Monday, May 6, 2019

Tujuan Analisis Isi (skripsi dan tesis)


Tahapan awal dalam menyusun desain riset ialah menentukan dengan jelas
tujuan analisis isi. Hanya dengan tujuan yang jelas, maka desain riset juga dapat dirumuskan dengan jelas pula. Mengapa? Karena desain riset pada dasarnya dibuat untuk menjawab pertanyaan dalam tujuan penelitian. Seperti analogi pembangunan rumah sebelumnya. Seseorang arsitek tidak akan dapat bekerja tanpa terlebih dahulu bertanya kepada pemilik. Pemiliklah yang akan menuntun rumah seperti apa yang ingin dia bangun. Dilihat dari tujuan analisis isi, peneliti harus menentukan apakan analisis isinya hanya ingin menggambarkan karakteristik dari pesan ataukan analisis isi lebih
jauh ingin menarik kesimpulan penyebab dari suatu pesan tertentu. Kedua tujuan penelitian ini, akan membawa konsekuensi pada desain riset yang akan dibuat. Jika peneliti hanya ingin menggambarkan secara detail isi (content), maka ia hanya fokus pada variabel yang ada pada isi. Sementara jika peneliti ingin mengetahui penyebab dari suatu isi, maka peneliti harus memerhatikan faktor lain (mungkin diluar analisis isi) yang berdampak pada isi. Di bawah ini akan diuraikan satu demi satu dari analisis isi ini. Pertama, menggambarkan Karakteristik Pesan (describing the characteristics of message). Analisis isi banyak dipakai untuk menggambarkan karakteristik dari suatu pesan. Dalam bahas holsti (1969:28), analisis isi disini dipakai untuk menjawab pertanyaan “what, to whom, dan how” dari suatu proses komunikasi. Pertanyaan “what”
berkaitan dengan penggunaan analisis isi untuk menjawab pertanyaan mengenai apa isi dari suatu pesan, tren, dan perbedaan antara pesan dari komunikator yang berbeda. Pertanyaan “to whom” dipakai untuk menguji hipotesis mengenai isi pesan yang ditujukan untuk khalayak yang berbeda. Sementara pertanyaan “how” terutama berkaitan dengan penggunaan analisis isi untuk menggambarkan bentuk dan teknikteknik pesan (misalnya, persuasi

Bentuk Klasifikasi analisis isi (skripsi dan tesis)


Ada bebarapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Janis menjelaskan klasifikasi, sebagai berikut:
a) Analisis Isi Pragmatis, di mana klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut
sebab akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata tertentu
diucapkan yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap
produk sikat gigi A.
b) Analisis Isi Semantik, dilakukan untuk mengklasifikasikan: tanda menurut
maknanya. Analisis ini terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
(1) Analisis penunjukan (designation), menggambarkan frekuensi seberapa
sering objek tertentu (orang, benda, kelompok, atau konsep) dirujuk.
(2) Analisis penyifatan (attributions), menggambarkan frekuensi seberapa
sering karakterisasi tertentu dirujuk (misalnya referensi kepada
ketidakjujuran, kenakalan, penipuan, dan sebagainya).
(3) Analisis pernyataan (assertions), menggambarkan frekuensi seberapa
sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus. Analisis ini secara
kasar disebut analisis tematik. Contohnya, referensi terhadap perilaku
nyontek dikalangan mahasiswa sebagai maling, pembohong, dan
sebagainya.
c) Analisis Sarana Tanda (sign-vehicle), dilakukan untuk mengklasifikasikan isi
pesan melalui sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali kata cantik
muncul, kata seks muncul.
Dalam penelitian kualitatif, penggunaan analisis isi lebih banyak ditekankan
pada bagaimana simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu terbaca dalam interkasi sosial, dan bagaimana simbol-simbol itu terbaca dan dianalisis oleh peneliti. Dan sebagaimana penelitian kualitatif lainnya, kredibilitas peneliti menjadi amat penting.
Analisis isi memerlukan peneliti yang mampu menggunakan ketajaman analisisnya untuk merajut fenomena isi komunikasi menjadi fenomena sosial yang terbaca oleh orang pada umumnya.
Disadari bahwa makna simbol dan interaksi amat mejemuk sehingga penafsiran ganda terhadap objek simbol tunggal umumnya menjadi fenomena umum dalam penelitian sosial. Oleh karen itu, analisis menjadi tantangan sangat besar bagi peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemahaman dasar terhadap kultur di mana komunikasi itu menjadi amat penting. Kultur ini menjadi muara yang luas terhadap berbagai macam
bentuk komunikasi di masyarakat

