Saturday, February 29, 2020

Pengujian Hipotesis (skripsi dan tesis)

 Menurut Sugiyono (2005: 5) disebutkan bahwa: “hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta.” Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, misalnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis tersebut disebut hipotesis statistik. Setiap hipotesis bisa benar atau tidak benar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Hipotesis disajikan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan secara eksplisit maupun implisit satu variabel dengan variabel lain. Hipotesis yang baik selalu memenuhi dua persyaratan, yaitu: menggambarkan hubungan antar variabel dan dapat memberikan petunjuk bagaimana pengujian terhadap hubungan tersebut. Di dalam pengujian terdapat dua hipotesis yakni hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). hipotesis nol (H0) digunakan sebagai dasar pengujian statistik, atau hal yang berlaku secara umum. Dalam pengambilan keputusan H0,  kadang-kadang dilakukan kesalahan. 
Ada dua tipe kesalahan yang mungkin dilakukan yakni kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II. Kesalahan tipe I terjadi jika menolak hipotesis nol (H0) dengan syarat H0 benar. Sedangkan kesalahan tipe II terjadi jika menerima hipotesis nol (H0) dengan syarat H0 salah. Hipotesis alternatif (Ha) merupakan kesimpulan sementara dari hubungan antar variabel yang sudah dipelajari dari teori-teori yang berhubungan dengan suatu masalah. Bila kita hendak membuat keputusan mengenai perbedaan-perbedaan, kita menguji H0 terhadap Ha. Ha merupakan pernyataan yang kita terima jika H0 ditolak. Menurut Conover (1978: 80) disebutkan bahwa: “taraf signifikan (α) adalah peluang kesalahan tipe I atau peluang bersyarat menolak H0 dengan syarat H0 benar. Jadi α = (Tolak H0 / H0 benar). Taraf kritik (critical level) α adalah taraf signifikan terkecil yang harus dicapai untuk menolak H0 pada suatu pengamatan.” Dalam pengambilan kesimpulan ada kemungkinan untuk berbuat satu diantara dua tipe kesalahan. Maka dari itu peneliti harus dapat mencapai nilai kompromi yang merupakan keseimbangan yang optimal antara peluang-peluang yang diperbuat kedua tipe kesalahan itu. Untuk mencapai keseimbangan itu, maka digunakan fungsi kuasa (power function). Fungsi kuasa (power function) adalah peluang untuk menolak H0 ketika H0 salah. jadi peluang kuasa uji adalah 1 - β. Untuk setiap pengujian dengan α yang ditentukan, besar β dapat dihitung. Harga 1 - β dinamakan kuasa uji. Jika nilai β berbeda untuk harga parameter yang berlainan, maka β bergantung pada parameter, katakanlah θ, sehingga didapat β(θ) 20 sebuah fungsi yang bergantung pada θ. Bentuk β(θ) dinamakan fungsi ciri operasi, dan 1 - β( θ) dinamakan fungsi kuasanya. 

No comments:

Post a Comment