Saturday, October 26, 2019

Hubungan Kinerja Lingkungan dengan Pengungkapan Lingkungan (skripsi dan tesis)


Secara teori, penetapan hubungan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan adalah penting dari perspektif tanggung jawab sosial perusahaan (Suratno dkk, 2006: 4). Penelitian terdahulu mengenai hubugan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan menemukan hubungan yang beragam. Hubungan tersebut masih belum menemukan hubungan yang pasti karena masih banyak penelitian yang menemukan hasil yang berbeda-beda (Ari Retno, 2010).
Penelitian Suratno, dkk (2006) menemukan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh secara positif sifnifikan terhadap pengungkapan lingkungan penelitian ini konsisten dengan temuan Al-Tuwaijri, et al. (2003) yang menemukan hubungan positif signifikan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan. Sebaliknya, temuan ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Wiseman (1982), Rockness (1985), Freedman dan Wasley (1990), dalam Suratno, dkk (2006) yang menemukan hubungan tidak signifikan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan.
Ingram dan Frazier (1980) dalam Benny (2009) menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan dalam pengujian hubungan antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan. Patten (2002) menemukan hubungan yang negatif antara kinerja lingkungan dengan pengungkapan lingkungan dalam annual report. Ari Retno (2010) menemukan bahwa kinerja lingkungan (environmental performance) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan lingkungan (environmental disclosure).
Hubungan negatif antara environmental performance dengan environmental disclosure nampak tidak konsisten dengan model discretionary disclosure (Suratno dkk, 2006). Ada asumsi bahwa environmental performance yang baik mengurangi pengungkapan biaya-biaya lingkungan masa depan perusahaan. Pengungkapan informasi biaya-biaya lingkungan ini harus dirasakan sebagai berita gembira oleh investor. Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan dengan environmental performance yang buruk (Verrecia,1983 dalam Suratno dkk, 2006).
Bawley dan Li (2000) dalam Lindrianasari (2004: 163) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik justru meiliki jumlah pengungkapan lingkungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan dalam level kinerja yang lainnya. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Walden dan Schwarts (1997) dalam Lindrianasari (2004: 163):
“perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang buruk, justru melakukan pengungkapan yang luas. Hal ini mungkin disebabkan oleh keinginan perusahaan untuk menjelaskan kewajiban keberlanjutan perusahaan serta aliran kas keluar yang cukup besar sebagai upaya perbaikan”.
Sedangkan menurut Ari Retno (2010) semakin banyak perusahaan berperan di dalam kegiatan lingkungan, akan semakin banyak pula yang harus diungkapkan oleh perusahaan mengenai kinerja lingkungan ke dalam laporan tahunan. Hal ini akan mencerminkan transparansi dari perusahaan tersebut bahwa perusahaan juga berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dikerjakannya sehingga masyarakat juga akan tahu seberapa besar andil perusahaan terhadap lingkungannya

Pengukuran Kinerja Ekonomi (skripsi dan tesis)


Menurut Eiffeliena (2010) pengukuran kinerja ekonomi dapat dihitung menurut accounting based measures maupun capital market based. Pada accounting based measures dapat menggunakan analisis rasio keuangan sebagai pengukuran secara financial. Eiffeliena (2010: 45) mengungkapkan:
”Analisis Rasio Keuangan pada dasarnya terdiri atas dua macam perbandingan yakni: 1) Dengan cara membandingkan rasio waktu tertentu dengan rasio dari waktu sebelumnya dari perusahaan yang sama. Cara ini akan memberikan informasi perubahan rasio dari waktu ke waktu sehingga bisa diketahui perkembangannya dan dapat untuk proyeksi pada masa yang akan datang. 2) Dengan cara membandingkan rasio keuangan dari satu perusahaan tertentu dengan rasio keuangan yang sama dari perusahaan lain yg sejenis atau industri (rasio industri).”
Terdapat dua variabel kunci yang dapat digunakan sebagai ukuran yang menghubungkan antara reputasi tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan dengan kinerja ekonominya, yaitu tingkat kemampuan menciptakan pendapatan melalui penjualan dan tingkat kemampuan menciptakan laba (Belkaoui dan karpik‟s 2003 dalam Januarti dan Apriyanti, 2005).
Keberhasilan seorang pemimpin dalam mengelola perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan atau kinerja ekonominya yang ditunjukkan oleh jumlah penjualan, tenaga kerja, harta yang dimiliki dan analisis rasio, yang disajikan dalam laporan keuangan (Januarti dan Apriyanti, 2005). Beberapa pokok pikiran mengenai hubungan antara tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan dengan kinerja ekonomi, antara lain:
“1) Pokok pikiran yang menggambarkan kebijakan konvensional; terdapat biaya tambahan yang signifikan yang akan menghilangkan peluang perolehan laba untuk melaksanakan tanggung jawab, sehingga akan menurunkan profitabilitas; 2) Biaya tambahan khusus untuk melaksanakan tanggung jawab akan menghasilkan dampak netral (balance) terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan tambahan biaya yang dikeluarkan akan tertutupi oleh keuntungan efisiensi yang ditimbulkan oleh pengeluaran biaya tersebut; 3) Pokok pikiran yang memprediksikan bahwa tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan berdampak positif terhadap profitabilitas.” (Herremans et al, 1993 dalam Januarti dan Apriyanti, 2005: 8).
Menurut penelitian terdahulu, Bragdon dan Malin (1972) dalam Al Tuwaijri, et al (2004) menggunakan accounting based measures (earnings per share dan ROE). Sedangkan Spicer (1978) dalam Al Tuwaijri, et al (2004) menggunakan keduanya baik accounting based measures maupun capital market based (profitability dan price earning ratio). Kelemahan menggunakan berbagai macam pengukuran economic performance adalah mereka cenderung untuk fokus pada satu aspek kinerja ekonomi suatu perusahaan. Net income mengukur tingkat profitabilitas tanpa mempertimbangkan ukuran perusahaa, kelemahan ini dapat dilengkapi dengan menggunakan pengukuran seperti ROA dan skala profitabilitas investasi perusahaan berdasarkan aset mereka. Namun hal ini akan menjadi bias apabila sampel tersebut meliputi perusahaan dari berbagai industri (Al Tuwaijri, et al., 2004). Lindrianasari (2007) menggunakan 5 variabel untuk mewakili kinerja ekonomi. Kelima variabel tersebut adalah umur perusahaan, ekspor, kepemilikan legal perusahaan, dan marjin perusahaan sebagai proksi kinerja ekonom

