Tuesday, December 25, 2018

Biaya.(skripsi dan tesis)



Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin akan terjadi untuk maksud tertentu. Dalam arti sempit biaya merupakan pengorbanan ekonomis untuk memperoleh aktiva (Moelyadi, 1992)
Biaya merupakan pengorbanan ekonomi yang dibuat untuk memperoelh barang atau jasa. Dengan kata lain biaya merupakan harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi. Besarnya diukur dalam satuan moneter (Supriyono, 1999).
Dari ke dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah :
  1. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi.
  2. Pengorbanan dimaksudkan untuk tujuan tertentu.
  3. Pengorbanan menyangkut masa depan dan masa lalu.
  4. Besarnya pengornbanana diukur dalam satuan moneter.
  5. Pengorbanana dilakukan secara sengaja.

III.3. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegaiatan pengolahan bahan baku menjadi produksi selesai. Biaya produksi dapat digolongkan menjadi :

  1. Biaya bahan baku
Adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam pengolahan produk.
Bahan adalah barang yang akan diproses atau diolah menjadi produk selesai atau barang yang akan merupakan produk selesai.
Bahan dapat digolongkna ke dalam bahan baku (direct material) dan bahan penolong atau bahan pembantu (indirect material).Bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi produk selesai dan pemakaianannya dapat diidentifikasi atau diikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu. Baiaya abhan penolong adalah perolehan bahan penolong yang dipakai dalam pengolahan produk. Bahan penolong adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai tetapi pemakaiannya tidak dapat diikuti jejak atau manfaatnya pada produk selesai tertentu atau nilai relatif kecil sehingga meskipun dapat diikuti jejak pemakaiannya tidak praktis atau bermanfaat. Dalam perhitungan harga pokok produk, biaya penolong  diperlakukan sebagai elemen baiaya overhead pabrik.
  1. Biaya tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja adalah semua karyawan perusahaan yang memberikan jasa kepada perusahaan. Dalam melaksanakan karyanya dapt diglongkan sesuai dengan fungsi di mana karyawan bekerja yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum serta fungsi keuangan (apabila dianggap perlu dipisahkan).
Baiay tenaga kerja langsung adalah semua balas jasa yang diberikan perusahaan kepada semua karyawan, dapat digolongkan menjadi biaya tenaga kerja langsung (direct labor) adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau diikiti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan. Baiaya tenaga tidak langsung (indirect labor) adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik tetapi manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada produk tertentu yang dihasilken perusahaan.
  1. Biaya Overhead Pabrik
Baiaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya produksi selain bahan baku dan baiaya tenaga kerja langsung yang elemennya dapat digolongkan ke dalam :
1.      Biaya bahan penolong.
2.      Baiya tenaga kerja tidak langsung.
3.      Penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik.
4.      reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik.
5.      Biaya listrik dan biaya air.
6.      Biaya asuransi pabrik.
7.      Biaya overhead lainnya.
Apabila perusahaan mempunyai departemen pembantu di dalam pabrik semua biaya departemnen pembntu merupakan elemen biaya overhead pabrik (Supriyono, 1999 dan Sutrino, 2000).
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja disebut prime cost. Biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik disebut conversion cost (baiya konversi).
Berdasarkan pengertian masing-masing elemen biaya produksi dapat diperoleh kesimpulan, biaya produksi adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi dari suatu produk mulai dari saat pembelian bahan baku sampai produk selesai dan siap dijual.

Biaya Lingkungan (skripsi dan tesis)



