Sunday, December 31, 2023

Budaya Organisasi

 


Menurut Robbins dan Judge (2008) mengartikan budaya organisasi
sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang
membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Menurut Robbins dan
Judge (2008) budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para
anggota organisasi. Oleh karena itu, diharapkan bahwa individu individu yang
memiliki latar belakang berbeda atau berada pada tingkatan yang tidak sama
dalam organisasi dapat memahami budaya organisasi dengan pengertian yang
serupa.
Menurut Peter F Drucker dalam Tika (2009) berpendapat bahwa budaya
organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal
yang dalam pelaksanaannya di lakukan secara konsisten oleh suatu kelompok
yang kemudian di wariskan kepada anggota-anggota baru berbagai cara sebagai
cara yang tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terhadap masalahmasalah terkait. Menurut Sutrisno (2010) dapat didefinisikan tentang budaya
organisasi sebagai berikut : Budaya organisasi merupakan sistem nilai bersama
dalam suatu organisasi yang menentukan tingkatan bagaimana para pegawai
melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya beliau juga
mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu nilai-nilai yang menjadi pedoman
sumberdaya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha
penyesuaian integrasi dalam organisasi, sehingga masing-masing anggota
organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus
bertindak dan bertingkah laku.
Dalam pandangan Jeff Cartwright (1999:11) dalam Wibowo (2010),
budaya adalah penentu yang kuat dari keyakinan, sikap dan perilaku orang, dan
pengaruhnya dapat diukur melalui bagaimana orang termotivasi untuk merespons
pada lingkungan budaya mereka. Atas dasar itu, Carwright mendefinisikan
budaya sebagai sebuah kumpulan orang yang terorganisasi yang berbagi tujuan,
keyakinan dan nilai-nilai yang sama, dan dapat diukur dalam bentuk pengaruhnya
pada motivasi. Selanjutnya menurut Denision dalam Riani (2011) budaya
organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang merupakan
landasan bagi sistem dan praktek-praktek manajamen serta perilaku yang
meningkatkan dan menguatkan prinsip-prinsip tersebut.
Indikator budaya organisasi menurut Hofstede et al. (1993); Kolb et al.
(1999) dalam Jurnal Melina dan Intan (2012):

Saturday, December 30, 2023

Profitabilitas

 


Rasio profitabilitas yang sering digunakan sebagai pengukur
kinerja perusahaan, dalam hal ini profitabilitas di wakili oleh
ROE.Return on equity (ROE)menghitung kemampuan perusahaan
menghasilkan suatu laba bagi pemegang saham biasa, setelah
memperhitungkan bunga (biaya hutang) dan dividen saham preferen
(biaya saham preferen)(Army, 2013).
Kesuksesan atas investasi yang sedang berjalan atau sedang
dilakukan dapat menggambarkan kepada pasar bahwa perusahaan
mampu melaksanakan proyek-proyek selanjutnya, sehingga
perusahaan dapat dikategorikansedang tumbuh. Semakin besar nilai
ROE, maka perusahaan dianggap berprospek semakin
menguntungkan. Perusahaan yang perkembangannya cepat bahkan
maju biasanya mempunyai ROE yang tinggi.ROE yang tinggi
membuat harga saham dinilai tinggi. Dengan ROE yang tinggi berarti
tinggi pula earning perusahaan tersebut, sehingga harga saham
meningkat dan akan menyebabkan banyak investor yang berminat
untuk memilikinya (Army, 2013). Investor bersedia membeli saham
perusahaan yang memiliki ROE tinggi karena mereka mengharapkan
akan memperoleh aliran kas masuk yang lebih besar di masa
mendatang.Adanya ketidakpastian akan keuntungan yang diperoleh
dari pengembangan usaha yang dilakukan oleh perusahaan,
menimbulkan risiko bagi perusahaan. Semakin besar risiko
perusahaan akan menyebabkan saham perusahaan menjadi lebih
sensitifpada pasar sehingga nilai beta menjadi meningkat. Nilai beta
tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki risiko sistematis
yang tinggi. Sehingga, harga saham dipasar modal meningkat diiringi
dengan meningkatnya risiko sistematisnya karena beta merupakan
parameter yang mengukur perubahan terhadap harapan atas
pengembalian suatu investasi saham bila terjadi perubahan pada
pengembalian pasar (yang dikukur dengan indeks pasar).

