Sunday, April 21, 2024

Alasan Memproduksi Produk Berkualitas

 


Menurut Suyadi Prawirosentono (2012:2-3) bahwa produk yang
berkualitas prima akan lebih atraktif untuk pelanggan sehingga dapat
meningkatkan volume penjualan. Akan tetapi terlebih dari itu produk
mempunyai kualitas yang penting sebagai berikut:
a. Pelanggan yang membeli produk dengan berdasarkan taraf. Pada
umumnya produk memiliki loyalitas produk yang lebih besar
dibandingkan dengan pelanggan yang hanya membeli berdasarkan
harga. Pelanggan akan membeli produk sesuai dengan mutu sampai
pelanggan tersebut sudah merasa tidak puas sebab ada produk yang
lebih bermutu. Akan tetapi jika produk selalu memperbaiki mutu
pelanggan akan selalu setia dan tetap membelinya. Berbeda dengan
pelanggan yang hanya mencari produk dengan harga yang lebih
murah apapun mereknya. Maka konsumen tersebut tidak memiliki
loyalitas produk.
b. Bersifat kontradiktif dengan cara berpikir bisnis tradisional, selain
memproduksi barang yang bermutu, secara otomatis akan lebih
mahal dibandingkan produk yang bermutu rendah. Banyak
perusahaan yang menemukan bahwa memproduksi suatu barang
yang bermutu tidak harus memiliki harga yag lebih mahal. Produk
yang menghasilkan mutu tinggi secara simultan meningkatkan
produktivitas, sebagai berikut mengurangi penggunaan bahan dan
mengurangi biaya.
c. Menjual barang yang tidak bermutu, kemungkinan banyak yang
akan menerima keluhan dan pengembalian barang dari konsumen
atau biaya yang untuk perbaikan menjadi lebih besar, selain
memperoleh citra yang tidak baik. Belum lagi kecelakaan yang
dialami konsumen pada produk tersebut yang mengakibatkan
pemakaian produk tersebut bernilai rendah. Mungkin pelanggan
akan meminta ganti rugi melalui pengadilan. Jadi berdasarkan dari
ketiga alas an tersebut bahwa memproduksi sebuah barang yang
memiliki mutu lebih tinggi lebih banyak memberikan keuntungan
untuk konsumen berbeda dibandingkan dengan produsen yang
menghasilkan produk bermutu rendah.

Tingkatan Produk

 


Menurut Sangadji (2013:15) terdapat lima tingkatan produk antara lain:

  1. Manfaat inti, adalah sebuah produk yang memiliki manfaat dasar dapat
    dikonsumsi oleh pelanggan. Seperti perusahaan perhotelan dengan
    menawarkan produk yang memiliki manfaat utamanya yaitu untuk
    istirahan dan tidur.
  2. Produk dasar, adalah suatu produk dalam bentuk dasar yang dapat
    dikonsumsi pelanggan. Seperti kain.
  3. Produk yang diharapkan merupakan serangkaian atribut produk serta
    suatu kondisi-kondisi yang biasa diinginkan dan diterima pelanggan
    saat mereka membeli suatu barang. Seperti baju, celana, sepatu, sandal,
    tas dan lain sebagainya.
  4. Produk yang ditingkatkan merupakan produk yang sudah dalam
    perubahan sedemikian rupa sehinggan barang yang ditawarkan berbeda
    dengan barang pesaing. Seperti sepatu merek Adidas, baju merek
    Gucci, celanan merek Levi’s, dan lain sebagainya.
  5. Produk potensial, adalah sebuah produk yang dialami perubahan
    bentuk di masa sekarang. Seperti, mobil klasik, emas, saham dan lain
    sebagainya.
    Menurut Kotler dalam Arumsari (2012:44), kebanyakan produk disediakan
    terdiri dari empat tingkatan kualitas sebagai berikut:
  6. Kualitas rendah
  7. Kualitas rata-rata sedang
  8. Kualitas baik
  9. Dan kualitas sangat baik

Dimensi Kualitas Produk

 


Menurut Tjiptono (2015:315) menjelaskan bahwa dimensi kualitas
produk ini meliputi 8 dimensi yang terdiri dari :

