Sunday, October 3, 2021

Jenis Kurs (skripsi dan tesis)

 Nilai tukar atau disebut juga kurs valuta dalam berbagai

transaksi ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis, yaitu:
1) Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank
untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
2) Middle rate (kurs tengah), yaitu kurstengah antara kurs jual dan
kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang
ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.
3) Buying rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank
untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
4) Flat rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi
jual beli bank notes dan traveler chaque, di mana dalam kurs
tersebut telah diperhitungkan promosi dan biaya lain‐lain.

Kurs yang ditransaksikan di pasar uang terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
1) Kurs beli dan kurs jual
Kurs beli (bid rate) adalah kurs dimana bank bersedia membeli suatu
mata uang, sedangkan kurs jual (offer late) adalah kurs yang
ditawarkan bank untuk menjual suatu mata uang dan biasanya yang
lebih tinggi dari kurs beli. Selisih antara kurs beli dan kurs jual
disebut bid offer spread atau trading margin.
2) Kurs silang
Kurs silang (cross exchange rates) adalah kurs antara dua mata uang
yang ditentukan dengan menggunakan mata uang lain sebagai
pembanding. Hal ini terjadi karena kedua mata uang tersebut, salah
satu atau keduanya, tidak memiliki pasar valuta asing yang aktif,
sehingga tidak semua mata uang ditentukan oleh mata uang lainya.
Misalnya, kurs rupiah dalam mata uang krona Swedia jarang
ditemukan, namun kurs kedua mata uang selalu tersedia dalam
Dollar AS. Kurs masing-masing mata uang tersebut dapat
dibandingkan dalam US$, sehingga dapat ditentukan kurs antara
rupiah dan krona.
3) Kurs Spot dan Kurs Forward
Spot cxchange rates adalah kurs mata uang dimana mata uang asing
dapat dibeli atau dijual dengan penyerahan atau pengiriman pada
hari yang sama atau maksimal dalam 48 jam. Forward exchange
rates adalah kurs yang ditentukan sekarang untuk pengiriman
sejumlah mata uang di masa akan datang berdasarkan kontrak
forward

Kurs Tukar Mata Uang (skripsi dan tesis)

 


Pengertian kurs tukar (exchange rate) adalah harga satu mata
uang satu negara dengan mata uang satu negara yang lainya (Faisal,
2001:20).
Dornbusch dan Fisher mengatakan bahwa pergerakan nilai
tukar mempengaruhi daya saing internasional dan posisi neraca
perdagangan, dan konsekuensinya juga akan berdampak pada real
output dari negara tersebut yang pada gilirannya akan mempengaruhi
cash flow saat ini dan masa yang akan datang dari perusahaan tersebut.
Ekuitas yang merupakan bagian dari kekayaan perusahaan,
dapat mempengaruhi perilaku nilai tukar melalui mekanisme
permintaan uang berdasarkan model penentuan nilai tukar oleh ahli
moneter. Sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara sangat
berpengaruh sekali dalam menentukan pergerakan nilai tukar. Seperti
negara Indonesia yang sebelum tanggal 14 Agustus 1997 menerapkan
sistem nilai tukar mengambang terkendali, maka laju depresiasi sangat
ditentukan oleh pemegang otoritas moneter, sehingga ketika Bank
Indonesia melepas kendali nilai tukar menyebabkan nilai tukar akan
segera mengikuti hukum pasar dan pengaruh-pengaruh dari luar.
Untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah, upaya lain yang
telah dilakukan Bank Indonesia adalah pengembangan pasar valas
domestik antar bank melalui bank intervensi. Apabila valuta asing
diperdagangkan melebihi band yang telah ditetapkan maka Bank
Indonesia segera melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai
tukar pada posisi semula. Pendekatan moneter merupakan
pengembangan konsep paritas daya beli dan teori kuantitas uang.
Pendekatan ini menekankan bahwa ketidakseimbangan kurs
valuta asing terjadi karena ketidakseimbangan di sektor moneter yaitu
terjadinya perbedaan antara permintaan uang dengan penawaran uang
(jumlah uang beredar). Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kurs adalah pendekatan moneter.
Dengan pendekatan moneter maka diteliti pengaruh variabel jumlah
uang beredar dalam arti luas, tingkat suku bunga, tingkat pendapatan,
dan variabel perubahan harga.
Dollar Amerika sebagai mata uang pembanding, karena dollar
Amerika merupakan mata uang yang kuat dan Amerika merupakan
partner dagang yang dominan di Indonesia. Konsep penentuan kurs
diawali dengan konsep Purchasing Power Parity (PPP) atau yang lebih
dikenal dengan teori paritas daya beli, kemudian berkembang konsep
dengan pendekatan neraca pembayaran (balance of payment theory).
Teori PPP menyatakan bahwa pergerakan nilai tukar disebabkan
oleh perbedaan tingkat inflasi, jika suku bunga riil antar negara sama,
maka perbedaan tingkat suku bunga nominal diakibatkan oleh
perbedaan taksiran inflasi. Teori IFE (International Fisher Effect)
menyatakan bahwa mata uang asing dengan suku bunga yang relative
tinggi akan terdepresiasi karena suku bunga nominal lebih tinggi yang
mencerminkan taksiran inflasi.
Jika inflasi suatu negara meningkat, permintaan atas mata uang
Negara tersebut turun karena ekspornya turun (disebabkan harga yang
lebih tinggi).Selain itu, perusahaan dan masyarakat dalam negara
tersebut cenderung meningkatkan impor. Kedua hal tersebut akan
menekan inflasi tinggi pada mata uang suatu negara. Tingkat inflasi
antar negara berbeda, sehingga pola perdagangan internasional dan nilai
tukar akan berubah sesuai dengan inflasi tersebut. Teori PPP
(Purchasing Power Parity) ini berupaya untuk melihat hubungan antara
inflasi dengan nilai tukar secara kuantitatif. Madura (2006: 299)
Suku bunga nominal juga akan membentuk risiko gagal bayar
atas investasi jadi kaitan antara internasional Fisher Effect dengan
paritas daya beli adalah teori IFE melihat perubahan suku bunga
dipengaruhi oleh perbedaan taksiran perubahan tingkat inflasi.

