Wednesday, May 13, 2020

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi (skripsi dan tesis)

Menurut Simamora dalam Ramadhan (2013:12), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut: 1. Kinerja, dapat dikarakteristikan sebagai berikut:  Kemampuan produk untuk melaksanakan fungsi utama.  Karakteristik produk.  Kesesuaian dengan spesifikasi, mengenai seberapa dekat produk dengan spesifikasi yang dijanjikan. 2. Keandalan Merupakan konsistensi kinerja dari satu pembelian hingga ke pembelian berikutnya, dan persen waktu yang dimiliki untuk berfungsi dengan baik. 3. Ketahanan Kehidupan ekonomis akan suatu produk yang digunakan konsumen. 4. Pelayanan Suatu hal yang berhubungan dengan kemampuan memberikan layanan kepada pelanggan. 5. Hasil Akhir Hasil yang menunjukkan pada munculnya atau dirasakannya suatu kualitas

Proses Persepsi (skripsi dan tesis)

Menurut Philip Kotler dalam Ramadhan (2013:13), orang dapat memiliki persepsi berbeda atas objek yang sama karena ada tiga proses persepsi yaitu : 1. Perhatian selektif Pada dasarnya orang akan terlibat banyak rangsangan harian. Sebagian besar rangsangan akan disaring, karena seseorang tidak mungkin dapat menanggapi rangsangan-rangsangan ini. Proses ini disebut perhatian selektif. Perhatian selektif membuat pemasar harus bekerja keras untuk menarik perhatian konsumen. Pesan-pesan mereka akan terbuang pada orang-orang yang berada dalam pasar produk tertentu. Bahkan orang-orang yang berada dalam pasar mungkin tidak memperhatikan suatu pesan kecuali jika pesan itu menonjol dibandingkan rangsangan-rangsangan lain di sekitarnya.   2. Distorsi Selektif Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah informasi ke dalam pengertian pribadi dan menginterprestasikan informasi dengan cara yang akan mendukung pra-konsepsi mereka, bukannya yang menentang pra-konsepsi tersebut. Bahkan rangsangan yang telah mendapatkan perhatian konsumen, belum tentu berada di jalur yang diinginkan. 3. Ingatan Selektif Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari, tapi karena adanya ingatan selektif, orang akan cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk pesaing

Dimensi Persepsi Terhadap Produk (skripsi dan tesis)

Menurut Garvin dalam Ramadhan (2013:12), ada delapan dimensi persepsi seseorang terhadap produk, yaitu: 1. Dimensi Kinerja Produk (Performance) Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Hal ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk. 2. Dimensi Keterandalan Produk (Reliability) Keterandalan yaitu peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya. 3. Dimensi Fitur Produk (Feature) Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yng melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan. Idealnya, fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memiliki. 4. Dimensi Daya Tahan (Durability) Daya tahan menunjukkan usia produk, yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya  tahannya tentu semakin awet. Produk yang awet akan dipersepsikan lebih berkualitas dibanding produk yang cepat habis atau cepat diganti. 5. Dimensi Kesesuaian (Conformance) Adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti sesuai dengan standarnya. 6. Dimensi Kemampuan Diperbaiki (Service Ability) Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki: mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk yang tidak atau sulit diperbaiki. 7. Dimensi Keindahan Tampilan Produk (Aesthetic) Aesthetic atau keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya. Beberapa merek memperbarui wajahnya supaya lebih cantik dimata konsumen. 8. Dimensi Kualitas yang Dirasakan (Preceived Quality) Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding merek-merek yang tidak terkenal. Itulah sebabnya produk selalu berupaya membangun mereknya sehingga memiliki brand equity yang tinggi. Tentu saja ini tidak dapat dibangun dalam semalam karena menyangkut banyak aspek termasuk dimensi kualitas dari kinerja, fitur, daya tahan, dan sebagainya.

Pengertian Persepsi (skripsi dan tesis)

Menurut Kotler dalam Ramadhan (2013:10) menyatakan, “persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran yang memiliki arti”. Sedangkan menurut Schiffman & Kanuk (2008:137) dalam Permatasari (2013:20), “persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia”. Menurut Kotler & Keller dalam Fadila (2013:45) persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan dalam bentuk fisik, tetapi juga tergantung pada rangsangan yang ada disekitarnya dan kondisi yang ada pada seseorang dan persepsi lebih penting dibandingkan realitas dalam pemasaran, karena persepsi yang dapat mempengaruhi konsumen dalam berperilaku, selain itu orang bisa mempunyai persepsi yang berbeda atas objek yang sama.