  1. Hasil kinerja (Performance)
    Merupakan karakteristik operasi pokok dari produk inti (core
    product) yang dibeli kinerja dari produk yang memberikan manfaat
    bagi konsumen yang mengkonsumsi sehingga konsumen dapat
    memperoleh manfaat dari produk yang telah dikonsumsi. Untuk setiap
    produk atau jasa, dimensi performance bisa berlainan tergantung pada
    functional value yang telah dijanjikan oleh perusahaan. Dalam bisnis
    makan, dimensi kinerja dapat dilihat dari rasa yang enak.
  2. Ciri-Ciri atau Keistimewaan Tambahan (Features)
    Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap dari produk ini
    keistimewaan tambahan produk juga dapat dijadikan ciri khas yang
    membedakan dengan produk pesaing yang sejenis. Ciri khas yang
    ditawarkan juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen
    terhada suatu produk.
  3. Keandalan (Raliability)
    Yaitu keandalan sebuah produk merupakan ukuran kemungkinan
    kecil terhadap suatu produk tidak akan rusak atau gagal. kerusakan
    tingkat risiko kerusakan produk, menentukan tingkat kepuasan
    konsumen yang diperoleh dari suatu produk. Semakin besar risiko yang
    diterima oleh konsumen terhadap produk, semakin kecil tingkat
    kepuasan yang diperoleh konsumen.
  4. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specfication)
    Yaitu kesesuaian kinerja dan kualitas produk dengan standar yang
    dinginkan oleh produsen yang sesuai dengan perencanaan perusahaan
    yang berarti produk-produk yang mayoritas sesuai dengan keinginan
    pelanggan. Pada dasarnya, setiap produk memiliki standar ataupun
    spesifikasi yang telah ditentukan. Karakteristik desain operasi
    memenuhi standar-sandar yang telah ditetapkan sebelumnya.
  5. Daya Tahan (Durability)
    Yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut bisa dapat
    digunakan dan dapat didefinisikan sebagai ukuran usia operasi produk
    yang diharapkan dalam kondisi normal
  6. Kemampuan melayani (Serviceability)
    Yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah
    direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan. Dapat
    didefinisikan apabila terjadi kerusakan atau gagal pada produk, maka
    dapat diartikan jika ada produk yang mengalami gagal atau rusak maka
    kesiapan dalam perbaikan produk tersebut diandalan sehingga
    konsumen tidak ada yang merasa dirugikan
  7. Estetika (Asthetics)
    Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera dapat dilihat dari
    bentuk fisik, warna, model atau desain, rasa, aroma dan lain-lain. Maka
    konsumen akan tertarik terhadap suatu produk ketika melihat tampilan
    awal.
  8. Kualitas yang Dirasakan (perceived quality)
    Yaitu persepsi konsumen terhadap kualitas produk atau
    keunggulan dari produk tersebut. Bilamana kurang memahami ciri-ciri
    produk yang dibeli maka konsumen akan mempersepsikan baik dari
    segi harga, merek dan negara pembuat.

Indikator Kualitas Produk

 


Terdapat beberapa tolak ukur kualitas produk menurut Kotler dan
Keller (2012:8), terdiri dari

  1. Bentuk yaitu sebuah produk dapat meliputi ukuran, atau struktur.
  2. Fitur yaitu melengkapi fungsi dasar produk.
  3. Penyesuaian yaitu menyesuaikan dengan keinginan konsumen.
  4. Kualitas kerja yaitu dimensi yang paling penting ketika perusahaan
    menerpkan sebuah model dam memberikan kualitas yang tinggi.
  5. Kualitas kesesuaian yaitu produkdi yang memenuhi spesifikasi yang
    dijanjikan
  6. Ketahanan yaitu ukuran atau umur suatu produk dalam kondisi biasa
    atau penuh tekanan
  7. Keandalan yaitu memngkinkan tidak mengalami kegagalan pada
    produk
  8. Kemudahan perbaikan yaitu kemudahan ketika produk tidak
    berfungsi
  9. Gaya yaitu penampilan dan rasa produk tersebut
  10. Desain yaitu mempengaruhi tampilan atau fungsi produk
    berdasarkan kebutuhan

Tujuan Produk

 


Menurut Oentoro (2012:111), tujuan produk yang diproduksi untuk
mencapai persaingan sebagai berikut:

  1. Fitur produk merupakan sebuah produk yang memiliki karakteristik
    sifat yang berbeda.
  2. Manfaat produk merupakan manfaat fitur produk bagi pelanggan.
  3. Desain produk merupakan fungsi produk yang mempunyai manfaat
    sesuai dengan kebutuhan, keinginan, serta harapan pelanggan.
  4. Kualitas produk merupakan spesifikasi produk yang sesuai dengan
    kinerja produk dan sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan harapan

