Aspek–aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun
fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam
menunjang peningkatan pelayanaan jasa produksi. Terutama dalam
hal perancangan ruang dan fasilitas akomodasi. Perlunya
memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun
fasilitas dalam dekade sekarang ini adalah merupakan sesuatu yang
tidak dapat ditunda lagi. Hal tersebut tidak akan terlepas dari
pembahasan mengenai ukurananthropometri tubuh operator maupun
penerapan data–data anthropometrinya.
Pengertian athropometri adalah studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia (Wignjosoebroto, 2008).
Pengertian Istilah antropometri berasal dari kata “anthro” = manusia
dan “metri” = ukuran. Secara definitif dapat dinyatakan sebagai satu
studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan
dimensi tubuh manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi
kelompok statistika dan ukuran persentil. Jika seratus orang berdiri
berjajar dari yang terkecil sampai terbesar dalam suatu urutan, hal ini
akan dapat diklasifikasikan dari 1 percentile sampai 100 percentile.
18
Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan
produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia
yang memakainya. Pemakaian data antropometri mengusahakan
semua alat disesuaikan dengan kemampuan manusia, bukan manusia
disesuaikan dengan alat. Penyusunan data Anthropometri perlu
memperhatikan variabilitas yang ada, sebab terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi ukuran tubuh manusia. Faktor-faktor tersebut
adalah :
a. Keacakan (Random)
Walau telah terdapat dalam suatu kelompok populasi yang
sudah jelas sama jenis kelamin, suku/ bangsa, kelompok usia dan
pekerjaannya, namun masih ada perbedaan yang cukup signifikan
antara berbagai macam masyarakat.
Distribusi frekuensi secara statistik dari dimensi kelompok anggota
masyarakaat jelas dapat dioprokasikan dengan menggunakan
distribusi normal, yaitu dengan menggunakan data persentil yang
telah diduga, jika mean (rata-rata) dan standart deviasi (SD) nya
telah dapat diestimasi.
b. Jenis kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar
dibandingkan dengan wanita, terkecuali untuk beberapa bagian
tubuh tertentu seperti pinggul, dan sebagainya.
c. Suku bangsa
Setiap suku, bangsa, ataupun kelompok ethnic memiliki
karakteristik fisik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dimensi
tubuh suku bangsa Negara Barat pada umumnya mempunyai
ukuran yang lebih besar daripada dimensi tubuh suku bangsa
negara Timur.
d. Jenis pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan tertentu menurut adanya persyaratan
dalam seleksi karyawan/ stafnya. Seperti misalnya : buruh
dermaga/ pelabuhan adalah harusmempunyai postur tubuh yang
19
relatif lebih besar dibanding dengan karyawan perkantoran pada
umumnya. Apalagi jika dibanding dengan jenis pekerjaan militer.
e. Usia
Ukuran tubuh manusia berkembang dari saat lahir sampai
sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Setelah itu,
tidak lagi akan terjadi pertumbuhan bahkan justru akan cenderung
berubah menjadi pertumbuhan menurun ataupun penyusutan yang
dimulai sekitar umur 40 tahun.
f. Pakaian
Hal ini juga merupakan sumber variabilitas yang disebabkan
oleh bervariasinya iklim/ musim yang berbeda dari satu tempat
ketempat yang lainnya terutama untuk daerah dengan empat
musim. Misalnya pada waktu musim dingin manusia akan
memakai pakaian yang relatif lebih tebal dan ukuran yang relatif
lebih besar.
g. Faktor kehamilan pada wanita
Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan
yang berarti dibanding dengan wanita yang tidak hamil.
h. Cacat tubuh secara fisik
Suatu perkembangan yang menggembirakan pada dekade
terakhir yaitu dengan diberikanya skala prioritas pada rancangan
bangun fasilitas akomodasi, untuk para penderita cacat tubuh
secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan
“kesamaan” dalam penggunaan jasa dari ilmu ergonomi didalam
pelayanaan untuk masyarakat. Masalah yang sering timbul
misalnya: keterbatasan jarak jangkauan, dibutuhkan ruang kaki
(knee space) untuk desain meja kerja, jalur khusus untuk keluar
masuk perkantoran, kampus, hotel, restoran, super market dan lainlain. (Nurmianto, 2004)
i. Posisi tubuh (posture)
Sikap ataupun posisi tubuh berpengaruh terhadap ukuran
20
tubuh; oleh karena itu posisi tubuh standar harus diterapkan untuk
survei pengukuran. Berkaitan dengan posisi tubuh manusia,
anthropometri dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Anthropometri statis (structural body dimensions)
Anthropometri statis adalah pengukuran manusia pada
posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Anthropometri
statis disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh dimana
tubuh diukur dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak
(tetap tegak sempurna). Dimensi tubuh yang diukur dalam
anthropometri statis ini meliputi antara lain berat badan, tinggi
tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, ukuran kepala,
tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang
lengan, dan sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan
percentile tertentu seperti 5-th percentile, 50-th percentile dan
95-th percentile. Untuk itu, dibutuhkan metode pengukuran
tertentu agar hasil pengukuran cukup representatif.
2. Anthropometri dinamis (functional body dimension)
Anthropometri dinamis adalah pengukuran keadaan
dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau
memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat
manusia melaksanakan kegiatannya. Hasil yang diperoleh
merupakan ukuran tubuh yang berkaitan erat dengan gerakangerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu. Anthropometri dalam posisi tubuh
melaksanakan fungsinya yang dinamis banyak diaplikasikan
dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja.
Terdapat tiga kelas pengukuran anthropometri dinamis, yaitu:
N( x ,sX).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri
akan menentukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang
berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.
21
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan
dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka
prinsip–prinsip yang harus diambil didalam aplikasi data
anthropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu antara lain :
A. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang
ekstrim.
Disini perancangan produk dibuat agar dapat memenuhi 2
sasaran produk yaitu :
Bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti
klasifikasi ekstrim
Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada)
B. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara
rentang tertentu.
Disini rancangan bisa diubah–ubah ukurannya sehingga
cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki
berbagai macam ukuran tubuh, contoh yang paling umum dijumpai
adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya
bisa digeser maju mundur dan sudut sandarannya bisa diubah–ubah
sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk
mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini, maka data
anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang 5 –
95 persentil.
C. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata–rata.
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata–
rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini
justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukuran rata–rata.
Disini produk dirancang dan dibuat untuk mereka yang berukuran
sekitar rata–rata, sedangkan mereka yang memiliki ukuran ekstrim
akan dibuatkan rancangan sendiri. (Ginting Rosnani, 2010).
22
Berkaitan dengan aplikasi data anthropometri yang diperlukan
dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada
beberapa langkah dalam pembuatannya :
a. Terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh mana yang nantinya
akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
b. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan
tersebut.
c. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan
menjadi target utama pemakai produk tersebut. Hal ini lazim dikenal
sebagai market segmentation seperti produk mainan untuk anak–anak,
peralatan rumah tangga untuk wanita, dan lain–lain.
d. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan
tersebut untuk ukuran individu ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel
ataukah ukuran rata–rata.
e. Pilih persentase populasi yang harus diikuti, 5, 50, 95, ataukah nilai
persentil lain yang dikehendaki.
f. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya
tetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.
Aplikasikan data tersebut dan tambahkan factor kelonggaran (allowance)
bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat factor tebalnya
pakaian yang harus dikenakan operator, pemakaian sarung tangan
(Glove), dan lain – lain. (Ginting Rosnani, 2010)