Peningkatan kesadaran perusahaan akan kerusakan lingkungan mengarah pada peningkatan biaya perusahaan yang  meliputi peralatan, pemulihan, pencatatan dan pengawasan lingkungan. Biaya yang dikeluarkan inilah yang dimaksud dengan biaya lingkungan. Sementara kewajiban perusahaan mengeluarkan biaya lingkungan serta melakukan semua kegiatan yang menyangkut peralatan, pemulihan, pencatatan dan pengawasan disebut dengan kewajiban lingkungan. Setiap kegiatan yang menyangkut kewajiban lingkungan mempunyai perbedaan dalam pembebanan biaya perusahaan. Biaya lingkungan yang termasuk dalam produksi langsung dibebankan langsung ke dalam produk atau lini produk sedangkan biaya lingkungan yang berupa akibat dampak limbah dimasukkan ke dalam biaya overhead (Abdul Rohman, 2002)
 Penilaian biaya lingkungan akibat dampak limbah mempunyai permasalahan umum yaitu menentukan nilai ekonomis potensi kerusakan lingkungan yang dapat berubah setiap waktu seiring dengan produktivitas perusahaan sehingga dalam penghitungan biaya lingkungan seringkali menggunakan banyak asumsi. Beberapa pendekatan dalam penentuan nilai ekonomis terhadap sumber daya dalam lingkungan  adalah hasil bersih (net price) atau sewa bersih (unit rent) (Robert Reppetto, 1989). Hasil bersih adalah beda antara harga jual dengan seluruh biaya produksi termasuk laba yang layak bagi usaha produksi dengan tetap memperhitungkan pjak serta pungutan-pungutan lain. Pendekatan nilai ekonomis ke dua dengan menggunakan nilai sekarang (net present value) (El Seraffi, 1990).
Langkah awal dari implementasi baiya lingkungan dalam langkah kerja perusahaan adalah mengelompokkan besar dampak limbah  dengan meperhatikan beberapa aspek seperti : lokasi limbah, jenis limbah, jumlah dan kondisi lingkungan sekitar perusahaan. Berdasarkan pengaruh limbah terhadap lingkungan maka lingkungan dapat dibagi menjadi: pencemaran tanah (soil contamination), pencemaran air tanah (ground water contamination), pencemaran air permukaan (surface water contamination), pencemaran emisi udara (air emission conatmination) (Stanko, 1995).
Metode yang dapat digunakan untuk mengukur jenis dan besar biaya lingkungan yang dapat ditanggung perusahaan antara lain menggunakan metode cost benefit. Metode cost benefit merupakan laporan atas pertanggungjawaban sosial yang terdiri dari unsur biaya dan manfaat sosal. Suatu kegiatan dapat dimasukkan ke dalam manfaat sosial bila aktivitasnya meliputi perbaikan keadaan lingkungan atau mengurangi kerusakan lingkungan yang terjadi. Contohnya bila terdapat potensi pencemaran air maka besar biaya lingkungan dapat dihitung berdasarkan jjumlah biaya untuk membeli atau memasang pengendali limbah produk. Sedangkan aktivitas dalam biaya sosial bila aktivitas itu menimbulkan kerusakan lingkungan atau menambah kerusakan lingkungan. Misal, mengukur besar kerugian dengan mengukur bentuk biaya pengobatan ke dokter dan turunnya penghasilan masyarakat setempat karena produktivitas yang menurun ((Abdul Rohman, 2002).
Sedangkan metode pengukuran besar dan jenis dampak lingkungan yang dapat ditanggung perusahaan oleh Mohan Monasinghe dan Ernst Luz (1991) dibedakan menjadi :
  1. Penilaian langsung,
Metode ini mendasarkan diri secara langsung pada harga pasar atau produktivitas. Hal ini dimungkinkan bila perubahan dalam kondisi lingkungan mempengaruhi kemampuan produktivitas. Yang lebih jelas diuraikan menjadi pendekatan yaitu yang pertama yang dan yang ke dua yang. dibedakan menjadi :
1.      Perubahan produktivitas yaitu menyangkut produktivitas yang berubah akibat perubahan kondisi lingkungan, misalkan untuk kondisi perairan yang tercemar dan menyebabkan turunnya populasi ikan maka menurunnya populasi ikan yang dapat ditangkap dinilai dengan menggunakan harga ikan di pasar atau harga ikan  diperkirakan.
2.      Pendapatan yang hilang menggambarkan pengaruh terhadap kesehatan akibat adanya perubahan kondisi lingkungan. Ini bisa dilihat dari besarnya kesediaan membayar individu untuk memperbaiki kesehatan. Dalam praktek, cara lain digunakan dengan melihat hilangnya penghasilan karena sakit atau kematian awal.
3.      Pengeluaran untuk mencegah atau mempertahankan merupakan penilaian berdasarkan jumlah biaya perusahaan untuk mencegah rusaknya lingkungan. Pada umumnya kita mengetahui bahwa biaya pencegahan pencemaran akan lebih murah daripada biaya untuk memperbaiki lingkungan yang sudah terkena dampak limbah. Oleh karena itu pendekatan ini akan memberikan nilai lebih rendah bagi kondisi lingkungan.