Neraca Perdagangan (skripsi dan tesis)

 


Menurut kamus Bank Indonesia neraca perdagangan adalah
balance of trade yaitu ikhtisar yang menunjukkan selisih antara nilai
transaksi ekspor dan impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu.
Neraca perdagangan adalah catatan yang memuat nilai barang-barang
yang di ekspor dan di impor oleh suatu negara. Kegunaan neraca
perdagangan bagi suatu negara adalah untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan aktifitas perdagangan luar negeri yang telah dilakukan.
Mankiw (2000:183), nama lain dari neraca perdagangan adalah
ekspor bersih, karena menyatakan bagaimana perdagangan barang dan
jasa melenceng dari tolak ukur kesamaan ekspor dan impor. Dan neraca
perdagangan ditentukan oleh perbedaan antara tabungan dan investasi
di tingkat bunga dunia.
Setiap negara menginginkan neraca perdaganganya surplus
menandakan bahwa hasil produksi dari negara tersebut memiliki keunggulan
karena laku di pasar internasional dan departemen devisa negara.
Keadaan neraca perdagangan suatu negara ada tiga kemungkinan yaitu:
1) Surplus : jika nilai ekspor lebih besar dari pada nilai impor
2) Defisit : jika nilai ekspor lebih kecil dari pada nilai impor
3) Seimbang : jika nilai ekspor sama besarnya dengan nilai impor
Menurut Mankiw (2006:114) menyatakan bahwa nama lain dari ekspor
neto adalah neraca perdagangan (trade balance), karena menunjukkan
bagaimana perdagangan barang dan jasa melenceng dari tolak ukur
kesamaan ekspor dan impor

 Inflasi (skripsi dan tesis)

  

