Setiap orang pasti mempunyai kemampuan baik kemampuan sejak lahir ataupun kemampuan karena latihan. Misalnya kemampuan untuk berjalan, kemampuan membaca, kemampuan menghitung dan lain sebagainya. Kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu, Menurut Wibowo (2014: 93) kemampuan menunjukkan kapasitas individu untuk mewujudkan berbagai tugas dalam pekerjaannya. Kemampuan tersebut pun terbagi meliputi kemampuan pada fisik dan kemampuan intelektual. Kemampuan pada fisik berkaitan dengan tingkat stamina dan karakteristik pada tubuh, sedangkan kemampuan intelektual berkaitan dengan berbagai aktivitas mental.
Jika mengkaji tentang pemahaman, maka tidak dapat lepas dengan teori belajar yang dikemukakan oleh Benyamin S Bloom. Bloom (Uno dan Mohamad, 2015: 55) mengungkapkan bahwa kawasan belajar meliputi kawasan kognitif, afektif, dan prikomotor. Bloom lebih mengonsentrasikan pada kawasan kognitif, sedangkan kawasan lain dikembangkan oleh tokoh lain. Adapun ranah kognitif tingkat pengetahuan menurut Bloom adalah sebagai berikut: (1) tingkat pengetahuan atau C1 (knowledge), (2) tingkat pemahaman atau C2 (comprehension), (3) tingkat penerapan atau C3 (application), (4) tingkat analisis atau C4 (analysis), (5) tingkat sistesis atau C5 (synthesis), dan (6) tingkat evaluasi atau C6 (evaluation). Dari pendapat tersebut, pemahaman merupakan tingkat pengetahuan pada tingkat kedua.
Uno dan Mohamad (2015: 56) mengatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Kemampuan di tingkat pemahaman meliputi kemampuan mengklasifikasi, menggambarkan, mendiskusikan, menjelaskan, mengungkapkan, mendefinisikan, menunjukkan, mengalokasikan, melaporkan, mengakui, mangkaji ulang, melilih, menyatakan, dan menerjemahkan. Anderson dan Krathwohl (2010: 99) mengungkapkan bahwa kemampuan memahami adalah kemampuan untuk mengungkapkan kembali makna dari materi yang diperolah selama pembelajaran, baik yang diucapkan, ditulis, maupun yang digambar oleh guru. Siswa dikatakan dapat memahami materi jika dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang dimilikinya. Proses-proses kognitif dalam kategori ini meliputi kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, dan membandingkan.
Kemampuan pemahaman konsep merupakan kemampuan intelektual seseorang. Dalam kegiatan belajar mengajar, pemahaman merupakan aspek penting. Menurut Bloom (1956: 89) pemahaman merupakan aspek terbesar dari kemampuan intelektual dan keterampilan yang ditekankan di sekolah dan perguruan tinggi, yang berarti bahwa ketika melakukan komunikasi diharapkan untuk mampu mengetahui apa-apa yang sedang dikomunikasikan sekaligus mempergunakan bermacam ide yang termuat di dalamnya. Secara tidak langsung siswa dikatakan memiliki pemahaman terhadap materi apabila siswa mengetahui materi itu dan mampu mengungkapkan materi tersebut dalam bentuk lain. Selanjutnya menurut Sudjana (2005: 24) "pemahaman merupakan kemampuan kognitif tingkat rendah yang setingkat lebih tinggi dari pengetahuan". Dalam hal ini, siswa akan paham jika siswa tidak hanya sekadar tahu tetapi juga mengerti apa isi materi pelajaran. Sedangkan pemahaman menurut pernyataan Van De Walle (2007: 26) bahwasannya pemahaman tersebut dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran kualitas dan kuantitas hubungan antara suatu ide dengan ide yang ada sebelumnya yang sudah ada.
Siswa dikatakan paham jika dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Lebih tepatnya, yakni bagaimana sebuah pengetahuan yang baru bisa dikombinasikan dengan berbagai kerangka kognitif yang telah lebih dulu ada. Jika siswa memiliki pengetahuan sebelumnya tidak lengkap, kurang dipahami, atau terputus maka mereka tidak mungkin memahami informasi yang baru. Hal ini sesuai dengan penjelasan Villafane (2011: 102) bahwa “If students have prior knowledge that is incomplete, poorly understood, or disconnected, they are unlikely to understand the new information". Hal yang sama juga dinyatakan oleh Donovan & Bransford (2006: 4) bahwa pemahaman yang baru dapat dibentuk dari pemahaman yang sudah ada dan pengalaman.
Selanjutnya konsep menurut Zacks & tvesky dalam Santrock (2008: 352) menyatakan bahwa konsep merupakan sejumlah kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, serta karakteristik berdasarkan pada properti umum. Pendapat lain diungkapkan oleh Orlich (2010: 139) yang menjelaskan bahwa konsep adalah sebuah ekspresi yang mengandung satu atau dua arti kata atau gagasan dengan karakteristik umum. Nitko & Brookhart (2011: 225) menambahkan penjelasan tentang pengertian konsep yaitu: "a concepts is a class or category of similar things (objects, people, events, or relation). Many of things you teach are concept. Students' understanding of concepts forms the basis for the their higher-order learning". Berdasarkan pernyataan Nitko & Brookhart dapat dimengerti bahwa konsep merupakan pengelompakan atau pengkategorian sesuatu yang mempunyai persamaan. Siswa yang memahami konsep merupakan dasar untuk berpikir tingkat tinggi. Sedangkan menurut Fritz, Ehlert, & Balzer (2013: 58) menyatakan bahwa concepts are as categories of knowledge, as well ax, the process of acquiring knowledge. Konsep merupakan kategori dari sebuah pengetahuan serta proses pencarian pengetahuan.
Oleh karena itu, dapat pula untuk dikatakan bahwasannya konsep adalah suantu ide atau fakta yaang berhubungan dengan objek, simbol atau kejadian-kejadian yaang dikelompokkan berdasarkan karakteristik tertentu sebagai dasar untuk berpikir tingkat tinggi. Pada saat pembelajaran diharapkan siswa tidak haanya meenghafal konsep atau fakta tetapi dengan adanya pemahaman konsep akan menimbulkan kegiatan meenghubungkan suatu konsep-konsep untuk selanjutnya menghasilkan sebuah pemahaman baru yang utuh, dengan demikian konsep yang sedang dipelajari oleh siswa akan bisa dipahami secara baik. Beberapa pendapat yang sudah dikemukakan di atas kemampuan pemahaman konsep merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mengelompokkan sesuatu berdasarkan kesamaan ciri-ciri serta dapat mengaitkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
No comments:
Post a Comment