Friday, May 26, 2023

Pengertian Pemasaran

 


Pemasaran merupakan suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntngkan
organisasi/perusahaan dan pemangku kepentingan (Kotler dan Keller, 2009:5).
Mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial, adalah salah satu
definisi yang baik dan singkat dari pemasaran memenuhi kebutuhan dengan cara
memenuhi kebutuhan dengan cara mengunungkan (Kotler dan Keller, 2009:5).
Pemasaran ialah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan,
dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta
mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau
klien dari produsen (Cannon, Perreault dan McCarthy, 2008:8). 

Pengertian Manajemen

 


Manajemen merupakan kegiatan yang di lakukan oleh sebuah organisasi untuk
mengurus, melaksanakan dan mengelola kegiatan yang di lakukan oleh organisasi
atau perusahaan. Manajemen sebagai suatu proses khas yang terdiri atas tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang di lakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tentukan melalui
pemanfaatan sumber daya menusia dan sumber daya lainnya.  
Menurut Atik dan Ratmito (2012:1) manajemen adalah suatu seni dalam ilmu
pengarahan, penyusunan, pengawasan dan perencanaan yang di lakukan untuk
mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan. Adapun pendapat dari Terry dalam
Afifudin (2013:5) menyatakan bahwa manajemen ialah proses dasar yang dapat
berupa suatu tindakan dalam perencanaan, pengendalian, penggerakan dan
pengorganisasian untuk menetukan sasaran yang akan di manfaatkan baik dari
sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya

 Pengertian Bisnis Online

 


Bisnis online adalah Sebuah kegiatan berbisnis yang di lakukan secara online.
Bisnis menurut kamus bahasa indonesia adalah usaha komersial dalam dunia
perdagangan, sedangkan online bisa di artikan sebagai usaha komersial dalam dunia
perdagangan yang di lakukan di dalam jaringan. Adapun jaringan yang di maksud
adalah jaringan internet (Husnan dan Creativity, 2015:1).
Bisnis online merupakan lahan bisnis yang tidak terbatas. Praktis setiap
pengguna atau pelaku bisnis menggunakan media internet, karena setiap hal yang
mereka lakukan tidak memerlukan usaha yang memeras tenaga dan waktu (Buana,
2008:7).

Indikator Keputusan Pembelian

 


Adapun indikator keputusan pembelian menurut Kotler dan Amstrong
(2012:25), terdiri dari:
1) Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian di mulai dengan pengenalan kebutuhn (need recognition),
pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan.
2) Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau
mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada
di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian.
3) Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif (alternative evaluation) yaitu bagaimana konsumen
memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek.
4) Keputusan pembelian
Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah membeli merek
yang paling di sukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan
keputusan pembelian.

Proses Keputusan Pembelian

 


Bagi konsumen sebenarnya pembelian bukan hanya satu tindakan saja, namun
terdiri dari beberapa tindakan yang satu sama lainnya saling berkaitan (Kotler dan
Amstrong, 2017:24-27) menyatakan bahwa dimensi keputusan pembelian terdiri
dari:
1) Pilihan produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Perusahaan harus memusatkan
perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta
alternatif yang mereka pertimbangkan.
27
a) Keunggulan produk
Berupa tingkat kualitas yang di harapkan oleh konsumen pada produk yang di
butuhkan dari berbagai pilihan produk.
b) Manfaat produk
Berupa tingkat kegunaan yang dapat di rasakan oleh konsumen pada tiap
pilihan produk dalm memenuhi kebutuhannya.
c) Pemilihan produk
Berupa pilihan konsumen pada produk yang di belinya, sesuai dengan kualitas
yang di inginkan dan manfaat yang akan di perolehnya.
2) Pilihan merek
Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan di beli. Setiap merek
memiliki perbedaan-perbedaan sendiri. Dalam hal ini, perusahaan harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek, apakah berdasarkan
ketertarikan, kebiasaan, atau kesesuaian.
a) Ketertarikan pada merek
Berupa ketertarikan pada citra merek yang telah melekat pada produk yang di
butuhkan.
b) Kebiasaan merek
Konsumen memilih produk yang di belinya dengan merek tertentu, karena
telah biasa menggunakan merek tersebut pada produk yang di putuskan untuk di
belinya. 
c) Kesesuaian harga
Konsumen selalu mempertimbangkan harga yang sesuai dengan kualitas dan
manfaat produk. Jika sebuah produk dengan citra merek yang baik, kualitas bagus
dan manfaatnya besar, maka konsumen akan rela mengeluarkan biaya tinggi untuk
mendapatkan produk tersebut.
3) Pilihan saluran pembelian
Konsumen dalam mengambil keputusan memiliki banyak cara dalam
menentukan penyalur, misalnya melihat dari faktor lokasi, harga, persediaan barang
yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keluasan tempat dan banyak lagi lainnya.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen untuk memilih penyalur:
a) Pelayanan yang di berikan
Pelayanan yang baik serta kenyamanan yang di berikan oleh distributor
ataupun pengecer pada konsumen, membuat konsumen akan selalu memilih lokasi
tersebut untuk membeli produk yang di butuhkan.
b) Kemudahan untuk mendapatkannya
Konsumen akan merasa lebih nyaman , kalau lokasi pendistribusian mudah di
jangkau dalam waktu yang singkat dan menyediakan barang yang di butuhkan.
c) Persediaan barang
Kebutuhan dan keinginan konsumen pada suatu produk tidak bisa di pastikan,
namun persediaan barang yang memadai pada penyalur akan membuat konsumen
memilih untuk melakukan pembelian di tempat itu. 
4) Waktu pembelian
Keputusan pembelian dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda,
misal: ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali, tiga
minggu sekali dan sebagainya.
a) Kesesuaian dengan kebutuhan
Ketika seseorang merasa mambutuhkan sesuatu dan merasa perlu melakukan
pembelian, maka ia akan melakukan pembelian.
b) Keuntungan yang di rasakan
Ketika konsumen memenuhi kebutuhannya pada sebuah produk dan pada saat
tertentu, maka saat itu konsumen akan merasakan keuntungan yang sesuai
kebutuhannya melalui produk yang di belinya.
c) Alasan pembelian
Setiap produk selalu memiliki alasan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
pada saat ia membutuhkannya.
5) Jumlah pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang
hendak di belinya pada suatu saat.
a) Keputusan jumlah pembelian
Selain keputusan pada suatu pilihan merek yang di ambil konsumen, konsumen
juga dapat menentukan jumlah produk yang akan di belinya sesuai kebutuhan.
b) Keputusan pembelian untuk persediaan 
Konsumen membeli produk selain untuk memenuhi kebutuhannya, juga
melakukan beberapa tindakan persiapan dengan sejumlah persediaan produk untuk
beberapa waktu kedepan.

