Monday, July 16, 2018

Keterkaitan Pelatihan – Kinerja karyawan (skripsi dan tesis)



Menurut Ameeq et al (2013) dalam penelitiannya “Impact of Training on Employee’s Development and Performance in Hotel Industry of Lahore, Pakistan” yang menyebutkan bahwa pelatihan meningkatkan efisiensi pekerjaan karyawan untuk menaikan level kinerjanya. Dalam penelitian ini ditemukan sangat jelas bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh sesi pelatihan. Persepsi karyawan terhadap pekerjaan dan kinerja organisasisa sangat jelas dipengaruhi oleh level praktek pelatihan sumber daya manusia dalam salah satu faktor yang paling signifikan adalah  pelatihan yang mempengaruhi kinerja saat ini dengan cara yang benar. Kinerja karyawan dan pelatihan karyawan sumber daya manusia sangat dekat kaitannya dan memiliki hubungan positif satu sama lain. Sedangkan menurut Sultana et al (2012) dalam penelitiannya “Impact of Training on Employee Performance: A Study of Telecomunication Sector in Pakistan” yang menyimpulkan bahwa pelatihan berdampak kuat positif terhadap kinerja karyawan. pelatihan merupakan elemen kunci untuk meningkatkan kinerja, dapat meningkatkan level individu dan kompetensi organisasi. Pelatihan dapat digunakan sebagai jembatan untuk mepertemukan perbedaan antara kinerja saat ini dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi.

Teori – Teori Motivasi (skripsi dan tesis)



Menurut Suparyadi (2010:419-424) menjelaskan teori motivasi dengan pendekatan sebagai berikut:
a.       Teori Hierarki Kebutuhan (Maslow)
Kebutuhan manusia itu tersusun seperti anak tangga, mulai dari kebutuhan yang paling bawah, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan soial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
b.      Teori ERG (Clyaton Alderfer)
Clayton Alderfer pada dasarnya sependapat dengan Maslow, tetapi ia mengelompokannya menjadi 3 (tiga), yaitu pertama, existence yang merupakan pemuasan kebutuhan seperti makanan, udara, air, gaji, dan kondisi kerja. Kedua, relatedness untuk pemenuhan kebutuhan oleh manfaat social dan hubungan antar pribadi. Ketiga, growth sebagai pemenuhan kebutuhan oleh kreativitas individual atau kontribusi produktivitas.
c.       Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
Teori dua faktor atau yang disebut sebagai teori motivasi – hygiene meyakini bahwa hubungan seseorang dengan pekerjaannya merupakan suatu hubungan dasar dan bahwa sikapnya terhadap kerja dapat sangat menentukan sukses atau tidaknya individu tersebut.
d.      Teori Kebutuhan (McClelland)
Dalam teori motivasi ini lebih dekat dengan konsep pembelajaran yang berhubungan dengan kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan akan kekuasaaan.

Pengertian Motivasi Kerja (skripsi dan tesis)



Terdapat banyak pengertian tentang motivasi. Diantaranya adalah menurut Stephen P. Robbins (2003:156) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan proses yang menyebabkan intensitas, arah, dan usaha terus-menerus individu menuju pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Kreitner dan Kinicki (2001:205) menyebutkan bahwa motivasi merupakan proses psikologis yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapaian tujuan atau goal-directed behavior.
Sedangkan menurut Wibowo (2010:379) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsure membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukan intensitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan.
2.1.1.2  Faktor-Faktor Motivasi Kerja
Motivasi seorang pekerja untuk bekerja biasanya merupakan hal yang rumit, karena motivasi itu melibatkan faktor – faktor individu dan faktor – faktor organisasional. Menurut Gomes (2003:180-181) yang tergolong faktor – faktor yang sifatnya individual adalah kebutuhan-kebutuhan (needs), tujuan-tujuan (goals), sikap (attitude), dan kemampuan-kemampuan (abilities). Sedangkan yang tergolong pada faktor –faktor yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay), keamanan pekerjaan (job security), sesame pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job itself).