Penggunaan Analisi Isi (skripsi dan tesis)


Penggunaan analisis isi tidak berbeda dengan penelitian kualitatif lainnya.
Hanya saja, karena teknik ini dapat digunakan pada pendekatan yang berbeda (baik kuantitatif maupun kualitatif), maka penggunaan analisis isi tergantung pada kedua pendekatan itu.
Penggunaan analisis isi untuk penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan
pendekatan lainnya. Awal mula harus ada fenomena komunikasi yang dapat diamati, dalam arti bahwa peneliti harus lebih dulu dapat merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan semua tindakan harus didasarkan pada tujuan tersebut.
Langkah berikutnya adalah memilih unit analisis yang akan di kaji. Memilih
objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitian berhubungan dengan data-data verbal (hal ini umumnya ditemukan dalam analisis isi), maka perlu disebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yang bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan 1 dalam suatu media, perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu.

Penggunaan analisi isi dapat di lakukan sebagaimana Paul W. Missing
melakukan studi-studi tentang “The Voice of America”. Analisis Isi didahului dengan melakukan coding terhadap istilah-istilah atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling banyak muncul dalam media komunikasi. Dalam hal pemberian coding, perlu juga dicatat konteks mana istilah itu muncul. Kemudian, dilakukan klasifikasi terhadap coding yang telah dilakukan. Klasifikasi dilakukan dengan melihat sejauh mana satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap klasifikasi. Kemudian, satuan makna dan kategori di analisis dan dicari hubungan suatu dengan lainnya untuk menemukan makna, arti, dan tujuan isi komunikasi itu. Hasil analisis ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk draf laporan penelitian sebagaimana umumnya laporan
penelitan.

Klasifikasi Analisis Isi (skripsi dan tesis)

Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Janis (1965) menjelaskan
klasifikasi sebagai berikut:
1. Analisis Isi Pragmatik (Pragmatic Content Analysis), yakni prosedur memahami teks dengan mengklasifikasikan tanda menurut sebab atau akibatnya yang mungkin timbul. (Misalnya, penghitungan berapa kali suatu kata ditulis atau diucapkan, yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka atau tidak suka terhadap sebuah rezim
pemerintahan)
2. Analisis Isi Semantik (Semantic Content Analysis), yakni prosedur yang
mengklasifikasi tanda menurut maknanya. (Misalnya, menghitung berapa kali kata demokrasi dijadikan sebagai rujukan sebagai salah satu pilihan sistem politik yang dianut oleh sebagian besar masyarakat dunia). Atau, misalnya yang lain, berapa kali kata Indonesia disebut oleh Obama sebagai rujukan contoh negara dengan keragaman suku, budaya dan agama, yang mampu mempersatukan semuanya dalam bingkai negara kesatuan. Secara rinci, Janis mengembangkan Analisis Isi Semantik menjadi tiga macam kategori sebagai berikut:
a) Analisis Penunjukan (Designation Analysis), yakni menghitung frekuensi berapa sering objek tertentu (Orang, benda, kelompok, konsep) dirujuk. Analisis model ini juga biasa disebut sebagai Analisis Isi Pokok Bahasan (SubjectMatter Content Analysis).
b) Analisis pensifatan (Attribution Analysis), yakni menghitung frekuensi berapa sering karakteristik objek tertentu dirujuk atau disebut. (Misalnya, karakteristik tentang bahaya penggunaan obat terlarang bagi kehidupan).
c) Analisis Pernyataan (Assertion Analysis), yakni analisis teks dengan menghitung
seberapa sering objek tertentu dilabel atau diberi karakter secara khusus.
(Misalnya, berapa sering Iran disebut oleh Amerika sebagai negara yang
menantang himbauan masyarakat internasional dalam hal pembangunan proyeknuklir).
3. Analisis Sarana Tanda (Sign-Vehicle Analysis), yakni prosedur memahami teksdengan cara menghitung frekuensi berapa kali, misalnya, kata negara Indonesiamuncul dalam sambutan Obama tatkala berkunjung ke Indonesia (Bungin, 2001:234-235).

