Saturday, January 2, 2021

Kelompok Teori Kreativitas dengan Pendekatan Kognitif (skripsi dan tesis)

 Pandangan teori dengan pendekatan kognitif (Guilford, 1967) cenderung menyatakan bahwa kreativitas pada dasarnya adalah fenomena mental yaitu terkait  dengan bagaimana orang memandang dan berpikir tentang hal-hal dan peristiwa sesuai dengan struktur kognitif dan gaya berpikirnya. 

1) Teori Struktur Intelek 
Menurut Guilford (1967), kreativitas merupakan salah satu kemampuan mental yang dalam model struktur intelek (SOI) model disebut berpikir divergen. Teori ini dikembangkan berdasar pendekatan psikometris dan analisis faktor tentang berbagai fungsi intelektual manusia (Vernon, 1987). Oleh Guilford dikatakan bahwa berpikir divergen diasumsikan sangat dekat dengan kreativitas karena kemungkinan untuk melihat suatu persoalan dalam perspektif baru menjadi sangat besar bila seseorang menggunakan pola dan kemampuan berpikir divergen. 
2) Teori Asosiasi 
Runco (2007) menyatakan bahwa teori asosiasi menekankan pada bagaimana beberapa ide digabungkan secara bersama. Dasar dari teori asosiasi ini menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan asosiasi dari berbagai gagasan, pengalaman, hukum-hukum frekuensi dan kekinian serta kejelasan. Dikatakan oleh Evans (1991) bahwa semakin sering, mutakhir dan jelas hubungan antara dua gagasan maka kemungkinan keduanya muncul bersamaan menjadi tinggi. Dengan kata lain suatu gagasan yang muncul akan diikuti oleh gagasan-gagasan selanjutnya. Runco (2007) menyatakan bahwa ketika pertama kali suatu ide muncul, bisa jadi itu bukanlah ide yang orisinil, tetapi ide yang orisinil biasanya ditemukan setelah individu menguras kemampuannya menghasilkan banyak ide. Sehingga oleh Weisberg (1995) dinyatakan bahwa banyaknya ide kreatif yang dihasilkan dan solusi mengenai informasi terkait ditransfer pada situasi baru yang dianalogikan pada situasi sebelumnya. Maka, analogi ilmiah dapat berupa analogi lokal (yaitu ketika satu bagian hal berkaitan dengan bagian hal lainnya), analogi regional (yaitu ketika suatu informasi diterapkan pada suatu kondisi atau kawasan berpikir tetapi ternyata juga tepat untuk diterapkan atau digunakan pada kawasan berpikir lainnya yang serupa dengan sebelumnya), dan terakhir analogi jangka panjang (yaitu ketika suatu sistem ditemukan atau dihasilkan dari suatu situasi atau kondisi atau kawasan berpikir tertentu tetapi dapat diterapkan pada situasi atau kondisi atau kawasan berpikir lain yang tidak serupa). 
3) Teori Gestalt 
Teori ini berpandangan bahwa kreativitas merupakan proses pembentukan totalitas dari pola-pola yang semula kurang terstruktur (Runco, 2007). Artinya, ketika seseorang menghadapi suatu hal yang tidak terstruktur, ia akan memahaminya sebagai suatu totalitas untuk mencapai kondisi terstruktur. Oleh karenanya kreativitas dalam teori Gestalt, dijelaskan mulai munculnya permasalahan bagi individu hingga tercapainya insight untuk mengatasi permasalahan tersebut. Insight sendiri dalam konsep Gestalt (dalam Runco, 2007) merupakan restructuring, yang mengandung makna menyusun ulang pemahaman akan suatu hal yang terpisah menjadi suatu hal yang menyatu sebagai suatu totalitas untuk mendapatkan pemecahan masalah atau solusi. 4) Teori Belahan Otak Sperry (1962) menemukan bahwa masing-masing belahan otak tersebut memiliki fungsi yang berbeda dalam berpikir dan mengingat, dimana belahan otak kiri lebih digunakan untuk berpikir secara logis, mengambil keputusan, berbicara dan penalaran matematik. Sementara, belahan otak kanan merupakan bagian otak yang menghasilkan impian, perasaan, visualisasi dan intuisi. Namun, menurut teori ini, kreativitas banyak melibatkan fungsi belahan otak kanan dibandingkan belahan kiri. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa kreativitas cenderung melibatkan pencarian gagasan baru yang seringkali melalui cara berpikir tidak logis atau imajinatif. 5) Teori Gelombang Elektrik Otak Ayan (1997) menyebutkan bahwa kreativitas dapat muncul ketika pikiran individu sedang dalam kondisi situasi rileks dari berbagai tugas rutin sehingga individu dapat memusatkan pikirannya melakukan perenungan secara mendalam. Oleh sebab itu dalam penelitian Lehrer (2012) dinyatakn bahwa kreativitas terkait dengan gelombang otak alpha, yaitu yang memungkinkan untuk terjadinya visualisasi (yang menurut peneliti sama dengan munculnya imajinasi dalam pikiran).

No comments:

Post a Comment