Likuiditas

 


Likuiditas adalah kemampuansuatu perusahaan dalam melunasi
hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
perusahaan(Hanafi, 2014). Sedangkan menurut Dwiarti (2009)
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi. Suatu
bank dapat dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat
membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan,
giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua
permohonan kredit yang memang layak untuk dibiayai (Kasmir,
2012). Adapun penilitian likuiditas yang dimaksudkan oleh Bank
Indonesia menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP
tanggal 14 Desember 2001 penelitian likuiditas yang disyaratkan oleh
Bank Indonesia adalah dengan menggunakan loan to deposit ratio.
Rasio ini menggambarkanseberapa jauh simpanan dana pihak
ketiga digunakan untuk pemberian kreditjugasebagai pengukur
likuiditas suatu bank. RasioLDR digunakan untuk mengetahui dan
mengevaluasi seberapa jauh sebuah bankdikategorikan memiliki
kondisi yang sehat dalam menjalankan operasinal atau kegiatan
usahanya. Menurut Latumarissa dalam Nova, Ramantha, &
Wirakusuma (2014) Semakin kecil LDR bank semakin likuid karena
adanya banyak dana yang siap disalurkan. Masalah likuiditas menurut
Subanidja dalamSitompul (2017)adalah faktor yang memungkinkan
kebangkrutan perusahaan, karena perusahaan yang mengalami
kesulitan likuiditas pada akhirnya berkemungkinan besar akan
berujung pada berhentinyaaktivitas perusahaan. Oleh karena itu, bank
harus mempertahankan posisi likuiditasnya agar tetap berada pada
level yang aman sesuai dengan peraturan BI No. 12/119/PBI/2010
yang menyebutkan bahwa rasio LDR
100%.

Beta sebagai ukuran risiko sistematis

 


MenurutJogiyanto(2015), beta merupakan suatu pengukur
volatilitas dari return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap
return pasar.Penggunaan sebagai ukuran risikodidasari dari dua alasan
yakni:
a. Beta saham dapat dilihat dari koefisien beta yang diukur
dari slope yang diperoleh dari meregresikan kelebihan
keuntungan suatu saham dengan kelebihan keuntungan
portopolio pasar.
b. Beta relatif cukup stabil sehingga memungkinkan
penggunaan data historis sebagai prediktor ukuran beta di
masa yang akan datang.

Risiko Investasi

 


Pasar modal adalah wadah perkumpulan berbagai instrumen
keuangan dan terus mengalami perkembangan. Keberadaanpasar
modal dapat menciptakan usahawan-usahawan dengan cara
melakukan investasi atau pembelian saham di pasar modal. Investor
dalam berinvestasi tentuya selalu mengharapkan return semaksimal
mungkin dimasa yang mendatang dan tidak menginginkan adanya
risiko kegagalam atas investasinya, namun demikian dalam praktiknya
investasi tentunya tidak selalu sesuai harapan sehingga di perlukan
pengetahuan lebih mengenai risiko investasi untuk menunjang
keputusan yang akan dipilih investor.
Investor dalam berinvestasi pasti menghadapi dua masalah,
yaitu return(keuntungan) dan risiko (kemungkinan kegagalan). Dalam
upaya menentukan keputusan, investor akan selalu mencari portofolio
yang uptimun yang menawarkan return optimal dengan tingkat risiko
tertentu.
MenurutVan Horne & Wachowicz (2012), risiko adalah
Perbedaan antara imbal hasil aktual dengan imbal hasil yang di
harapkan. Salah satu faktor yang perlu mendaptkan perhatian khusus
dalam investasi adalah risiko, karena risiko pada setiap pilihan
investasi selalu terkandung didalamnya, dan inilah yang
mempengaruhi keuntungan investor yang kelak di dapatkan dimasa
mendatang.
MenurutHusnandalam Chairiyah (2013), terdapat dua kategori
risiko yaitu :

  1. Risiko sistematisadalah risiko yang mempengaruhi
    sekuritas secara keseluruhan (banyak perusahaan)
    sehingga tidak bisa dihilangkan meskipun telah
    dilakukannya tindakan diversifikasi atas portofolio.
  2. Risiko tidak sistematis adalahrisiko yang dapat
    mempengaruhi satu (sekelompok kecil) perusahaan.
    Risiko tidak sistematis dapat dihindari dengan cara
    melakukan tindakan diversifikasi atas portofolio.

