghindar, mengutuk diri, diam, menjauh,
tidak mau meminta bantuan.
2. Melawan orang lain, seperti sikap curiga, tidak sensitif, tidak timbal
balik, dan agresif.
3. Tindakan sosial yang tidak pantas, seperti membicarakan dirinya
secara terus menerus, menganggu orang lain, berpakaian tidak pantas,
dan tidak pernah merasa puas.

Sumber-sumber Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Sumber-sumber dukungan sosial menurut Goldberger & Breznitz
(dalam Apollo & Cahyadi, 2012: 261) adalah orang tua, saudara kandung,
anak-anak, kerabat, pesangan hidup, sahabat rekan sekerja, dan juga
tetangga. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wentzel dalam (Apollo &
Cahyadi, 2012: 261) bahwa sumber-sumber dukungan sosial adalah oarangorang
yang memiliki hubungan yang berarti bagi individu, seperti keluarga,
teman dekat, pasangan hidup, rekan sekerja, saudara, dan tetangga, temanteman
dan guru disekolah.
Dukungan sosial dapat berasal dari pasangan atau patner, anggota
keluarga, kawan, kontak sosial dan masyarakat, teman sekelompk, jamaah
gereja atau masjid, dan teman kerja atau atasan anda di tempat kerja. (Taylor,
dkk., 2009: 555). Sedangkan menurut Tarmidi & Kambe (2010: 217-218)
dukungan sosial dapat diaplikasikan ke dalam lingkungan keluarga, yaitu
orang tua. Jadi dukungan sosial orang tua adalah dukungan yang diberikan
oleh orang tua kepada anaknya baik secara emosional, penghargaan,
informasi atau pun kelompok. Dukungan orang tua berhubungan dengan
kesuksesan akademis remaja, gambaran diri yang positif, harga diri, percaya
diri, motivasi dan kesehatan mental. Dukungan sosial orang tua dapat dibagi
menjadi dua hal, yaitu dukungan yang bersifat positif dan dukungan yang
bersifat negatif. Dukungan positif adalah perilaku positif yang ditunjukkan
oleh orang tua, dukungan yang bersifat negatif adalah perilaku yang dinilai
negatif yang dapat mengarahkan pada perilaku negatif anak

