Saturday, May 11, 2019

Capital Adequacy Ratio (CAR) (skripsi dan tesis)


Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko. Rasio ini memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana dari sumber-sumber diluar bank seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain sebagainya. Dengan kata lain CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko.
CAR dapat diformulasikan sebagai berikut: CAR = Modal Bank X 100% Aktiva tertimbang menurut resiko CAR merupakan indikator kemampuan  bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian  yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Peraturan bank Indonesia mengenai tata cara penilaian kesehatan bank memasukkan rasio CAR sebagai salah satu indikator utamanya

Rasio Keuangan (skripsi dan tesis)


Analisis rasio keuangan adalah metode  yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan. Menurut Horne dan Wachowich (2005;132) “ To evaluate the financial condition and performance of the firm, the analyst need to perform checkup on various aspects of a firm’s financial health. A tool frequently used during these checkups is financial ratio. Or index which related two pieces of financial data by deviding one quantity by other”. Rasio keuangan dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk analisis, monitoring dan perencanaan :
1.       Sebagai alat analisis, rasio keuangan dapat membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pada perusahaan pada area investasi, pendanaan dan dividen. Rasio keuangan juga dapat digunakan untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan sebagai an ongoing enterprise dan menentukan apakah return yang diperoleh sesuai dengan resiko yang dihadapi.
2.       Sebagai alat monitoring, melalui pemeriksaan secara teratur dari rasio keuangan yang relevan, manajemen dapat memonitor setiap operasi perusahaan. Dengan demikian pihak manajemen dapat mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dengan membandingkan data rasio keuangan dimasa lalu atau dengan perusahaan sejenis.
3.       Rasio keuangan mempunyai peranan yang efektif pada perencanaan. Perencanaan merupakan kunci sukses bagi manajer keuangan, dengan data rasio keuangan dapat dibuat rencana keuangan perusahaan dimasa yang akan datang yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan saat ini.

ANALISIS DISKRIMINAN (skripsi dan tesis)


Analisis Diskriminan mirip regresi linier berganda (multivariate regression). Perbedaannya, analisis Diskriminan dipakai kalau peubah  dependennya kategoris (menggunakan skala nominal atau ordinal) dan peubah independennya menggunakan skala numerik (interval atau rasio). Sedangkan dalam regresi berganda peubah dependennya harus numerik, dan variabel independen bisa numerik ataupun nonnumerik. Sama seperti regresi berganda, dalam analisis Diskriminan peubah dependen hanya satu, sedangkan peubah independen banyak (multiple). Karena memiliki peubah dependen dan independen, analisis Diskriminan dapat digolongkan sebagai dependence technique. Analisis Diskriminan adalah teknik statistika untuk mengelompokkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang saling bebas dan tegas berdasarkan segugus peubah bebas. Analisis Diskriminan merupakan teknik yang akurat untuk memprediksi suatu objek termasuk ke kategori apa, dengan catatan data-data yang dilibatkan terjamin akurasinya.
  Apabila ada dua atau lebih  populasi telah diukur dalam beberapa karakter X1, X2,…, Xp, maka dapat dibangun fungsi linier tertentu dari pengukuran itu dimana fungsi itu merupakan fungsi pembeda (pemisah) terbaik bagi populasi-populasi yangdipelajari. Fungsi linier dibangun itu disebut sebagai fungsi Diskriminan (discriinant funtion). Prosedur analisis Diskriminan Menurut Simamora dalam Malhotra (2005), analisis Diskriminan terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) merumuskan masalah, (2) mengestimasi koefisien fungsi Diskriminan, (3) memastikan signifikansi determinan, (4) menginterpretasi hasil, dan (5) menguji signifikansi analisis Diskriminan

Monday, May 6, 2019

Tipologi Prosedur Analisis Isi (skripsi dan tesis)


Marten (1983:115) dengan menggunakan kriteria 'tujuan analitis' dan
'sarana analisis' mencoba mengusulkan sebuah tipologi prosedur analisis isi.
Dalam tipologi ini, komunikator, resipien, dan orientasi situasional masuk ke
dalam tujuan analitis, sedangkan tataran semiotik (secara membingungkan) masuk kedalam metode analisis
• Pada tingkat sintaktis, kami menemukan analisis dari unit
linguistik, seperti huruf, suku kata, kata atau kalimat dan
strukturnya, selama mereka benar-benar bersifat formal.
• Pada tingkat sintaktik-semantik, dilacak pengaruh struktur sintaktis
bagi pembentukan makna.
• Pada tingkat semantik, makna kata, kalimat, dan sebagainya akan
diteliti.
• Pada tingkat sintaktis-prakmatik, ada usaha untuk membenarkan
hubungan antara sintaksis dan efeks tekstualnya.
• Analisis semantik-pragmatik berusaha menghubungkan efek ini
dengan kalimat atau kata yang membawa makna tertentu.
• Terakhir, analisis pragmatik murni mencari struktur pragmatik
murni yang mengatur penerimaan teks.

