Sunday, October 24, 2021

Dimensi Kepercayaan Konsumen (skripsi dan tesis)

 


Rawlin (dalam Prianso, 2017:123) menyatakan bahwa penelitian yang
dilakukan lebih dari 40 tahun tetang kepercayaan, telah menghasilkan dimensi yang
dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran kepercayaan, yaitu:
1. Kepuasan
Organisasi bisnis perlu berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi
konsumennya agar apa yang diharapkan oleh konsumen sesuai dengan
kenyataan yang mereka rasakan, sehingga konsumen puas dan akan membentuk
pengalaman konsumen yang positif. Kepuasan konsumen merupakan variabel
mediator yang menghubungkan variabel kualitas layanan, kepercayaan dan
kesetiaan konsumen.
2. Skala Interpersonal (Interpesonal Scale)
Dalam skala interpersonal diukur mengenai hubungan interpersonal, yaitu
hubungan satu individu dengan individu lain yang ada di lingkungannya dengan
baik. Hubungan interpersonal juga dapat dipahami sebagai hubungan baik
antara organisasi bisnis dengan konsumen. 
3. Terpercaya (Trustworthiness)
Terpercaya berkenaan dengan kepercayaan konsumen pada kebaikan
kemampuan, kejujuran, integrasi keandalan dan ketulusan dalam pelayanan
yang diberikan
4. Hasil Kepercayaan (Out Comes of Trust)
Kepercayaan berkaitan dengan tindakan, bukan hanya berhubungan dengan
kognitif maupun afeksi konsumen. Kepercayaan harus menimbulkan perilaku
loyalitas konsumen sehingga terus menererus melakukan pembelian ulang

Pengertian Kepercayaan Konsumen (skripsi dan tesis)

 


Kepercayaan adalah sebuah harapan yang dipegang oleh individu atau
sebuah kelompok ketika perkataan, janji, pernyataan lisan atau tulisan dari individu
atau kelompok lainnya dapat diwujudkan (Rotter dalam Priansa, 2017) 
Menurut Kotler dan Keller (2016:231) kepercayaan adalah kemauan
perusahaan untuk mengandalkan mitra bisnis.
Sedangkan menurut Siagian dan Cahyono (2014) kepercayaan merupakan
sebuah keyakinan dari salah satu pihak mengenai maksud dan perilaku yang
ditujukan kepada pihak yang lainnya.

Peran Harga dalam Proses Pengambilan Keputusan Konsumen (skripsi dan tesis)

 


Menurut Malau (2018:148) Harga memiliki dua peranan utama dalam
proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu:
1. Peranan Alokasi dari Harga
Peranan alokasi dari harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang
diharapkan berdasarkan daya belinya
2. Peranan Informasi dari Harga
Peranan informasi dari harga yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen
mengenai faktor-faktor produk seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk
atau manfaatnya secara objektif

Indikator Harga (skripsi dan tesis)

 


Menurut Kotler dan Armstrong (2012: 318), menjelaskan ada empat ukuran
yang dapat mencirikan harga, yaitu:
a. Keterjangkaun Harga
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek
harganya juga berbeda dari yang termurah sampai termahal.
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen. Orang
sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena
mereka melihat adanya perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi
orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
c. Kesesuaian harga dengan manfaat
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang
dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk
mendapatkannya. Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil
dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa
produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk
melakukan pembelian ulang.  
d. Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk
lainnya, dalam hal ini mahal murahnya suatu produk sangat
dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli produk
tersebut.

Metode Penetapan Harga (skripsi dan tesis)

 


