Friday, June 17, 2022

Definisi Persediaan (skripsi tesis dan disertasi)

 


Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang
utama yang dimiliki perusahaan. Persediaan (inventory) adalah stock atau simpanan
barang-barang yang disimpan perusahaan dalam persediaan yang berhubungan
dengan bisnis yang dilakukan (Stevenson dan Chuong, 2014:180). Secara umum
istilah persediaan dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk
dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.
Dalam perusahaan dagang, persediaan merupakan barang-barang yang diperoleh
atau dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa mengubah barang itu sendiri.
Menurut Donald Delmar (1985) dalam Haming dan Mahfud (2012:7), dalam
melakukan perencanan dan pengendalian persediaan terdapat beberapa faktor, yaitu:
a. Inventory turnover merupakan frekuensi perputaran persediaan yang
telah digantikan selama periode waktu tertentu.
b. Lead time adalah interval waktu antara waktu pemesanan dan
diterimanya pesanan persediaan dari pemasok.
c. Costumer service level merupakan layanan yang diberikan kepada
pelanggan yang mengacu pada presentase dari pesanan berdasarkan
tanggal tertentu yang telah disetujui.
d. Stock out cost adalah biaya atas kekurangan persediaan yang terjadi
ketika permintaan melebihi tingkat persediaan yang dimiliki perusaaan.
e. Cost of inventory meliputi biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan
biaya pembayaran.
Persediaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu
periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi.
Menurut Ely Suhayati dan Sri Anggadini (2009:225) pengertian persediaan
adalah suatu aktiva lancar yang ada dalam suatu perusahaan, apabila perusahaan
tersebut perusahaan dagang maka persediaan diartikan sebagai barang dagangan
yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangan apabila
perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan diartikan sebagai
baan baku yang terdapat dalam proses produksi/yang disimpan untuk tujuan tersebut.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah
aktiva lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Adapun alasan diperlukannya
persediaan menurut Hendra Kusuma (2009) adalah sebagai barang yang disimpan
untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat berbentuk
bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang diproses, barang dalam
proses pada proses manufaktur dan barang jadi yang disimpan untuk dijual.
 Klasifikasi Persediaan
Klasifikasi persediaan antara satu perusahaan lain dapat berbeda-beda.
Imam Santoso (2010:240), bagi perusahaan dagang (merchandise enterprise)
dimana persediaan merupakan barang yang langsung tanpa mengalami proses
lanjutan maka, persediaan disebut sebagai persediaan barang dagang
(merchandise inventory), sedangkan pada perusahaan industri dimana
persediaan bahan baku memerlukan proses lebih lanjut dalam bentuk barang
jadi (finished goods), maka persediaan dikelompokan sebagai berikut:
1. Bahan baku (raw material) yaitu bahan baku yang akan diproses
lebih lanjut dalam proses produksi.
2. Barang dalam proses (work in process/good in process) yaitu
bahan baku yang sedang di proses dimana nilainya merupakan
akumulasi biaya bahan baku (raw material cost), biaya tenaga
kerja (direct labor cost), dan biaya overhead (factory overhead
cost).
3. Barang jadi (finished goods) yaitu barang jadi yang berasal dari
barang yang telah selesai di proses dan telah siap untuk dijual
sesuai dengan tujuannya.
4. Bahan pembantu (factory/manufacturing supllies) yaitu bahan
pembantu yang dibutuhkan dalam proses produksi namun tidak
secara langsung dapat diliat secara fisik pada produk yang
diasilkan.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva
diklasifikasikan sebagai persediaan tergantung pada jenis perusahaan. Pada
perusahaan garmen misalkan, properti yang dimiliki seperti mesin jahit, benang, dan
kain yang dijual dapat diklasifiasikan sebagai persediaan karena barang-barang
tersebut merupakan aktiva yang dijual untuk kegiatan usahanya yang bergerak di
bidang pembuatan pakaian. Namun bagi perusahaan lain yang kegiatan usahanya
bukan penjualan pakaian, kepemilikan atas barang-barang tersebut tidak
diklasifikasikan sebagai persediaan, melainkan dapat sebagai aktiva tetap atau aktiva
tidak lancar tergantung pada tujuan kepemilikannya.

No comments:

Post a Comment