Sunday, October 17, 2021

Tahapan AHP (skripsi dan tesis)

 


Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
(Kadarsyah Suryadi dan Ali Ramdhani, 1998) :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
Dalam tahap ini kita berusaha menentukan masalah yang akan
kita pecahkan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Dari
masalah yang ada kita coba tentukan solusi yang mungkin cocok
bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah
lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya kita kembangkan lebih
lanjut dalam tahap berikutnya.
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan utama.
Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan
disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu kriteriakriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai
alternatif yang kita berikan dan menentukan alternatif tersebut.
Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda. Hirarki
dilanjutkan dengan sub kriteria (jika mungkin diperlukan).
3. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau
kriteria yang setingkat di atasnya
Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki
kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi,mendapatkan informasi
lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang
mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara
keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan
matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu
mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan
judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat
kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk
memulai proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria
dari level paling atas hirarki misalnya K dan kemudian dari level di
bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan misalnya
E1,E2,E3,E4,E5.
4. Melakukan mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga
diperoleh jumlah penilaian seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah,
dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.
Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan
berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan
tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam
matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil
perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima
dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan
tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang
dibandingkan. Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan
maknanya yang diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat di bawah.
Intensitas Kepentingan
1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai
pengaruh yang sama besar.
3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga
lainnya, pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu
elemen dibandingkan elemen yang lainnya.
5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya,
Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu
elemen dibandingkan elemen yang lainnya.
7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen
lainnya, Satu elemen yang kuat disokong dandominan terlihat
dalam praktek.
9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti
yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain
memeliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin
menguatkan.
2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan
yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di
antara 2 pilihan Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu
angka dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai nilai
kebalikannya dibanding dengan i
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya.
Jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.
6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan
berpasangan yang merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan
prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai
mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara
menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks,membagi setiap nilai
dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk
memperoleh normalisasi matriks, dan menjumlahkan nilai-nilai
dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk
mendapatkan rata-rata.
8. Memeriksa konsistensi hirarki.
Tahapan ini diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan
melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah
yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang
mendekati valid. Walaupun sulit untuk mencapai yang sempurna,
rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan 10 %

No comments:

Post a Comment