Kerangka Metode Analisis Isi (skripsi dan tesis)


1. Penentuan Sampel
Ada kemungkinan (meski kecil) untuk dapat meneliti semua materi yang
relevan dengan sebuah permasalahan tertentu. Sebagai sebuah alternatif bagi
sebuah perlakuan total yang ideal, sampel bisa digunakan berdasarkan metode probabilitas dan dalam situasi sampel kuota tertentu juga (Marten 1983:280).  Holsti (1968:653) merekomendasikan suatu proses penyeleksian sampel dengan berbagai tahapan: (a) penyeleksian pengirim, (b) penyeleksian dokumen, dan (3) penyeleksian sebuah subset dokumen.
2. Unit Analisis
Unit-unit analisis merupakan komponen teks yang terkecil tempat
ditelitinya kejadian dan karakterisasi variabel-variabel (sifat,kategori). Oleh
karena sebuah teks tidak terdiri atas 'unit-unit yang alami', unit-unit tersebut harus dijelaskan pada tataran sintaktik atau semantik untuk setiap penyelidikan konkretnya (Harkner 1974:173): unit yang dijelaskan secara sintaktis, sebagai contoh, adalah tanda (kata), kalima teks lengkap, ruang (area) dan waktu; unit yang dijelaskan secara semantik umpama saja adalah orang, pernyataan dan unit makna.
Holsti (1968: 647) membedakan antara unit rekaman dan unit konteks: (a)
unit rekaman adalah unit tekstual terkecil tempat ditelitinyakejadian variabel; (b) unit konteks digunakan untuk menetapkan karakterisasi variabel-variabel, seperti perhitungan negatif atau positifnya.
3. Kategori dan Koding
Inti dan peranti utama analisis isi apa pun adalah sistem kategorinya:
setiap unit analisis harus dikodekan atau dengan kata lain, harus dialokasikan pada satu atau lebih kategori. Holsti (1868:645), mengikuti jejak Berelson (1852:147), merumuskan sebuah daftar jenis kategori yang bisa digunakan sebagai dasar untuk merancang suatu sistem kategori:
Subjek, tema : mengenai apa?
Arah : bagaimana tema itu ditangani?
Norma : apakah dasar yang digunakan untuk melakukan klasifikasi dan
evaluasinya?
Nilai : sikap, tujuan, dan keinginan apa yang diperlihatkan?
Alat : sarana apa yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan itu?
Ciri : ciri-ciri apakah yang digunakan untuk menggambarkan orang?
Aktor : siapa yang memprakarsai tindakan tertentu dan siapa yang
melaksanakan tindakan itu?
Otoritas : atas nama siapa pernyataan-pernyataan itu dibuat?
Asal muasal : dari mana asal komunikasi tersebut?
Sasaran : ditujukan kepada siapa komunikasi tersebut?
Tempat : di mana tindakan itu terjadi?
Konflik : apa penyebab konflik yang timbul? Siapa saja yang terlibat?
Seberapa kuat konflik tersebut?
Hasil : apakah konflik tersebut berakhir bahagia, tragis, atau tidak pasti?
Waktu : kapan terjadinya tindakan itu?
Bentuk atau jenis komunikasi : saluran komunikasi apa yang digunakan?
Bentuk pertanyaan : bentuk sintaksis dan gramatikal apa yang bisa
ditemukan?
Metode : metode propaganda atau retorika apa yang digunakan?
Daftar ini memperlihatkan kemiripan yang banyak dengan daftar
pertanyaan etnografis dan memperlihatkan bahwa analisis isi klasik tidaklah
membatasi dirinya semata-mata pada isi komunikatif yang eksplisit. Pertanyaanpertanyaan tersebut di atas tidak dijawab secara langsung dengan mengacu pada teks, namun membentuk dasar bagi pengembangan sebuah peranti, yakni sebuah skema kategori.

Tujuan metode analisis isi (skrispi dan tesis)


Tujuan yang ingin dicapai oleh metode analisis isi mungkin bisa dipahami
dengan mengacu pada sederet kutipan berikut, yang disusun sesuai dengan urutan kronologis:
Dalam analisis isi, kita memandang pernyataan dan tanda sebagai bahan
mentah yang harus diringkas agar bisa menghasilkan:
(1) dampak isi pada pembaca, atau (2) pengaruh kontrol terhadap isi. (Lasswell
1941, dikutip dari Lasswell 1946: 90).