Bentuk Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Beberapa bentuk dukungan sosial menurut Cohen & Hoberman
(dalam Isnawati & Suhariadi, 2013: 3) yaitu :
1. Appraisal Support
Yaitu adanya bentuan yang berupa nasehat yang berkaitan dengan
pemecahan suatu masalah untuk membantu mengurangi stressor
2. Tangiable support
Yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau bantuan fisik
dalam menyelesaikan tgas
3. Self esteem support
Dukungan yang diberikan oleh orang lain terhadap perasaan kompeten
atau harga diri individu atau perasaan seseorang sebagai bagian dari
sebuah kelompok diamana para anggotanya memiliki dukungan yang
berkaitan dengan self-esteem seseorang
4. Belonging support
Menunjukkan perasaan diterima menjadi bagian dari suatu kelompok
dan rasa kebersamaan.
Dukungan sosial memiliki tiga jenis manfaat, yaitu bantuan yang
nyata, informasi, dan dukungan emosional menurut Taylor (dalam King,
2012: 226-227) :
1) Bantuan yang nyata
Keluarga dan teman dapat memberikan berbagai barang dan jasa
dalam situasi yang penuh stres. Misalnya, hadiah makanan seringkali
diberikan setelah kematian keluarga muncul, sehingga anggota
12
keluarga yang berduka tidak akan memasak saat itu ketika energi dan
motivasi mereka sedang rendah. Bantuan instrumental itu bisa berupa
penyediaan jasa atau barang selama masa stres. Sedangkan menurut
Apollo & Cahyadi (2012: 261) bantuan yang nyata disebut dengan
bentuk bantuan instrumental, yaitu berupa bantuan uang dan
kesempatan.
2) Informasi
Individu yang memberikan dukungan juga dapat merekomendasikan
tindakan dan rencana spesifik untuk membantu seseorang dalam
copingnya dengan berhasil. Teman-teman dapat memerhatikan bahwa
rekan kerja mereka kelebihan beban kerja dan menganjurkan cara-cara
beginya untuk mengelola waktu lebih efisien atau mendelegasikan
tugas lebih efektif. Bantuan informasi ini bisa berupa memberikan
informasi tentang situasi yang menekan, seperti pemberitahuan
tentang informasi mengenai pelaksanaan tes, dan hal tersebut akan
sangat membantu. Informasi mungkin sportif jika ia relevan dengan
penilaian diri, seperti pemberian nasehat tentang apa yang harus
dilakukan. (Taylor, dkk., 2009: 555). Sedangkan menurut Apollo &
Cahyadi (2012: 261) dukungan informatif yang dimaksudkan adalah
berupa nasehat, sugesti, arahan langsung, dan informasi.
3) Dukungan emosional
Dalam situasi penuh stres, individu seringkali menderita secara
emosional dan dapat mengembangkan depresi, kecemasan, dan hilang
harga diri. Teman-teman dan keluarga dapat menenangkan seseorang
yang berada dibawah stres bahwa ia adalah orang yang berharga yang
dicintai oleh orang lain. Mengetahui orang lain peduli memungkinkan
seseorang untuk mendekati stres dan mengatasinya dengan keyakinan
yang lebih besar.
Dukungan emosional berupa penghargaan, cinta, kepercayaan,
perhatian, dan kesediaan untuk mendengarkan. (Apollo & Cahyadi,
2012: 261). Perhatian emosional yang diekspresikan melalui rasa
suka, cinta atau empati, misalnya ketika dalam pertengkaran dengan
seorang yang dicintai, maka ekspresi perhatian darai kawan sangatlah
membantu. (Taylor, dkk., 2009: 555).
Kemudian terdapat satu tambahan lagi dari bentuk-bentuk dari
Dukungan Sosial, yaitu:
1) Modifikasi lingkungan
Modifikasi lingkungan berupa bantuan penilaian positif berupa
umpan balik dan membandingkan dengan orang lain. (Apollo & Cahyadi,
2012: 261)
Menurut Smet, (1994: 136) terdapat empat jenis atau dimensi
dukungan sosial, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dukungan emosional yaitu mencakup ungkapan empati, kepedulian
dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan
balik dan penegasan)
2. Dukungan pengahargaan yaitu terjadi lewat ungkapan hormat
(penghargaan) positif untuk orang itu, dorongan maju atau persetujuan
dengan gagasan ata perasaan individu, dan perbandingan positif orang
itu dengan orang lain, misalnya orang-orang yang kurang mampu atau
lebih buruk keadaannya (menambah harga diri)
3. Dukungan instrumental: mencangkup bantuan langsung, seperti kalau
orang-orang memberi pinjaman uang kepada orang itu atau menolong
dengan pekerjaan pada waktu mengalami stres.
4. Dukungan informatif: mencangkup memberi nasehat, petunjukpetunjuk,
saran-saran atau umpan balik.
Sarafino (dalam Purba, dkk., 2007: 82-83) mengungkapkan pada
dasarnya ada lima jenis dukungan sosial, adalah sebagai berikut:
a. Dukungan emosi
Dukungan emosi meliputi ungkapan rasa empati, kepedulian, dan
perhatian terhadap individu. Biasanya, dukungan ini diperoleh dari
pasangan atau keluarga, seperti memberikan pengetian terhadap
masalah yang sedang dihadapi atau mendengarkan keluhannya.
Adanya dukungan ini akan memberikan rasa nyaman, kepastian,
perasaan memiliki dan dicintai kepada individu.
b. Dukungan penghargaan
Dukungan penghargaan terjadi melalui ungkapan positif atau
pengahargaan yang positif pada individu, dorongan untuk maju, atau
persetujuan akan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan
yang positif individu dengan orang lain. Biasanya dukungan ini
diberikan oleh atasan atau rekan kerja. Dukungan jenis ini, akan
membangun perasaan berharga, kompeten dan bernilai.
c. Dukungan instrumental atau konkrit
Dukungan jenis ini meliputi bantuan secara langsung. Biasanya
dukungan ini, lebih sering diberikan oleh teman atau rekan kerja,
seperti bantuan untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk atau
meminjamkan uang atau lain-lain yang dibutuhkan individu. Adanya
dukungan ini, menggambarkan tersedianya barang-barang (materi)
atau adanya pelayanan dari orang lain yang dapat memabantu individu
dalam menyelesaikan masalahnya. Selanjutnya hal tersebut akan
memudahkan individu untuk dapat memenuhi tanggung jawab dalam
menjalankan perannya sehari-hari.
d. Dukungan informasi
Dukungan jenis ini meliputi pemberian nasehat, saran atau umpan
balik kepada individu. Dukungan ini, biasanya diperoleh dari sahabat,
rekan kerja, atasan atau seorang profesional seperti dokter atau
psikolog. Adanya dukungan informasi, seperti nasehat atau saran yang
pernah mengalami keadaan yang serupa akan membantu individu
memahami situasi dan mencari alternatif pemecahan masalah atau
tindakan yang akan diambil.
e. Dukungan jaringan sosial
Dukungan jaringan dengan memberikan perasaan bahawa individu
adalah anggota dari kelompok tertentu dan memiliki minat yang sama
rasa kebersamaan dengan anggota kelompok merupakan dukungan
bagi individu yang bersangkutan. Adanya dukungan jaringan sosial
akan membantu indidivu untuk mengurangi stres yang dialami dengan
cara memenuhi kebutuhan akan persahabatan dan kontak sosial
dengan orang lain. Hal tersebut juga akan membantu individu untuk
mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran terhadap masalah yang
dihadapinya atau dengan meningkatkan suasana hati yang positif.
Menurut Apollo & Cahyadi (2012: 261) manfaat dukungan sosial
adalah mengurangi kecemasan, depresi, dan simtom-simtom gangguan
tubuh bagi orang yang mengalami stress dalam pekerjaan. Orang-orang
yang mendapat dukungan sosial tinggi akan mengalami hal-hal positif
dalam hidupnya, mempunyai self esteem yang tinggi dan self concept yang
lebih baik, serta kecemasan yang lebih rendah.