  1.  Nilai pengganti
Metode ini menggunakan informasi pasar secara tidak langsung. Masing-masing cara yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga untuk menganalisa menggunakan metode ini harus dapat memilih dengan tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.
1.Nilai rumah dan tanah. Pendekatan metode ini menggunakan penilaian pada sebidang lahan. Tujuan dari pendekatan ini adalah menentukan harga implisit dari memburuknya kondisi lingkungan atau memperkirakan manfaat dari perbaikan mutu lingkungan..
2.Perbedaan tingkat upah. Pendekatan ini didasarkan pada teori dalam pasar persaingan sempurna di mana tingkat upah tenaga kerja akan sama dengan nilai dan produktivitas marginal tenaga kerja terebut sedangkan penawaran tenaga kerja akan sesuai dengan kondisi kerja dan taraf hidup di suatu daerah. Oleh karena itu tingkat upah yang tinggi diperlukan untuk menarik tenaga kerja agar mau bekerja di daerah yang tercemar.
Perbedaan tingkat upah di dua daerah yang berbeda tingkat pencemarannya dapat dianggap sebagai biaya dari adanya pencemaran tersebut.
3.Biaya perjalanan. Pendekatan ini digunakan untuk menilai manfaat yang diberikan oleh adanya biaya yang dikelurkan untuk perjalanan wisata. Wisata yang dekat tempat tinggalnya dengan daerah wisata akan membayar biaya transpor yang lebih murah daripada mereka yang tinggal dngan jarak yang lebih jauh.
4.Barang yang dipasarkan sebagai proxi untuk barang yang tidak dipasarkan. Beberapa keadaan menunjukkan bahwa barang yang dihasilkan oleh lingkungan merupakan barang substitusi yang dekat dengan barang-barang yang dipasarkan.
  1. Kesediaan membayar atau pengeluaran potensial
Dalam pendekatan ini menggunakan perkiraan manfaat yang dapat dilakukan dengan menghitung biaya lingkungan untuk mengganti jasa-jasa lingkungan yang rusak atau hilang karena adanya proyek atau aktivitas perusahaan atau dapat pula melihat berapa besar masyarakat bersedia membayar (willingness to pay) usaha perlindungan lingkungan.
1.      Biaya pengganti yaitu pendekatan dengan memperkirakan besarnya biaya yang digunakan untuk menggantikan kekayaan yang hilang. Perkiraan ini tidak megukur manfaat yang timbul karena mneghindari kerusakan, sebab biaya kerusakan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari nilai penggantian tersebut. Sebagai contoh adalah manfaat dari pencegahan erosi maka nilai manfaat didasarkan pad penghitungan nilai pupuk yang diperlukan untuk mengganti kesuburan atu unsur hara karena erosi tanah.
2.      Proyek bayangan yaitu pendekatan menggunakan proyek  yang dapat dlaksanakan untuk jasa-jasa pengganti guna mengimbangi hilangnya sumber daya alam akibat proyek atau aktivitas perusahaan.
3.      Penilaian masyarakat yaiu pendekatan yang didasarkan atas sederet pertanyaan mengenai kesediaan masyarakat untuk membayar guna menghindari kerusakan lingkungan atau bahkan membatalkan atau menutup aktivitas perusahaan. Dari pendekatan ini kita mendapatkan peningkatan atau penurunan jumlah barang dalam pasar. Kesediaan membayar dipengaruhi pula oleh tingkat kesehjateraan masyarakat sedangkan tingkat kesediaan untuk menerima kerusakan tidak dipengaruhi apapun. Sebagai hasil akhir maka kita mendapatkan kurva permintaan terhadap produk atau proyek yang bersangkutan.