Pengertian dasar analisis isi (skripsi dan tesis)


Ada tiga konsep yang tercakup di dalam analisis isi. Pertama, analisis ini bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisis dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit, misalnya: cara penentuan sampel. Kedua, analisis isi bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat kuantitatif. Ada lima tujuan analisis isi, yaitu: (Eriyanto, 2011 : 32-42)
1. Menggambarkan karakteristik dari pesan
2. Menggambarkan secara detail isi (content)
3. Melihat pesan pada khalayak yang berbeda
4. Melihat pesan dari komunikator yang berbeda
5. Menarik kesimpulan penyebab dari suatu pesan
Analisis isi sendiri tak pernah dijadikan dasar untuk membuat pernyataanpernyataan tentang efek-efek isi pada audien, misalnya: studi tentang film kartun di TV mengklaim bahwa 80% isinya mendukung aspek komersial, yaitu mengajak membeli susu, namun penemuan isi tidak boleh membuat si peneliti mengemukakan klaim atau pernyataan bahwa anak-anak menonton film akan membeli susu tersebut.Temuantemuan dalam analisis isi tertentu dibatasi oleh kerangka kategori-kategori dan definisi yang digunakan dalam analisis isi adalah kurangnya pesan-pesan yang relevan dengan
penelitian tersebut. Sedangkan tahap-tahap dalam analisis isi adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan pertanyaan penelitian atau hiotesis
2. Mendefenisikan populasi yang diteliti
3. Memilih sampel yang sesuai dari populasi
4. Memilih dan menentukan unit analisis
5. Menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis
6. Membuat sistem hitungan
7. Melatih para pengkode dan melakukan studi percobaan
8. Mengkode isi menurut definisi yang telah ditentukan
9. Menganalisis data yang telah dikumpulkan
10. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi
Menurut Holsti (1969: 28), analisis isi adalah suatu teknik membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik-karakteristik pesan tertentu secara obyektif dan sistematis. Klaus Krippendoff mendefenisikan anaisis isi sebagai teknik penelitian dalam membuat kesimpulan-kesimpulan dari data konteksnya. Berdasarkan dua defenisi diatas, maka ada dua fungsi analisis isi, yaitu: memberikan uraian yang sistematis dan dapat diuji tentang isi manifese dan laten suatu wacana naratif, dan menghasilkan
kesimpulan yang valid tentang konteks naratif yang berdasarkan isi deskriptifnya.
(Holsti 1969: 28) mengemukakan tiga fungsi utama analisis isi, yaitu:
1. Menggambarkan karakteristik komunikasi dengan mengajukan pertanyaan: apa,
bagaimana, dan kepada siapa pesan itu disampaikan
2. Membuat kesimpulan-kesimpulan, seperti anteseden komunikasi, dengan
mengajukan pertanyaan mengapa pesan itu disampaikan, dan
Universitas Sumatera Utara
3. Membuat kesimpulan-kkesimpulan tentang konsekuensi komunikasi dengan
mengajukan apa efek-efek pesan tersebut.
Fungsi deskriftif dalam analisis isi mencakup identifikasi terhadap tema-tema
dan pola structural dalam suatu pesan, dan perbandingan isi pesan yang disampaikan
oleh komunikator yang berbeda atau sebaliknya pesan yang disampaikan oleh
komunikator yang sama dalam konteks yang berbeda. Fungsi inferensial adalah
mencakup penarikan kesimpulan tentang efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh
pesan tersebut dan menyimpulan norma-norma perilaku sosial yang direfleksikan oleh
pesan tersebut. Secara teknik Content Analysis mencakup upaya-upaya: klasifikasi
lambang-lambang yang dipakaidalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam
klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi.
Analisis isi didahului dengan melakukan coding terhadap istilah-istilah atau
penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling banyak muncul dalam media
komunikasi. Dalam hal pemberian coding, perlu juga dicatat dalam konteks mana istilah
itu muncul. Kemudian, dilakukan klasifikasi terhadap coding yang telah dilakukan.
Klasifikasi dilakukan dengan melihat sejauh mana satuan makna berhubungan dengan
tujuan penelitian. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap
klasifikasi. Kemudian satuan makna dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu
dengan lainnya untuk menemukan makna,arti, dan tujuan isi komunikasi itu. Hasil
analisis ini dideskripsikan dalam bentuk draf laporan penelitiansebagaimana umumnya
laporan penelitianPengertian dasar