Monday, May 11, 2020

Pengertian Perilaku Konsumen (skripsi dan tesis)


Menurut Engel, dkk dalam Sangadji dan Sopiah perilaku konsumen
adalah tindakan yang langsung terlibat dalam pemerolehan,
pengonsumsian, dan penghabisan produk/jasa, termasuk proses yang
mendahului dan menyusul tindakan ini
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard dalam Fadila dan Lestari
(2013:2), perilau konsumen merupakan tindakan – tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan
menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
Dari pengertian perilaku konsumen di atas dapat disimpulkan bahwa
perilaku konsumen berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan
pembelian atau keputusan untuk menggunakan suatu produk/jasa dalam
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

Dimensi – dimensi Persepsi Risiko (skripsi dan tesis)


Nalyi (2004) menyebutkan bahwa dalam melakukan pembelian
online, konsumen selalu berpikir mengenai setiap risiko jika mereka
membeli produk secara online. Persepsi risiko (perceived risk) dalam
konteks pembelian online memiliki banyak dimensi Dalam penelitian
ini, penulis mengambil dua dari tujuh dimensi risiko yang berdasarkan
penelitian sebelumnya oleh Ana Trihastuti (Pengaruh Dimensi-Dimensi
Persepsi Risiko Pembelian online terhadap Keputusan Pembelian: 2013).
Adapun ke dua dimensi persepsi risiko tersebut yaitu Risiko Sosial dan
Risiko Psikologis, hal ini dikarenakan pada penelitian sebelumnya kedua
dimensi persepsi risiko tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian secara online dibanding dimensi persepsi
risiko lainnya yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian secara online yaitu Risiko Keuangan, Risiko Produk, Risiko
Waktu, Risiko Keamanan,dan Risiko Privasi.
Risiko Keuangan menurut Masoud (2013) adalah persepsi bahwa
sejumlah uang tertentu bisa hilang atau diperlukan untuk membuat
produk bekerja dengan baik. Risiko Produk menurut Masoud (2013)
adalah persepsi bahwa kemungkinan produk tidak dapat bekerja sesuai
dengan yang diharapkan. Risiko Privasi menurut Nalyi (2004) mengukur
kekhawatiran konsumen tentang keamanan informasi pribadi. Risiko
sosial menurut Zhang et al (2012) merupakan potensi kerugian
pembagian status dalam kelompok sosial seseorang akibat pembelian
suatu produk/jasa. Risiko psikologis menurut Zhang et al (2012)
merupakan potensi kerugian self-esteem dari frustasi karena tujuan
membeli yang tidak tercapai. Risiko keamanan menurut Zhang et al
(2012) mengukur tingkat kredibilitas dan realibilitas website yang
digunakan penjual online, menurut Youn dalam Masoud (2013) risiko
keamanan dihubungkan dengan bagaimana perusahaan online menangani
informasi pribadi konsumen dan siapa saja yang bisa mengakses
informasi tersebut. Risiko waktu menurut Masoud (2013) adalah persepsi
bahwa waktu, kenyamanan atau usaha dapat sia – sia jika produk yang
dibeli harus diperbaiki atau diganti

Definisi Persepsi Risiko (skripsi dan tesis)


Persepsi resiko adalah ukuran sebelumnya manfaat yang dirasakan
dan kemudahan penggunaan yang dirasakan sebelum membeli produk
atau jasa, berdasarkan tujuan beli konsumen. Pride dan Ferrel dalam
Sangadji dan Sopiah (2013) menyatakan persepsi risiko merupakan bagian
dari faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian. Dua
alasan penting mengapa pelanggan tidak membeli produk atau jasa di
internet adalah masalah keamanan belanja online dan privasi informasi
pribadi. Menurut Lui dan Jamieson (2003) menyatakan tingkat risiko
dalam berbelanja secara online tergantung pada persepsi konsumen dalam
memperkirakan tinggi rendahnya risiko yang akan dialami ketika
menggunakan internet untuk berbelanja. Persepsi konsumen terhadap
resiko ini tingkatannya bervariasi dari rendah hingga tinggi, tergantung
dari faktor individual konsumen, produk, situasi dan faktor budaya.
Orang yang memiliki tingkat keinovasian tinggi dan mempunyai
keberanian dalam mengambil resiko, akan mempersepsikan risiko
pembelian produk tertentu lebih rendah dibandingkan konsumen yang
kurang bernai mengambil resiko dan inovatif untuk pembelian kategori
produk yang berbeda.
Suresh A. M. Dan Shashikala (2011) mengatakan dalam
penelitiannya tentang pengaruh persepsi akan resiko terhadap pembelian
secara online pada konsumen di India, mengatakan bahwa konsumen
memiliki persepsi resiko yang lebih tinggi ketika melakukan pembelian
secara online jika dibandingkan dengan ketika mereka melakukan
pembelian melalui toko secara langsung. Persepsi akan resiko inilah yang
kemudian mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian secara
online. Sebagai suatu konsep, resiko telah diteliti secara luas oleh banyak
penelitian dalam bidang perilaku konsumen serta diusulkan sebagai salah
satu konsep terpenting untuk memahami bagaimana konsumen
menentukan pilihan.