Value Engineering (Rekayasa Nilai) (skripsi dan tesis)


Value engineering (rekayasa nilai) merupakan penerapan teknik manajemen dengan menggunakan pendekatan yang sisematis untuuk mencari keseimbangan fungsional terbaik antara biaya, kehandalan dan performansi  dari sebah produk atau proyek (Zimmerman dan Hart, 1982)
Secara umum nilai dapat didefinisikan sebagai kegunaan atau  manfaat suatu barang atau jasa. Nilai dapat dirumuskan sebagai perbandingan anatara performansi yang ditampilkan suatu fungsi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan fungsi tersebut.
Performansi merupakan keuntungan atau manfaat yang diperoleh dari fungsi-fungsi suatu produk. Biaya merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan semua fungsi yang diinginkan. Rekayasa nilai bertujuan untuk memperoleh nilai yang semaksimal mungkin dengan biaya yang seminimal mungkin (Zimmerman dan Hart, 1982).
Nilai dapat dirumuskan sebagai berikut:
Value = performansi
biaya

Value engineering menggunakan teknik tertentu dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Teknik ini terdiri dari tiga tahapan utama yaitu (Handoko, 1999)
1.      Tahap Informasi
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kebutuhan konsmen untuk mengetahui spesifikasi kerupuk palembang yang diinginkan oleh konsumen  karena sumber utama gagasan produk baru adalah pasar, atau teknologi yang telah ada. Gagasan produk baru dapat juga berasal dari observasi terhadap produk-produk sekarang, pendapat para distributor, pesaing, kondumen, penjual dan manajemen puncak
2.      Tahap Kreatifitas
Tahap kreatifitas dapat dilakukan dengan menentukan spesifikasi produk yang akan dikembangkan. Spesifikasi produk merupakan tahapan pengembangan produk dengan penilaian terhadap identifikasi kebuthan konsumen. Data-data kebutuhan konsumen dikumpulkan dalam karakteristik yang diinginkan, selanjutnya dinilai berdasarkan matrik masing-masing dengan nilai tertentu.
3.      Tahap Analisa
Tidak semua gagasan harus dikembangkan menjadi produk-produk baru. Gagasan untuk produk baru perlu memenuhi paling tidak potensi pasar, kelayakan finansial, dan kelayakan operasi. Tujuan analisis seleksi produk adalah untuk menyaring gagasan yang kurang sesuai. Untuk membantu dalam analisis seleksi produk, beberapa metode telah dikembangkan salah satunya dengan penilaian yang menyangkut suatu daftar faktor penimbang dengan setiap faktor diberi bobot.
Menurut Miles (1972), value engineering terdiri dari empat tahap. Setiap tahap harus  sudah selesai sebelum tahap berikutnya dimulai.


1.      Tahap Informasi
Pada tahap ini pencarian dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi, apa yang telah terjadi, apa faktanya, apa fakta-fakta yang berrhubungan, apa asumsinya, berapa jumlahnya, berapa biayanya. Fakta apa yang dibutuhkan dan ingin dicapai. 
2.      Tahap Analisis
Pada tahap ini sebuah keyakinan terhadap arti yang terkandung  di dalam informamsi dikembangkan. Fungsi-fuungsi dan kelompok fungsi yang dapat diselesaikan  dan dibandingkan ditentukan dan dievaluasi.
3.      Tahap Kreatifitas
Pada tahap ini semua ide pemikiran dihormati, permasalahan spesifik yang disusun pada tahap analisa digunakan oleh semua pihak secara  individual, dan semua alernatif yang mungkin dari pendekatan yang mungkin sebagai individu ditampilkan dalam sebuah daftar.
4.      Tahap Penentuan
Pada tahap ini daftar yang diperoleh dari tahap kreatifitas diteliti  satu per satu (biasanya dilakukan oleh satu orang) untuk memperoleh satu atau dua pendekatan baru yang setelah dilakukan minimasi terhadap kerugiannya akan diperoleh apa yang dibtuhkan bisnis atau

Pengembangan Produk (skripsi dan tesis)



Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible), di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari parik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin keras di dunia industri, para pengusaha dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing produknya dari waktu ke waktu. Salah satu cara meningkatkan daya saing produk adalah dengan melakukan pengemangan produk. Pengembangan produk merupakan kumpulan aktivitas yang dimulai dari persepsi terhadap peluang pasar dan diakhiri dengan produksi, penjualan, dan pengiriman (Ulrich dan Eppinger, 1995).
Proses pengembangan produk adalah urutan langkah atau kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang dan mengkomersialkan suatu produk yang secara umum terdiri dari 6 fase, yaitu (Ulrich dan Eppinger, 1995):
1.      Perencanaan Kegiatan
Perencanaan sering disebut sebagai zero fase karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual
2.      Pengembangan konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar dan target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
3.      Perancangan Tingkatan Sistem
Fase ini mencakup definisi arsiteltur produk dan iraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
4.      Perancangan detail
Fase ini mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh standar yang dibeli dari pemasok.
5.      Pengujian dan Perbaikan
Fase ini melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam veri produksi awal produk
6.      Produk awal
Pada fase ini produk dibuat menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan masalah yang timbul pda proses produksi sesungguhnya dan mengidentifikasi kekurangan yang timbul pada produk.
Konsep produk harus diuji untuk mendapatkan respon dan umpan balik dari konsumen. Pengujian konsep ini berkaitan dengan aktivitas perancngan dan pengembangan produk dengan menggunakan pendekatan Value engineering (rekayasa nilai), yaitu seperangkat sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menyelidiki faktor-faktor yang menimbulkan biaya atau usaha yang tidak memiliki kontribusi terhadap produk, proses atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan produsen.
Beberapa teknik value engineering yang sering digunakan adalah (Miles, 1972):
a.       Kuisioner, adalah teknik untuk memperoleh informasi melalui pengumpulan pendapat terhadap sejumlah responden yang berkepentingan dengan tujuan penelitian.
b.      Brainstorming, merupakan metode untuk memcahkan suatu permasalahan dengan mengadakan diskusi kelompok.
c.       Sinektik, merupakan salah satu metode psikososial yang digunakan untuk membangkitkan spontanitas sekelompok orang.
d.      FAST (Function Analysis System Technique), adalah teknik penyusunan diagram secara sistematis untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi dan menggambarkan kaitan antara fungsi-fungsi tersebut.
e.       Adjective, bertujuan untuk menganalisa keterkaitan antara adjective (sifat) yang ada pada suatu produk serta mengidentifikasi sifat yang kurang maupun berlebihan dari produk tersebut.
f.        Zero-One, adalah teknik untuk memilih alternatif terbaik dengan melakukan perbandingan natra alternatif berdasarkan kriteria dan bobot masing-masing altermnatif tersebut. Prose perbandingan ini dilakukan terhadap tiap kriteria yang ada dan masing-masing alternatif dibandingkan satu per satu. Alternatif yang memiliki penampilan lebih baik dibandingkan alternatif lain akan diberikan nilai 1 (one) sedangkan alternatif lainnya diberi nilai 0 (zero).

Hubungan Bentuk Kemasan dan Potensi Pemasaran Produk (skripsi dan tesis)



Manfaat kemasan selain mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli, juga memposisikan produk di segmen mana, sekaligus dapat menaikkan produk tersebut. Kemasan seringkali disebut sebagai the silent sales-man/girl karena mewakili ketidak hadiran pelayan dalam menunjukkan kualitas produk. Untuk itu kemasan harus mampu menyampaikan pesan lewat komunikasi informatif, seperti halnya komunikasi antara penjual dengan pembeli. Para pakar pemasaran menyebut desain kemasan sebagai pesona produk (the product charm), sebab kemasan memang berada di tingkat akhir suatu proses alur produksi yang tidak saja untuk memikat mata (eye-cathing) tetapi juga untuk memikat pemakaian (usage attractiveness).(Sawitri,2006)
Kemasan yang baik mampu mengeleminir pemilihan strategi antara Harga atau Produk (Price or Product Method).  Dahulu produsen membuat strategi dari sebuah keputusan target pasar yang akan dituju pertimbangannya secara tradisional adalah antara memilih dasar harga yang murah dengan konsekuensi kualitas produk yang lebih rendah, atau kebalikannya.  Namun sekarang kemasan produk yang baik akan sangat membantu menjadi penengah dalam mengoptimalkan pilihan, yaitu mampu menampilkan produk yang cantik dengan harga yang terjangkau dan pasar yang lebih luas. (Marrwini, 2007)
Keinginan dan kebutuhan konsumen adalah ilham dan katalis yang kuat bagi inovasi kemasan. Pada saat ini ada beberapa keinginan dan kebutuhan konsumen yang memacu perkembangan desain dan model kemasan, diantaranya adalah gaya hidup masyarakat yang selalu bergerak cepat, meningkatnya patron keluarga kecil,  tuntutan akan makanan sehat serta porsi dan diet yang terkontrol dan lain-lain.