Pengertian Kinerja Ekonomi (skripsi dan tesis)

 
Economic performance atau kinerja ekonomi adalah kinerja perusahaan-perusahaan secara relatif dalam suatu industri yang sama yang ditandai dengan return tahunan industri yang bersangkutan (Luciana, 2007: 10). Menurut Suratno, dkk (2006: 9) economic performance adalah kinerja ekonomi secara makro dari sekumpulan perusahaan dalam suatu industri. Jadi dengan demikian kinerja ekonomi adalah kinerja perusahaan dalam bidang ekonomi dan merupakan suatu industri yang sama.

Kebijakan Ekonomi (skripsi dan tesis)


Teori ekonomi dapat membantu untuk memahami bagaimana dunia ini berfungsi, namun perumusan ekonomi menuntut langkah dan tujuan yang lebih cepat serta mendorong untuk lebih spesifik terhadap landasan dalam menilai apakah suatu hasil telah lebih baik dari pada yang lain atau dapat menjadikannya lebih baik. Terdapat empat kriteria untuk menilai hasil (outcome) ekonomi yang sering kali diterapkan dalam penentuan kebijakan ini ialah: efisiensi, keadilan, pertumbuhan, dan stabilitas (Case and Fair, 2005).
Tujuan akhir dari kebijakan ekonomi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bagi masyarakat biasa, kesejahteraan bukan konsep abstrak melainkan kondisi nyata yang langsung menyangkut kehidupannya sehari-hari. Untuk memenuhi keinginan tersebut diperlukan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di sertai dengan stabilitas ekonomi yang mantap. Pertumbuhan ekonomi, yang berarti perluasan kegiatan ekonomi, adalah cara untuk meningkatkan penghasilan anggota masyarakat dan membuka lapangan kerja baru. Sementara itu, stabilitas ekonomi adalah cara untuk melindungi agar penghasilan masyarakat yang kita upayakan tidak termakan oleh kenaikan harga. Pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi bersama-sama adalah kunci kesejahteraan rakyat (Boediono, 2009)

Pengukuran Pengungkapan Lingkungan (skripsi dan tesis)


Pengungkapan lingkungan dapat diukur dengan menggunakan suatu cheklist yang berisi item-item pengungkapan lingkungan yang mewakili dua belas pengungkapan yang nantinya akan dicocokkan dengan pengungkapan yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan (Ari Retno, 2010). Pattern (2002) dalam Suratno, dkk (2006) mengidentifikasi cakupan delapan item envronmental disclosure yang digunakan dalam penelitiannya, environmental disclosure diukur dengan disclosure-scoring yang diperoleh dari analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode skor yes/no (atau 1,0). Menurut Hariyanto (2009) semakin banyak item pegungkapan lingkungan (environmental disclosure) yang dimuat dalam laporan tahunan perusahaan berarti semakin besar indeks pengungkapan lingkungannya.
Menurut Lindrianasari (2007) environmental disclosure diukur dengan pemberian skor. Skor yang dilekatkan pada pengungkapan lingkungan dilakukan secara berturut-turut dan dibagi berdasarkan kualitas pengungkapan lingkungannya. Skor 1 untuk perusahaan yang kualitas pengungkapan lingkungannya sangat buruk atau tidak ada sama sekali dan untuk perusahaan yang kualitas pengungkapan lingkungan yang sangat baik diberi skor 5.

Tujuan Pengungkapan (skripsi dan tesis)


Menurut Belkaoui dan Ahmad Riahi (2000: 219), terdapat lima tujuan pengungkapan, yaitu:
1. untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.
2. untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan
3. untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar dimasa mendatang
4. untuk membantu investor dan kreditor menemukan resiko atas item-item tersebut.
5. untuk menyediakan informasi bagi investor dan kreditor dalam menentukan resiko item-item tersebut
Menurut Hendriksen dan Breda (2004) tujuan pengungkapan adalah untuk menyediakan informasi yang signifikan dan relevan kepada para pemakai laporan keuangan tahunan untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan dengan cara terbaik, dengan perkiraan bahwa manfaatnya harus lebih besar dibandingkan dengan biayanya. Hal ini berarti menunjukkan bahwa informasi yang tidak material atau tidak relevan sebaiknnya dihilangkan agar penyajian mempunyai arti yang dapat dimengerti

Kriteria Pengungkapan (skripsi dan tesis)


Sudaryanto (2011) mengungkapkan tiga kriteria pengungkapan menurut Chariri dan ghozali (2007) yaitu:
1. Pengungkapan cukup (adequate disclosure)
2. Pengungkapan wajar (fair disclosure)
3. Pengungkapan lengkap (full disclosure)
Pengungkapan yang cukup adalah cakupan pengungkapan minimal yang harus dilakukan agar informasi tidak menyesatkan. Pengungkapan wajar adalah tujuan etis dalam memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum terhadap semua pemakai informasi. Pengungkapan lengkap adalah penyajian semua informasi yang relevan (Sudaryanto, 2011: 32)