Friday, June 17, 2022

Reorder Point (ROP) (skripsi tesis dan disertasi)


Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian reorder point
(ROP) antara lain:
1. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:99), ROP adalah titik pemesanan
ulang adalah tingkat atau titik persediaan dimana tindakan harus diambil untuk
mengisi kembali persediaan barang.
2. Menurut Freddy Rangkuty (2004:83), ROP adalah titik pemesanan yang harus
dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya lead time dan safety
stock.
3. Menurut Gasperz (2004:291), tarik dari ROP menimbulkan cash loading input
ke setiap tingkat adalah output dari tingkat atau tahap sebelumnya sehingga
menyebabkan saling ketergantungan diantara tingkat-tingkat dalam sistem
distribusi.
4. Sofjan Assauri (2004;196), tingkat pemesanan kembali (reorder point) adalah :
“Tingkat pemesanan kembali adalah suatu titik atau batas dari jumlah
persediaan yang ada pada suatu saat dimana pemesanan harus diadakan
kembali”.
5. Menurut Bambang Riyanto, dalam bukunya Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan (2004 : 73) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan reorder
point adalah saat atau titik dimana harus diadakan pemesanan serupa,
sehingga kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu tepat pada
waktu dimana persediaan atas safety stock sama dengan nol.
Adapun beberapa faktor untuk menentukan Reorder Point (ROP) diantaranya :
1. Menurut Petty, William, Scott dan David (2005:279) adalah;
- Pengadaan atau stock selama masa pengiriman
- Tingkat pengamanan yang diinginankan
2. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:83) faktor-faktornya adalah:
- Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang
- Besar safety stock.
Dari kedua pendapat ahli di atas menyimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
titik pemesanan kembali (ROP) adalah :
1. Lead Time (LT), Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara barang
yang dipesan hingga sampai diperusahaan.
2. Tingkat pemesanan barang pada rata-rata persatuan waktu tertentu.
3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan barang
minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga kemungkinan
keterlambatan datangnya bahan baku. 

No comments:

Post a Comment