Teori Portofolio

 Teori portofolio pertama kali di kenalkan secara formal oleh

Harry M. Markowitz di tahun 1950-an. Teori portofolio merupakan
teori yang berhubungan mengenai return ekspektasi portopolio dan
tingkat risiko portofolio yang dapat diterima, serta menunjukkan cara
pembentukan portofolio yang optimal.Secara umum risiko
bermungkinandapat dikurangkan dengan langkah membuat
serangkaian kombinasi beberapa surat berharga bentuk portofolio.
Jumlah sekuritas dalam satu portofolio terdiri dari beberapa sekuritas
sehingga memungkinkan investor akan timbal balik hasil pada
harapan yang maksimal dengan tingkat risiko relatif lebih rendah.
Seorang investor ketika mengambil keputusan berinvestasi melalui
mempertimbangkan antara risiko melekat pada tiap-tiap pilihan
alternatif investasi dengan keuntungannya.

Pasar Modal

 


Pasar modal yaitu sebagai tempat transaksi berkelebihan dengan
pihak yang membutuhkan dana(Susilo, 2009). Indikator kemajuan
perekonomian dari suatu Negara salah satunya tercermin dari pasar
modal dan telah menjadi instrumen yang penting bagi perkembangan
Negara bersangkutan.Dengan bergabung di pasar modal, perusahaan
akan lebih mudah mendapatkan dana untuk mendukung kegiatan
operasional perusahaan sehingga produktifitas akan meningatkan dan
juga meningkatkan kontribusi terhadap Negara.
Peran pasar modal salah satunya membuat pembeli dan penjual
agar tertarik untuk berpartisipasi dan aktif dalam kegiatan pasar
modal, Sifat likuid dan efisien itulah yang pasar modal harus
memilikinya (Jogiyanto, 2015). Jika dalam pasar modal terjadi
keadaan perusahaan dapat menjual saham dan investor dapat
mengalihkan dananya menjadi berupa saham dengan cepat maka dapat
dikatakan likuid, sedangkan nilai perusahaan yang dicerminkan dari
harga saham secara akurat, artinya pasar modal dapat di katakan
efisien.
Jika pasar modal memiliki kedua kriteria tersebut, penilaian
investor akan meningkat yangtercermin dari penilaian terhadap
kemajuan laba perusahaan dimasa mendatang.Terdapat lima
instrument keuangan yang di jual di pasar modal Susilo (2009)terdiri
dari:

  1. Saham (stock)
    Saham merupakan satu instrument keuangan terpopular
    dan juga instrumen investasi yang sering terpilih oleh
    investor karena saham dianggap mampu memberikan
    tingkat keunungan yang menarik.
  2. Surat utang (obligasi)
    Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang
    yang berisikanperjanjian dari pihak penerbit untuk
    membayar bunga dan melunasi hutang pokoknya pada
    periode tertentu yang telah ditentukan kepada pihak yang
    membeli obligasi tersebut yang dapat dipindah tangankan.
  3. Reksadana
    Reksadana diartikan sebagai sarana yang berguna guna
    pengumpulan dana yang selanjunya dialihkanberupa
    portofolio oleh manajer investasi.
  4. Sukuk ritel (obligasi syariah)
    Sukuk ritel merupakan instrument investasi berbentuk
    surat berharga Negara (sejenis obligasi) berbasis syariah.
  5. Instrumenderivative
    Derivative merupakan perjanjian yangmemiliki
    ketergantungan terhadap kinerja asset lain atas nilai atau
    peluang keuntungannya.