Secara umum inflasi dapat di artikan sebagai kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu. Menurut para pakar beberapa pengertian mengenai inflasi: 1) Menurut Nopirin (1987:25) Proses kenaikan harga-harga umum barang secara terus-menerus selama periode tertentu. 2) Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:578-603) Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umumMenurut Waluyo (2002:119) menyatakan bahwa “inflasi adalah
merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara
terus menerus”. Sebagai indikator yang mencerminkan perubahan
harga-harga, inflasi berdasarkan Indeks Harga Saham Konsumen
(IHK) merupakan indikator inflasi yang paling umum digunakan
baik di Indonesia maupun disejumlah negara lain.
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah
terjadi inflasi,yaitu :
1) Kenaikan harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih
tinggi daripada harga periode sebelumnya.
2) Bersifat umum, kenaikan harga suatu komoditas belum dapat
dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga
secara umum naik.
3) Berlangsung terus menerus, kenaikan harga yang bersifat umum
juga belum akan dimunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu
perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal
bulanan. Keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit
anggaran belanja.
Menurut Boediono (1998:162) inflasi dapat digolongkan sebagai
berikut : penggolongan pertama berdasarkan atas parah dan tidaknya
inflasi tersebut. Beberapa macam inflasi yaitu :
1) Inflasi ringan apabila kenaikan harga berada dibawah angka 10%
setahun.
2) Inflasi sedang antara 10%-30% setahun.
3) Inflasi berat antara 30%-100% setahun.
4) Hyperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100% setahun.
Penggolongan yang kedua berdasarkan asal dari inflasi :
1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri.
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2) Inflasi berasal dari luar negeri.
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi
sebagai akibat naiknya harga barang impor.
Secara umum upaya-upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam
mengefektifkan pengendalian inflasi di daerah antara lain :
1) Memperkuat aspek kelembagaan antara Bank Indonesia di daerah
dan Pemda, terutama dalam rangka menanamkan komitmen pihak
terkait untuk bersama-sama mengendalikan inflasi di daerah
mengingat terciptanya inflasi yang rendah dan stabil merupakan
kebutuhan bersama.
2) Mengidentifikasi sumber-sumber kelangkaan pasokan barang
kebutuhan pokok di daerah. Adapun tujuan dari strategi itu adalah
untuk menjamin kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok,
memperpendek jalur distribusi, memperbaiki infrastruktur di
daerah, dan menghapus perilaku penimbunan dan pungutan liar.
3) Melakukian diseminasi untuk memberikan pemahaman masyarakat
di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi serta risiko tekanan
inflasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Inflasi
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:578) faktor yang
memyebabkan inflasi :
1) Demand Pull Inflation, timbul apabila permintaan agregat
meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi prosuktif
perekonomian, menarik harga keatas untuk menyeimbangkan
penawaran dan permintaan agregat.
2) Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode
pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang
efektif.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak
hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation
tetapi juga dipengaruhi oleh:
1) Domestic Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga
barang secara umum di dalam negeri.
2) Imported Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan hargaharga barang.
13
Inflasi sebagai salah satu bagian dari keadaan perekonomian tertentu
akan dialami oleh setiap negara, hanya saja setiap negara memiliki
tingkat inflasi yang berbeda-beda. Inflasi di setiap negara pasti
mengalaminya, tentu disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda.
Beberapa penyebab inflasi diantaranya bisa disebabkan oleh sektor
ekspor-impor, tabungan atau investasi, pengeluaran dan penerimaan
negara, sektor pemerintah dan swasta. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat beberapa uaraian berikut :
1) Inflasi disebabkan oleh sektor ekspor-impor
Jika ekspor suatu negara lebih besar daripada impor, akan
mengakibatkan terjadinya tekanan inflasi, tekanan inflasi terjadi
karena semakin besar jumlah uang beredar di dalam negeri akibat
penerimaan devisa.
2) Inflasi disebabkan oleh sektor penerimaan dan pengeluaran negara.
Sektor penerimaan dan pengeluaran suatu negara yang defisit
menjadi penyebab inflasi. Karena pengeluaran pemerintah lebih
besar dari penerimaanya, maka untuk menutupi keadaan tersebut
akan dilakukan dengan mengeluarkan uang baru, pengeluaran uang
baru menimbulkan tekanan inflasi.
3) Inflasi disebabkan oleh sektor swasta
Pengeluaran kredit dalam jumlah yang cuku besar untuk memenuhi
permintaan kredit swasta dapat juga menyebabkan terjadinya
inflasi. Penyebab inflasi di atas dapat kita simpulkan bahwa
pengendalian jumlah uang beredar di masyarakat dan
keseimbangan antara permintaan dan penawaran barang merupakan
salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menekan inflasi.Menurut Waluyo (2002:119) menyatakan bahwa “inflasi adalah
merupakan kecenderungan kenaikan harga-harga umum secara
terus menerus”. Sebagai indikator yang mencerminkan perubahan
harga-harga, inflasi berdasarkan Indeks Harga Saham Konsumen
(IHK) merupakan indikator inflasi yang paling umum digunakan
baik di Indonesia maupun disejumlah negara lain.
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah
terjadi inflasi,yaitu :
1) Kenaikan harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih
tinggi daripada harga periode sebelumnya.
2) Bersifat umum, kenaikan harga suatu komoditas belum dapat
dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga
secara umum naik.
3) Berlangsung terus menerus, kenaikan harga yang bersifat umum
juga belum akan dimunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu
perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal
bulanan. Keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit
anggaran belanja.
Menurut Boediono (1998:162) inflasi dapat digolongkan sebagai
berikut : penggolongan pertama berdasarkan atas parah dan tidaknya
inflasi tersebut. Beberapa macam inflasi yaitu :
1) Inflasi ringan apabila kenaikan harga berada dibawah angka 10%
setahun.
2) Inflasi sedang antara 10%-30% setahun.
3) Inflasi berat antara 30%-100% setahun.
4) Hyperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100% setahun.
Penggolongan yang kedua berdasarkan asal dari inflasi :
1) Inflasi yang berasal dari dalam negeri.
Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan
gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2) Inflasi berasal dari luar negeri.
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi
sebagai akibat naiknya harga barang impor.
Secara umum upaya-upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam
mengefektifkan pengendalian inflasi di daerah antara lain :
1) Memperkuat aspek kelembagaan antara Bank Indonesia di daerah
dan Pemda, terutama dalam rangka menanamkan komitmen pihak
terkait untuk bersama-sama mengendalikan inflasi di daerah
mengingat terciptanya inflasi yang rendah dan stabil merupakan
kebutuhan bersama.
2) Mengidentifikasi sumber-sumber kelangkaan pasokan barang
kebutuhan pokok di daerah. Adapun tujuan dari strategi itu adalah
untuk menjamin kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok,
memperpendek jalur distribusi, memperbaiki infrastruktur di
daerah, dan menghapus perilaku penimbunan dan pungutan liar.
3) Melakukian diseminasi untuk memberikan pemahaman masyarakat
di daerah terkait kondisi dan prospek ekonomi serta risiko tekanan
inflasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Inflasi
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:578) faktor yang
memyebabkan inflasi :
1) Demand Pull Inflation, timbul apabila permintaan agregat
meningkat lebih cepat dibandingkan dengan potensi prosuktif
perekonomian, menarik harga keatas untuk menyeimbangkan
penawaran dan permintaan agregat.
2) Cost Push Inflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode
pengangguran tinggi dan penggunaan sumber daya yang kurang
efektif.
Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya inflasi tidak
hanya dipengaruhi oleh Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation
tetapi juga dipengaruhi oleh:
1) Domestic Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan harga
barang secara umum di dalam negeri.
2) Imported Inflation
Tingkat inflasi yang terjadi karena disebabkan oleh kenaikan hargaharga barang.
Inflasi sebagai salah satu bagian dari keadaan perekonomian tertentu
akan dialami oleh setiap negara, hanya saja setiap negara memiliki
tingkat inflasi yang berbeda-beda. Inflasi di setiap negara pasti
mengalaminya, tentu disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda.
Beberapa penyebab inflasi diantaranya bisa disebabkan oleh sektor
ekspor-impor, tabungan atau investasi, pengeluaran dan penerimaan
negara, sektor pemerintah dan swasta. Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat beberapa uaraian berikut :
1) Inflasi disebabkan oleh sektor ekspor-impor
Jika ekspor suatu negara lebih besar daripada impor, akan
mengakibatkan terjadinya tekanan inflasi, tekanan inflasi terjadi
karena semakin besar jumlah uang beredar di dalam negeri akibat
penerimaan devisa.
2) Inflasi disebabkan oleh sektor penerimaan dan pengeluaran negara.
Sektor penerimaan dan pengeluaran suatu negara yang defisit
menjadi penyebab inflasi. Karena pengeluaran pemerintah lebih
besar dari penerimaanya, maka untuk menutupi keadaan tersebut
akan dilakukan dengan mengeluarkan uang baru, pengeluaran uang
baru menimbulkan tekanan inflasi.
3) Inflasi disebabkan oleh sektor swasta
Pengeluaran kredit dalam jumlah yang cuku besar untuk memenuhi
permintaan kredit swasta dapat juga menyebabkan terjadinya
inflasi. Penyebab inflasi di atas dapat kita simpulkan bahwa
pengendalian jumlah uang beredar di masyarakat dan
keseimbangan antara permintaan dan penawaran barang merupakan
salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menekan inflasi.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (skripsi dan tesis)