Metode penetapan harga menurut Kotler dan Keller (2016:497) diantaranya
sebagai berikut: 
1. Penetapan harga mark up (Markup Pricing)
Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah markup standar
ke biaya produk. Markup biasanya lebih tinggi pada barang-barang musiman
(untuk menutup risiko tidak terjual), barang-barang khusus, barang-barang
yang pergerakannya lambat, barang-barang dengan biaya penyimpanan dan
penanganan tinggi dan barang yang inelastic terhadap permintaan. Penetapan
metode markup ini tidak selamanya masuk akal, namun penetapan harga
markup tetap popular. Berikut alasannya:
a. Penjual dapat menentukan biaya jauh lebih mudah daripada
memperkirakan permintaan. Dengan mengaitkan harga terhadap biaya,
penjual menyederhanakan tugas penetapan harga.
b. Ketika semua perusahaan dalam industry menggunakan metode penetapan
harga ini, harga cenderung sama dan persaingan harga terminimalisasi.
c. Banyak orang merasa bahwa penetapan harga biaya-plus lebih adil bagi
pembeli maupun penjual. Penjual tidak memanfaatkan pembeli ketika
permintaan pembeli menjadi tinggi dan penjual menghasilkan tingkat
pengembalian investasi yang wajar.
2. Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran (Target – Return Pricing)
Dalam penetapan harga tingkat pengembalian sasaran, perusahaan
menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas
investasi sasarannya (ROI) 
3. Penetapan harga nilai anggapan (Perceived – Value Pricing)
Saat ini semakin banyak jumlah perusahaan yang mendasarkan harga mereka
pada nilai anggapan pelanggan. Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen,
seperti citra pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari
saluran, kualitas jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang
dominan seperti reputasi pemasok, kepercayaan dan harga diri. Kunci bagi
penetapan harga nilai anggapan adalah menghantarkan lebih banyak nilai
dibandingkan pesaing dan mendemonstrasikannya ke pembeli prospektif.
4. Penetapan harga nilai (Value Pricing)
Beberapa perusahaan telah menggunakan metode penetapan harga nilai.
Mereka memenangkan pelanggan setia dengan mengenakan harga yang cukup
rendah untuk penawaran berkualitas tinggi. Karena itu penetapan harga nilai
bukan masalah menetapkan harga murah saja tetapi juga masalah merekayasa
ulang operasi perusahaan agar menjadi produsen biaya murah tanpa
mengorbankan kualitas untuk menarik sejumlah besar pelanggan yang sadar
nilai
5. Penetapan harga murah setiap hari (ELDP: Everyday Low Pricing)
Pengecer yang berpegang pada kebijakan harga ELDP mengenakan harga
murah yang konstan dengan sedikit atau tanpa promosi harga dan penjualan
khusus. Harga konstan ini menghilangkan ketidakpastian harga minggu ke
minggu dan penetapan harga “tinggi-rendah” dari pesaing yang berorientasi
promosi. 
6. Penetapan Harga Going Rate
Dalam penetapan harga going rate, perusahaan mendasarkan sebagian besar
harganya pada harga pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal atau
lebih murah dibandingkan harga pesaing utama. Perusahaan yang lebih kecil
“mengikuti sang pemimpin”, mengubah hara mereka ketika pemimpin besar
berubah dan bukan pada saat permintaan atau biaya mereka sendiri berubah.
7. Penetapan harga jenis lelang (Auction – Type Pricing)
Penetapan harga jenis lelang tumbuh semakin popular, terutama dengan
pertumbuhan teknologi semacam internet. Salah satu tujuan lelang yang utama
adalah membuang persediaan berlebih atau barang bekas. Perusahaan harus
menyadari tiga jenis lelang utama dan prosedur penetapan harga terpisah
mereka.
a. Lelang Inggris (tawaran meningkat) satu penjual dan banyak pembeli.
Lelang inggris digunakan saat ini untuk menjual barang-barang antic,
ternak, real estat, serta peralatan dan kendaraan bekas.
b. Lelang Belanda (tawaran menurun) satu penjual dan banyak pembeli atau
satu pembeli dan banyak penjual. Pada jenis pertama, pelelang
mengumumkan harga tinggi untuk sebuah produk dan perlahan-lahan
menurunkan harga sampai penawar menerima harga tersebut. Dalam jenis
yang kedua, pembeli mengumumkan sesuatu yang ingin ia beli dan penjual
potensial bersaing untuk mendapatkan penjualan tersebut dengan harga
terendah. 
c. Lelang tender tertutup adalah lelang dimana pemasok hanya dapat
memberikan satu penawaran dan tidak dapat mengetahui penawaran lain.

Tujuan Penetapan Harga (skripsi dan tesis)

 


Menurut Malau (2016:148) tujuan penetapan harga diklasifikasikan ke
dalam beberapa kelompok yaitu:
1. Tujuan Berorientasi pada Laba
Tingkat laba yang sesuai atau pantas sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target
laba yang biasa digunakan, yaitu target marjin dan target ROI (Return on
Investment).
2. Tujuan Volume
Tujuan pada volume tertentu atau volume pricing objective yaitu harga
ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau
pangsa pasar.
3. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (Image) perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga yang tinggi untuk membentuk atau 
mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan
untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya dengan
memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu
wilayah tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah
bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran
produk yang ditawarkan perusahaan.
4. Tujuan Stabilitas Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan
pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan
stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi).
Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga
pemimpin industri (industri leader).
5. Tujuan-Tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang atau
menghindari campur tangan pemerintah.

Pengertian Harga (skripsi dan tesis)

 


Harga menjadi salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan
pangsa pasar dan keuntungan suatu perusahaan. Harga menurut Abubakar
(2018:40) adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk
mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna memenuhi kebutuhan dan
keinginannya. Definisi Harga menurut Alma (2018:171) adalah nilai suatu barang
yang dinyatakan dengan uang. Sedangkan definisi lain tentang harga dikemukakan
oleh Solomon et al, (2018:292) bahwa harga adalah penetapan nilai, atau jumlah
yang harus ditukar konsumen untuk menerima penawaran atau produk.