Ada tiga konsep yang tercakup di dalam analisis isi. Pertama, analisis ini bersifat
sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisis dipilih menurut aturan-aturan yang
ditetapkan secara implisit, misalnya: cara penentuan sampel. Kedua, analisis isi bersifat
obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat kuantitatif. Ada lima tujuan analisis isi, yaitu:
(Eriyanto, 2011 : 32-42)
1. Menggambarkan karakteristik dari pesan
2. Menggambarkan secara detail isi (content)
3. Melihat pesan pada khalayak yang berbeda
4. Melihat pesan dari komunikator yang berbeda
5. Menarik kesimpulan penyebab dari suatu pesan
Analisis isi sendiri tak pernah dijadikan dasar untuk membuat pernyataanpernyataan tentang efek-efek isi pada audien, misalnya: studi tentang film kartun di TV
mengklaim bahwa 80% isinya mendukung aspek komersial, yaitu mengajak membeli
susu, namun penemuan isi tidak boleh membuat si peneliti mengemukakan klaim atau
pernyataan bahwa anak-anak menonton film akan membeli susu tersebut.Temuantemuan dalam analisis isi tertentu dibatasi oleh kerangka kategori-kategori dan definisi
yang digunakan dalam analisis isi adalah kurangnya pesan-pesan yang relevan dengan
penelitian tersebut. Sedangkan tahap-tahap dalam analisis isi adalah sebagai berikut:
20
Universitas Sumatera Utara
1. Merumuskan pertanyaan penelitian atau hiotesis
2. Mendefenisikan populasi yang diteliti
3. Memilih sampel yang sesuai dari populasi
4. Memilih dan menentukan unit analisis
5. Menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis
6. Membuat sistem hitungan
7. Melatih para pengkode dan melakukan studi percobaan
8. Mengkode isi menurut definisi yang telah ditentukan
9. Menganalisis data yang telah dikumpulkan
10. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi
Menurut Holsti (1969: 28), analisis isi adalah suatu teknik membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik-karakteristik pesan tertentu secara obyektif dan sistematis. Klaus Krippendorff mendefenisikan anaisis isi sebagai teknik penelitian dalam membuat kesimpulan-kesimpulan dari daa konteksnya. Berdasarkan dua defenisi diatas, maka ada dua fungsi analisis isi, yaitu: memberikan uraian yang sistematis dan dapat diuji tentang isi manifese dan laten suatu wacana naratif, dan menghasilkan
kesimpulan yang valid tentang konteks naratif yang berdasarkan isi deskriptifnya.
(Holsti 1969: 28) mengemukakan tiga fungsi utama analisis isi, yaitu:
1. Menggambarkan karakteristik komunikasi dengan mengajukan pertanyaan: apa,
bagaimana, dan kepada siapa pesan itu disampaikan
2. Membuat kesimpulan-kesimpulan, seperti anteseden komunikasi, dengan
mengajukan pertanyaan mengapa pesan itu disampaikan, dan
Universitas Sumatera Utara
3. Membuat kesimpulan-kkesimpulan tentang konsekuensi komunikasi dengan
mengajukan apa efek-efek pesan tersebut.
Fungsi deskriftif dalam analisis isi mencakup identifikasi terhadap tema-tema
dan pola structural dalam suatu pesan, dan perbandingan isi pesan yang disampaikan oleh komunikator yang berbeda atau sebaliknya pesan yang disampaikan oleh komunikator yang sama dalam konteks yang berbeda. Fungsi inferensial adalah mencakup penarikan kesimpulan tentang efek-efek yang mungkin ditimbulkan oleh pesan tersebut dan menyimpulan norma-norma perilaku sosial yang direfleksikan oleh pesan tersebut. Secara teknik Content Analysis mencakup upaya-upaya: klasifikasi lambang-lambang yang dipakaidalam komunikasi, menggunakan kriteria dalam klasifikasi, dan menggunakan teknik analisis tertentu dalam membuat prediksi. Analisis isi didahului dengan melakukan coding terhadap istilah-istilah atau penggunaan kata dan kalimat yang relevan, yang paling banyak muncul dalam media komunikasi. Dalam hal pemberian coding, perlu juga dicatat dalam konteks mana istilah itu muncul. Kemudian, dilakukan klasifikasi terhadap coding yang telah dilakukan.
Klasifikasi dilakukan dengan melihat sejauh mana satuan makna berhubungan dengan tujuan penelitian. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk membangun kategori dari setiap klasifikasi. Kemudian satuan makna dan kategori dianalisis dan dicari hubungan satu dengan lainnya untuk menemukan makna,arti, dan tujuan isi komunikasi itu. Hasil analisis ini dideskripsikan dalam bentuk draf laporan penelitiansebagaimana umumnya laporan penelitian