Harga saham mengalami perubahan naik turun dari satu waktu ke waktu yang lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran, maka harga saham cenderung turun. Menurut Widiyanti (2011: 10), saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atau badan pada suatu perseroan terbatas. Saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia saham atas nama, artinya nama pemilik saham akan tercantum dalam daftar pemegang saham perseroan bersangkutan. Adapun definisi saham menurut Tandelilin (2001: 18), merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas asset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. (idx.co.id) Dalam penelitian ini indeks harga saham yang akan digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai objek penelitian. Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dahulu  Bursa Efek Jakarta (BEJ). IHSG ini merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Sunariyah (2003: 147) “IHSG adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek”. Menurut Anoraga dan Pakarti (2001: 101) “IHSG merupakan indeks yang menunjukan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek yang menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal”. Menurut L.Thian Hin (2008:4) “IHSG merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek yang menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal”. IHSG diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berubah setiap hari karena perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan adanya saham tambahan. Pertambahan jumlah saham beredar berasal dari emisi baru, yaitu masuknya emiten baru yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).  Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran. Terdapat berbagai variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun yang irasional. Pengaruh yang sifatnya rasional mencakup kinerja perusahaan, tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan, kurs valuta asing, atau indeks harga saham dari negara lain. Pengaruh yang irasional mencakup rumor di pasar, mengikuti mimpi, bisikan teman, atau permainan harga