Pengertian Kualitas Produk

 


Menurut Kotler dan Keller (2016:37) bahwa kualitas produk
merupakan suatu kemampuan produk dalam melakukan fungsi-fungsinya,
kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian, yang diperoleh
produk dengan secara keseluran. Perusahaan harus selalu meningkatkan
kualitas produk atau jasanya karena peningkatan kualitas produk bisa
membuat pelanggan merasa puas dengan produk atau jasa yang diberikan
dan akan mempengaruhi pelanggan untuk membeli kembali produk
tersebut.
Menurut Tjiptono (2015:105) bahwa definisi konvensional dari kualitas
merupakan performasi sebagai gambaran langsung dari suatu produk,
keandalan, mudah untuk digunakan, estetika dan sebagainya. Dalam arti
strategi, kualitas adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kebutuhan
konsumen sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
Menurut Arumsari (2012:45) bahwa kualitas produk adalah faktorfaktor yang terkandum dalam sebuah barang atau hasil yang meyebabkan
barang atau hasil yang cocok dengan tujuan barang yang diproduksi.
Menurut Ernawati (2019) bahwa kualitas produk adalah suatu faktor
penting yang mempengaruhi keputusan setiap pelanggan dalam membeli
sebuah produk. Semakin baik kualitas produk tersebut, maka akan semakin
meningkat minat konsumen yang ingin membeli produk tersebut.
Menurut Lesmana dan Ayu (2019) bahwa kualitas produk merupakan
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau
tenaga kerja serta lingkungan untuk memenuhi setiap konsumen.
Menurut Windarti dan Ibrahim (2017) bahwa kualitas produk
merupakan kesesuain kebutuhan dan keinginan pada setiap produk ke
dalam spesifikasi produk, kualitas produk adalah suatu kondisi yang
berhubungan dengan produk, jasa manusia dan lingkungan untuk memenuhi
harapan konsumen.
Agar mencapai kualitas produk yang diinginkan maka harus diperlukan
suatu standarisasi kualias. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar produk
yang dihasilkan bisa memenuhi sandar yang sudah ditetapkan sehingga
konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang
bersangkutan. Pengalaman pelanggan dalam membeli produk yang baik
atau buruk akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian
Kembali atau tidak. Oleh karena itu, pemain usaha harus mampu
menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen.
kebutuhan yan tidak dapat memenuhi harapan konsumen, haruslah cepat
ditanggapi oleh perusahaan, yaitu dengan upaya pengembangan produk
sesuai dengan harapan konsumen tersebut (Assauri, 2012:167)

Proses Keputusan Pembelian

 


Menurut Kotler dan Armstrong dalam Sangadji dan Sopiah (2013:36),
proses yang digunakan konsumen untuk mengambil keputusan pembelian
adalah sebagai berikut:

  1. Pengenalan Masalah (Problem Recognition)
    Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan
    keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau
    kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan
    keadaan yang diinginkan.
  2. Pencarian informasi (Information Search)
    Pencarian informasi merupakan tahap dalam proses pengambilan
    keputusan pembelian di mana konsumen telah tertarik untuk mencari
    lebih banyak informasi. Dalam hal ini, konsumen mungkin hanya
    meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi. Konsumen dapat
    memperoleh informasi dari sumber mana pun, misalnya:
    a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
    b. Sumber komersial: iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan.
    c. Sumber publik: media massa, organisasi penilai pelanggan.
    d. Sumber pengalaman: menangani, memeriksa dan menggunakan
    produk.
  3. Evaluasi Berbagai Alternatif (Alternative Evaluation)
    Evaluasi berbagai alternatif yaitu suatu tahap dalam proses pengambilan
    keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk
    mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan.
  4. Keputusan Pembelian (Purchase Desicion)
    Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
    keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk.
    Biasanya keputusan pembelian konsumen (purchase decision) adalah
    pembelian merek yang paling disukai.
  5. Perilaku Pasca Pembelian (Post-Purchase Behaviour)
    Perilaku pasca pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan
    keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut
    setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka
    rasakan. Hubungan antara harapan konsumen dengan kinerja yang
    dirasakan dari produk merupakan faktor yang menentukan apakah
    pembeli puas atau tidak. Jika harapan terpenuhi konsumen akan puas,
    jika harapan terlampaui konsumen akan sangat puas.