Tuesday, March 31, 2020

Teori Asimetri Informasi (skripsi dan tesis)

Mamduh (2004) menjelaskan tentang teori asimetri yang mengasumsikan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak memiliki informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih baik dibanding pihak luar (seperti investor). Karena itu, dapat dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan investor. Dengan kata lain, perilaku manajer, termasuk dalam keputusannya akan struktur permodalan perusahaan, dapat dianggap sebagai sinyal oleh investor. Menurut Myers & Majluf (1977), terdapat asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar, dengan kata lain manajer memiliki informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingkan pihak luar. Pada saat harga saham menunjukkan nilai yang terlalu tinggi (overvalue), manajer akan cenderung mengeluarkan saham (memanfaatkan harga yang terlalu tinggi). Tentunya pihak luar (pasar) tidak mau dikecoh. Oleh sebab itu, pada saat penerbitan saham baru diumumkan, harga akan jatuh karena pasar menginterpretasikan bahwa harga saham sudah lebih dari nilai sesungguhnya (overvalue). Teori tersebut dapat menjelaskan fenomena jatuhnya harga saham pada saat terjadi pengumuman penerbitan saham baru. Jika harga saham jatuh, maka pemegang saham lama akan dirugikan jika dilakukan penerbitan saham baru. Sebaliknya, pemegang saham baru  yang akan diuntungkan karena dapat membeli saham dengan harga murah. Karena jatuhnya harga tersebut berkaitan dengan asimetri informasi, maka dapat dikatakan bahwa ada biaya asimetri informasi yang berkaitan dengan penerbitan saham. Biaya tersebut akan semakin besar jika harga saham jatuh cukup signifikan.

No comments:

Post a Comment