Pengertian Keputusan Pembelian

 


Proses pengintregasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu di
antaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini ialah suatu pilihan yang di sajikan
secara keinginan berperilaku (Setiadi, 2013:342). Keputusan pembelian ialah
sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi
mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing- 
masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian
mengarah kepada keputusan pembelian (Tjiptono, 2009:115).
Berdasarkan (Kotler, 2009:177) konsumen mengambil banyak keputusan
membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli
konsumen secara rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang di beli
konsumen, bagaimana dan berapa banyak membeli, serta mengapa meraka
membeli. Adapun dalam hal ini, keputusan pembelian yang di maksud dapat berupa
keputusan untuk melakukan pembelian, kepuasan setelah melakukan pembelian,
serta kegiatan dalam melakukan pembelian ulang

Strategi Penetapan Harga

 


Penetapan harga merupakan bagian dari strategi pemasaran yang menentukan
terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli. Transaksi hanya akan terjadi bila
harga yang di tetapkan pada sebuah produk di sepakati. Jadi, perusahaan yang
mampu dengan jitu menetapkan harga tentunya akan mendapatkan hasil pemasaran
yang memuaskan (Triton, 2008:181). Menetapkan satu harga untuk semua pembeli
adalah ide yang relatif modern yang timbul bersama perkembangan perdagangan
eceran skala besar pada akhir abad kesembilan belas (Kotler dan Keller, 2009:68). 
Penetapan harga sebagai perencanaan pemasaran akan menetukan posisi
produk di suatu pasar serta laba yang dapat di hasilkan oleh produk tersebut. Untuk
produk baru dapat di terapkan harga penetrasi, yakni harga awal rendah untuk
menarik minat pembeli, atau harga mengapung (price skimming), yakni harga awal
tinggi karena produknya di anggap berbeda dengan produk yang telah ada di pasar.
Untuk produk yang telah beredar dapat di terapkan harga di bawah harga pasar bila
kualitas produk memadai, di atas harga pasar bila kualitas produk lebih baik, pada
harga pasar inilah kualitas produk sama tetapi lokasi usaha lebih strategis dan
keampuan promosi lebih baik.
Strategi penentuan harga yang mempegaruhi psikologis konsumen ialah:
1) Prestige pricing (harga prestis): menetapkan harga yang tinggi demi
membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya di pakai untuk
produk shopping dan specially. Contoh roll royce, rolex, guess, prada dan lain
sebagainya.
2) Odd pricing (harga ganjil): menetapkan harga ganjil atau sedikit dibawah harga
yang telah di tentukan dengan tujuan agar pembeli secara psikologis mengira
produk yang akan di beli lebih murah.
3) Multiple-unit pricing (harga rabat): memberikan potongan harga tertentu
apabila konsumen membeli produk dalam jumlah banyak.
4) Price lining (harga lini): memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini
produk yang berbeda. Contoh bioskop 21 memberikan harga standar untuk
konsumen standar dan mengenakan harga lebih mahal untuk jenis premier.
(Oentoro, 2012:217).