Jenis- Jenis Bahan Ajar (skripsi dan tesis)


Dalam dunia pendidikan di Indonesia, mengenal berbagai macam bentuk dan
model bahan ajar sudah lazim dan biasa dipergunakan. Mulai dari jenjang
terendah hingga perguruan tinggi (Kurniasih dan Sani, 2014: 60). Di antara bahan ajar tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Buku
Buku ajar yang ditulis oleh seorang penulis atau guru tentulah harus berisikan
buah pikirannya. Akan tetapi, buku tersebut haruslah diturunkan dari KD yang
tertuang dalam kurikulum sehingga buku akan memberi makna sebagai bahan
ajar bagi peserta didik yang mempelajarinya (Kurniasih dan Sani, 2014: 60).

Dalam Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008, kategori buku tidak hanya dibatasi untuk sekolah pendidikan dasar dan menengah, tetapi juga termasuk perguruan tinggi. Dalam Permendiknas tersebut semua buku masih digolongkan dalam empat kelompok, yakni (a) buku teks pelajaran, (b) buku panduan pendidik, (c) buku pengayaan, dan (d) buku referensi.
Jika dilihat dari segi isi dan fungsi dalam proses pembelajaran, buku
pendidikan dapat dibedakan menjadi tujuh jenis (Muslich, 2010: 24), antara
lain sebagai berikut.
(1) Buku acuan, yaitu buku yang berisi informasi dasar tentang bidang atau
hal tertentu. Informasi dasar atau pokok ini bisa dipakai acuan (referensi)
oleh guru untuk memahami sebuah masalah secara teoretis.
(2) Buku pegangan, yaitu buku berisi uraian rinci dan teknis tentang bidang
tertentu. Buku ini dipakai sebagai pegangan guru untuk memecahkan,
menganalisis, dan menyikapi permasalahan yang akan diajarkan kepada
siswa.
(3) Buku teks atau buku pelajaran, yaitu buku yang berisi uraian bahan tentang
mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis
dan telah diseleksi berdasarkan tujuan tertentu, orientasi pembelajaran, dan
perkembangan siswa untuk diasimilasikan. Buku ini dipakai sebagai
sarana belajar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
(4) Buku latihan, yaitu buku yang berisi bahan-bahan latihan untuk
memperoleh kemampuan dan keterampilan tertentu. Buku ini dipakai oleh
siswa secara periodik agar yang bersangkutan memiliki kemahiran dalam
bidang tertentu.
(5) Buku kerja atau buku kegiatan, yaitu buku yang difungsikan siswa untuk
menuliskan hasil pekerjaan atau hasil tugas yang diberikan guru. Tugastugas ini bisa ditulis di buku kerja tersebut atau secara lepas.
(6) Buku catatan, yaitu buku yang difungsikan untuk mencatat informasi atau
hal-hal yang diperlukan dalam studinya. Melalui buku catatan ini, siswa
dapat mendalami dan memahami kembali dengan cara membaca ulang
pada kesempatan lain.
(7) Buku bacaan, yaitu buku yang memuat kumpulan bacaan, informasi, atau
uraian yang dapat memperluas pengetahuan siswa tentang bidang tertentu.
Buku ini dapat menunjang bidang studi tertentu dalam memberikan
wawasan kepada siswa.
2. Modul
Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga pembacanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang guru atau fasilitator. Dengan demikian, sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru. Jika guru memiliki fungsi menjelaskan sesuatu, modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya (Kurniasih dan Sani, 2014: 61).
3. Handout
Handout berfungsi untuk membantu siswa agar tidak perlu mencatat dan
sebagai pendamping penjelasan guru. Handout yang baik harus diturunkan dari KD yang telah diatur dalam silabus dan kurikulum. Sebuah handout harus
memuat paling tidak
a. menuntun guru secara teratur dan jelas;
b. berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat; dan
c. mempermudah dalam menjelaskan grafik dan tabel (Kurniasih dan Sani,
2014: 65).

Pengertian Bahan Ajar (skripsi dan tesis)


Menciptakan bahan ajar yang akan disuguhkan untuk siswa bukanlah persoalan yang sederhana. Bahan ajar haruslah sesuai dengan ketentuan yang sudah dibuat oleh pemerintah dan dapat memenuhi kebutuhan siswa ketika menggunakannya. Pemilihan dan penentuan bahan ajar bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh peserta didik. Untuk itu diperlukan adanya  analisis bahan ajar untuk mengetahui apakah bahan ajar telah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki (Kurniasih dan Sani, 2014: 59—61).
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk membantu siswa dan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan peserta didik untuk belajar (Kurniasih dan Sani, 2014: 56). Selain itu, bahan ajar merupakan gabungan antara pengetahuan (fakta dan informasi rinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, syaratsyarat), dan sikap (Kemp dalam Muslich, 2010: 206).