Konsep Inti Pemasaran (skripsi dan tesis)


Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti: Kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi, dan hubungan; pasar dan pemasaran serta pemasar. Konsep ini kita gambarkan dalam Gambar 3.1 dan kita bicarakan dibawah ini. (Kotler,1997)
Cara berpikir pemasaran mulai dengan kebutuhan dan keinginan manusia. Manusia membutuhkan makanan, udara, air, pakaian, dan rumah untuk hidup. Di luar ini, manusia ingin rekreasi, pendidikan maupun jasa lainnya. Mereka punya pilihan yang jelas akan macam dan merek tertentu dari barang dan jasa pokok.
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan, dan permintaan. Kebutuhan manusia adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar. Manusia membutuhkan makanan, pakaian, perlindungan, keamanan, hak milik, harga diri dan beberapa hal lain untuk bisa hidup. Kebutuhan ini tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada terukir dalam hayati serta kondisi manusia.
Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan tersebut. Orang Indonesia butuh makan dan ingin nasi goreng; butuh pakaian dan ingin jas Piere Cardin; butuh harga diri dan ingin Mercedes. Dalam masyarakat lain, kebutuhan tersebut dipenuhi dengan cara lain. Jika orang Aborigin Australia lapar, mereka mencari burung kiwi; pakaian mereka adalah cawat dan kalung kerang yang menunjukan harga diri mereka. Walaupun kebutuhan manusia sedikit, keinginan mereka banyak. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan institusi sosial seperti gereja, sekolah, keluarga dan perusahaan.
Permintaan adalah keinginan akan suatu produk yang didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi permintaan bila didukung oleh daya beli. Banyak orang ingin memiliki Mercedes, namun hanya sedikit yang mampu dan mau membelinya. Perusahaan tidak hanya harus mengukur berapa banyak orang yang menginginkan produknya, tetapi juga berapa banyak yang benar-benar mampu dan mau membelinya.
Perbedaan ini bisa menjelaskan akan tuduhan dari pengkritik pemasaran bahwa “pemasar menciptakan kebutuhan “atau” pemasar membuat orang membeli barang-barang yang tidak mereka inginkan”. Pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah ada sebelumnya. Pemasar, seperti juga panutan lain dalam masyarakat, mempengaruhi keinginan. Mereka mengajukan ide bahwa sebuah Mercedes akan memenuhi kebutuhan seorang akan status sosial. Pemasar mempengaruhi permintaan dengan membuat suatu produk cocok, menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh konsumen yang dituju.


Manajemen Pemasaran (skripsi dan tesis)


Manajemen pemasaran terjadi bila setidaknya satu pihak dalam pertukaran potensial memikirkan sasaran dan cara mendapatkan tanggapan yang dia kehendaki dari pihak lain. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. (Kotler, 1997)
Definisi ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga mencakup barang, jasa serta gagasan: berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat.
Manajemen pemasaran dapat terjadi dalam organisasi dengan semua pasarnya. Misalnya dalam sebuah perusahaan mobil, direktur personalia mengurus pasar pekerja; direktur pembelian mengurus pasar bahan mentah dan direktur keuangan mengurus pasar uang. Masing-masing harus menentukan sasaran dan membuat strategi untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam pasar-pasar tersebut Eksekutif ini biasanya tidak disebut pemasar atau dididik dalam pemasaran. Kebanyakan dari mereka adalah pemasar “paruh waktu”. Biasanya manajemen pemasaran dihubungkan dengan tugas dan orang-orang yang bergerak dalam pasar pelanggan. Kita akan mengikuti konvensi ini, walaupun apa yang kita katakan tentang pemasaran berlaku untuk semua pasar.