Analisis Isi (skripsi dan tesis)


Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian analisis isi
deskriptif. Max Weber (dalam Eriyanto, 2013: 15) menuliskan bahwa analisis isi
adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks. Menurut Eriyanto (2010: 47) analisi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan atau seuatu teks tertentu. Desain analisis ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji hubungan diantara variabel.
Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan
karakteristik suatu pesan.
Dalam kajian Weber, ada beberapa langkah dalam analisis isi untuk
mengumpulkan data diantaranya:
1. Menetapkan unit terekam, hal ini sangat penting dalam proses
pengategorian data. Dalam metode ini dapat dilakukan dengan beberapa level:
- Kata, yaitu mengklasifikasi masing-masing kata
- Paragraf, kalau sumber daya manusia atau komputer yang
tersedia terbatas, peneliti dapat mereduksinya dengan melakukan
pengkodean berdasarkan paragraf. Namun hal ini sulit
mendapatkan hasil yang reliable karena cakupannya terlalu luas.
- Keseluruhan teks, hal ini dilakukan dalam pengecualian ketika
teks tersebut tidak terlalu banyak, seperti cerpen, headline berita,
dan berita koran.
2. Menetapkan kategori, ada dua tahap dalam menetapkan kategori.
Pertama kita harus mengetahui apakah hubungannya ekslusif (spesial). Kedua,
harus seberapa dekatkah hubungan antar unit dalam kategori.
3. Melakukan tes koding di teks sampel. Hal ini di upayakan agar tidak
ada ambiguitas dalam kategori. Tahapan ini juga digunakan untuk merevisi halhal yang tidak tepat dalam skema klasifikasi
4. Menilai akurasi atau reabilitas.
5. Merefisi aturan pengkodingan.
Validitas analisis isi memang sedikit berbeda dengan penelitian yang lain,
validitas ini bukan berarti menghubungkan dua variabel atau menghubungkan
teori, tetapi validitas disini merupakan skema klarifikasi atau gabungan
interpretasi yang menghubungkan isi penelitian dan sebab-sebabnya dalam
penelitian. Skema klarifikasi merupakan upaya penelitian yang pengkategorian pemilihan katanya bermakna sama atau berdekatan. Sehingga, pengkategorian kata dalam penelitian harus cermat dalam menangkap makna yang ada dalam isi. (Weber, 1990:30)
Analisis isi menurut Holsti (1968:601) merupakan sembarang teknik
penelitian yang ditujukan untuk membuat kesimpulan dengan cara
mengidentifikasi karakteristik tertentu pada pesan-pesan secara sistematis dan objektif. Menurut Lasswell 1946, analisis isi adalah sebuah model komunikasi  stimulus-respons yang tak diragukan lagi berorientasi behavioris yang mengemukakan bahwa hubungan antara pengirim, stimulus dan penerima bersifat simetris. Isi atau muatan dipandang sebagai hasil proses komunikasi yang distrukturkan sesuai dengan rumus klasik Lasswell: "Siapa berkata tentang apa, pada saluran mana, kepada siapa, dan dengan efek yang bagaimana".
Menurut arten (1983:45) pembahasan analisis isi yang lebih jauh memiliki
karakteristik-karakteristik berikut ini: struktur dan selektivitas proses-proses
komunikasi, perkembangan indikator yang dapat dideteksi dan teknik analisis
yang punya banyak variasi , kemajuan sistem notasi melalui inklusi domain nonverbal dan kemajuan dalam analisis data melalui paket analisis teks elektronik.
"Perdebatan panjang dan melelahkan dengan para linguis, yang stok pengetahuan
mengenai analisis teks dan klarifikasi teks yang mereka miliki telah sepenuhnya
diabaikan oleh analisis isi, secara berlahan akan terjadi juga. Pada dasarnya,
istilah analisis isi hanya mengacu pada metode-metode yang memusatkan
perhatian pada aspek-aspek isi teks yang bisa diperhitungkan dengan jelas dan
langsung dan sebagai sebuah perumusan bagi frekuensi relatif dan absolut kata
per teks atau unit permukaan.
a) Proses Analisis Isi
Proses analisis isi ada sembilan tahap, (Mayring 1988:42)
• Penentuan materi
• Analisis situasi tempat asal teks
• Pengarakteran materi secara formal
• Penentuan arah analisis
• Diferensiasi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab sesuai
dengan teori yang ada
• Penyeleksian teknik-teknik analitis (ringkasan, eksplikasi,
penataan)
• Pendefisian unit-unit analisis
• Analisis materi (ringkasan, eksplikasi, penataan)
• Interpretasi