Jenis-Jenis Kompensasi (skripsi dan tesis)



a.       Kompensasi langsung
Kompensasi langsung merupakan imbalan yang diberikan kepada karyawan selama karyawan tersebut masih aktif melaksanakan tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Kompensasi langsung dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kompensasi financial dan nonfinansial.
·         Kompensasi finansial, kompensasi ini meliputi gaji, upah, tunjangan, serta insentif yang diberikan kepada karyawan secara langsung.
·         Kompensasi nonfinansial, merupakan imbalan dalam bentuk fasilitas yang diberikan kepada karyawan tertentu atau seluruh, seperti mobil atau bus dinas, perumahan atau mess, balai kesehatan atau asuransi, atau saham.
b.      Kompensasi tidak langsung,
Kompensasi tidak langsung merupakan imbalan yang diberikan kepada karyawan yang sudah mengakhiri masa baktinya di organisasi karena pensiun atau meninggal dunia, sebagai penghargaan atas dedikasinya. Kompensasi ini terbagi menjadi dua macam, yaitu financial dan nonfinansial.
·         Kompensasi financial, kompensasi ini meliputi pensiun penuh, pensiun dini, pesangon, serta pensiun janda atau duda.
·         Kompensasi nonfinansial, diperuntukan bagi karyawan yang pensiun penuh atau dini berupa asuransi kesehatan.

Tujuan Manajemen Kompensasi (skripsi dan tesis)



Menurut Snell dan Bohlander (2011:398) menjabarkan bahwa tujuan kompensasi yang baik ialah:
a.       menghargai prestasi kerja karyawan yang berarti organisasi mengakui kontribusi karyawan yang telah dilakukan untuk perusahaan.
b.      Menjamin keadilan untuk karyawan organisasi untuk menumbuhkan kerjasama dalam organisasi.
c.       Mempertahankan karyawan, organisasi akan mengetahui karyawan yang berprestasi dan tidak serta karyawan mana yang layak dipertahankan atau tidak.
d.      Memperoleh pegawai bermutu.
e.       Pengendalian biaya sehingga uang yang keluar tidak sia-sia dan tepat guna.

Pengertian Kompensasi (skripsi dan tesis)



Kompensasi merupakan bentuk penghargaan atau balas jasa yang di berikan oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk finansial atau barang atas kinerja karyawan. Membangun program kompensasi strategis membutuhkan penilaian obyektif organisasi dalam kaitannya dengan tujuan pekerjaan tertentu. Kompensasi merupakan sarana menjaga hubungan antara perusahaan dengan karyawan untuk melanjutkan pertumbuhan perusahaan sehingga karyawan merasa dihargai dan diperlakukan adil oleh perusahaan karena kinerjanya yang baik. (Snell dan Bohlander, 2011:394).
Werther dan Davis (1996:379) dalam Wibowo (2010:348), mendefinisikan kompensasi sebagai apa yang diterima pekerja sebagai tukaran atas kontribusinya kepada organisasi. Dalam kompensasi terdapat system insentif yang menghubungkan kompensasi dengan kinerja.
Sedangkan menurut Dessler (1997:85), menjelaskan kompensasi karyawan merupakan setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjaannya karyawan itu dan mempunyai dua komponen, ada pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, dan bonus, dan ada pembayaran yang tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan yang dibayar pengusaha.

Tahapan Evaluasi Pelatihan (skripsi dan tesis)



Menurut Antony, Perrewe, dan Kacmar (1996:333-334) menyebutkan bahwa program pelatihan memiliki berbagai macam pendekatan untuk melihat serta mengevaluasi program pelatihan tersebut. Namun yang paling umum digunakan pendekatannya adalah yang dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick yang terbagi dalam empat (4) bentuk pendekatan.
a.       Reaksi, reaksi dari partisipan training merupakan hal yang paling utama yang perlu dievaluasi. Informasi tentang reaksi tersebut termasuk pendapat mereka tentang program pelatihan secara keseluruhan, sarana & prasarana pelatihan, dan konten program pelatihan. Rekasi ini umumnya diketahui melalui kuisioner yang dibagikan setelah program pelatihan berakhir.
b.      Belajar, belajar merupakan informasi yang diperlukan untuk mengetahui apakah peserta pelatihan menguasai teknik, keterampilan, serta konsep-konsep pekerjaan selama pelatihan. Tes secara tertulis dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh peserta pelatihan atau dapat melalui tes simulasi-simulasi
c.       Tingkah laku atau Perilaku, perilaku karyawan antara sebelum dan sesudah pelatihan dapat dibandingkan guna mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap terhadap performansi karyawan, mengingat sasaran dari pelatihan adalah untuk mengubah perilaku ata performansi karyawan.
d.      Hasil, hasil merupakan fase dimana program pelatihan memberikan efek bagi organisasi. Data dikumpulkan untuk mengevaluasi program pelatihan: cost saving, keuntungan, peningkatan penjualan, penurunan kecelakaan, peningkatan sikap karyawan, dan penurunan produktivitas.