Tuesday, March 31, 2020

Pengaruh Dividend Yield terhadap Stock Price Volatility (Skripsi dan tesis)

.
 Dividend yield adalah tingkat pengembalian berupa deviden atas investasi yang telah ditanamkan investor (Khurniaji, 2013). Perusahaan dalam kebijakan pembagian devidennya tentu mempertimbangkan berbagai aspek agar dapat dihasilkannya keputusan yang tepat mengenai besaran deviden yang dibagikan serta tingkat frekuensi pembagian deviden dalam suatu periode waktu. Pembagian deviden oleh perusahaan kepada investor merupakan cerminan dari kemapanan perusahaan dalam hal profitabilitas. Pembagian deviden dapat mempengaruhi tingkat investasi yang kemudian berdampak pada harga saham perusahaan (Zakaria, 2012). Korelativitas antara dividend yield dengan stock price volatility dapat dijelaskan dengan teori signalling. Teori signalling menurut Jama’an (2008), mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan isyarat kepada pengguna laporan keuangan, salah satunya adalah kepada para pemegang saham. Teori signalling menjelaskan bahwa pemberian isyarat dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer menerima informasi mengenai profitabilitas dan arus kas bebas (free cashflow) pada masa yang akan datang yang tidak dimiliki oleh investor, sehingga investor dituntut untuk mempersepsikan sendiri sesuai dengan analisanya untuk menangkap pesan yang terkandung dalam isyarat pada sebuah kebijakan deviden perusahaan (Satmoko, 2012). 
Pembagian deviden merupakan salah satu isyarat yang diberikan suatu perusahaan terhadap pemegang saham. Menurut Miller & Rock (1985), pengumuman deviden memberikan informasi penting untuk membentuk pendapatan perusahaan saat ini yang akhirnya menjadi dasar untuk memprediksi pendapatan-pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Selanjutnya, dalam kondisi tertentu, dengan mengesampingkan adanya asimetri informasi yang ada, pembagian deviden dapat diterjemahkan oleh pemegang saham sebagai tanda kesehatan finansial perusahaan atau tanda konservatisme perusahaan dalam melakukan ekspansi. Artinya, isyarat ini dapat berarti buruk atau baik tergantung pada kepentingan masing-masing para pemegang saham. Pemegang saham yang menghendaki adanya bukti bahwa perusahaan profitable tentu akan menyukai pembagian deviden, akan tetapi pemegang saham yang menghendaki perusahaan untuk mengalokasikan keuntungannya dalam ekspansi perusahaan supaya lebih besar dan semakin bernilai tentu kurang menyukai kebijakan pembagian deviden. Perbedaan kebutuhan pada tiap-tiap pemegang saham tersebut sejalan dengan teori clientele effect yang diungkapkan oleh Black & Scholes (1974). Teori lain yang menjelaskan korelativitas antara dividend yield dengan stock price volatility adalah teori bird in the hand yang diungkapkan oleh Gordon (1959) dan Lintner (1956). Menurut teori bird in the hand, investor cenderung menjatuhkan pilihan pada perusahaan yang lebih sering membagikan deviden daripada menunggu harapan deviden yang lebih tinggi di masa mendatang atau perolehan capital gain dengan jangka waktu yang 20 lebih lama. Ilustrasi yang digambarkan dalam teori ini yaitu satu burung di tangan lebih baik daripada ribuan burung di angkasa. Investor dalam analisanya tentu memperhitungkan besaran resiko yang didapat jika ia menahan sahamnya lebih lama, karena semakin kecil resiko maka semakin baik sebuah investasi tersebut (Kinder, 2002). Akibat perhitungan resiko dari investor tersebut, keputusan menahan atau melepas suatu saham merupakan kebijakan investor yang didasarkan pada seberapa aman saham tersebut terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat fluktuasi saham dalam jangka waktu tertentu. Semakin kecil perusahaan membagikan deviden serta semakin rendah frekuensi perusahaan dalam membagikan deviden, maka semakin pendek jangka waktu investor dalam menahan saham tersebut dan memilih untuk menjualnya secara cepat pada titik harga tertentu di pasar modal. Hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat stock price volatility perusahaan. Menurut Baskin (1989) dalam Allen & Rachim (1996), deviden dapat digunakan sebagai proksi sebuah resiko bagi pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Konsekuensinya, jika manajemen perusahaan dapat menjaga stabilitas harga saham berkat informasi positif yang terkandung dalam pembagian deviden, dapat dipastikan bahwa manajer dapat menghindari resiko pasar saham dan memperkecil tingkat volatilitas harga saham. Logika teori di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baskin (1989), Khaled et al. (2011), Nishat & Irfan (2008), Suleman (2011) dan Hashemijoo et al. (2012) yang menyatakan dividend yield berpengaruh 21 negatif signifikan terhadap stock price volatility. 

No comments:

Post a Comment