Pengertian Dukungan Sosial (skripsi dan tesis)


Dukungan Sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik (King, 2012: 226). Sedangkan menurut Ganster, dkk., (dalam Apollo & Cahyadi, 2012: 261) dukungan sosial adalah tersedianya hubungan yang bersifat menolong dan mempunyai nilai khusus bagi individu yang menerimanya. Selanjutnya, dukungan sosial menurut Cohen & Syme (dalam Apollo & Cahyadi, 2012: 261) adalah sumber-sumber yang disediakan orang lain terhadap individu yang dapat mempengaruhi kesejahteraan individu
bersangkutan. Lebih lanjut dukungan sosial menurut House & Khan (dalam Apollo & Cahyadi, 2012: 261) adalah tindakan yang bersifat membantu yang melibatkan emosi, pemberian informasi, bantuan istrumen, dan penilaian positif pada individu dalam menghadapi permasalahannya.
Menurut Cohen & Hoberman (dalam Isnawati & Suhariadi, 2013: 3) dukungan sosial mengacu pada berbagai sumber daya yang disediakan oleh hubungan antar pribadi seseorang.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Sosial (skripsi dan tesis)


.1 Faktor Pendorong Terjadinya Hubungan Sosial
 a.Kondisi geografis
 b.Hasrat untuk mempertahankan diri
c.Hasrat atau keinginan untuk berjuang
d.Hasrat untuk memenuhi kebutuhan hidup
e.Hasrat untuk hidup bersama
f. Hasrat untuk mewujudkan hari esok yang lebih baik
g.Rasa simpati dan hasrat tolong-menolong
.2 Faktor Penghambat Terjadinya Hubungan Sosial
a.Keadaan alam
 b.Bencana alam
c.Adanya perbedaan pendapat
d.Adanya perbedaan paham