Laju Inflasi (skripsi dan tesis)

 

 Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Akan tetapi bila kenaikan harga hanya dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain (Boediono, 1985: 161). Menurut Sadono Sukirno (2002: 15) “inflasi adalah suatu proses kenaikan hargaharga yang berlaku dalam suatu perekonomian”. Kenaikan harga barang-barang itu tidaklah harus dengan presentase yang sama. Bahkan mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan. Yang penting kenaikan harga umum barang secara terus menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan harga barang yang terjadi hanya sekali saja, meskipun presentasi yang cukup besar, bukanlah merupakan Inflasi (Nopirin, 1988: 25). Atau dapat dikatakan bahwa kenaikan barang yang hanya sementara tidak dapat dikatakan Inflasi. Menurut Kamus Bank Indonesia secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari 13 satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa inflasi merupakan suatu keadaan dimana suatu harga barang-barang mengalami kenaikan terus menerus dalam satu periode tertentu. Menurut Madura (2000: 58) laju inflasi dapat menimbulkan dampak yang signifikan atas nilai tukar karena pada saat laju inflasi sebuah negara relatif naik terhadap laju inflasi negara lain valuta nya akan menurun karena ekspornya menurun. Hal ini mengakibatkan tingginya valuta asing yang akhirnya investor akan lebih memilih menanamkan modalnya kedalam mata uang asing daripada menginvestasikan dalam bentuk saham yang berakibat turunnya harga saham secara signifikan. Laju inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung derajat inflasi itu sendiri. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan yaitu dapat membuat perusahaan menghadapi resiko kebangkrutan. Hаriаnto dаn Sudomo (2001:14) mеnjеlаskаn bаhwа pеningkаtаn inflаsi sеcаrа rеlаtif mеrupаkаn sinyаl nеgаtif bаgi pаrа invеstor di pаsаr modаl. Inflаsi mеnyеbаbkаn pеningkаtаn biаyа pеrusаhааn. Hаl tеrsеbut аkаn mеngаkibаtkаn lаbа pеrusаhааn mеngаlаmi pеnurunаn yаng kеmudiаn bеrpеngаruh tеrhаdаp dividеn yаng dibаgikаn kеpаdа pеmеgаng sаhаm. Jikа dividеn yаng dibаgikаn mеnurun, mаkа hаl ini аkаn mеngurаngi dаyа tаrik bаgi invеstor untuk bеrinvеstаsi di pаsаr modаl. Invеstor mеngаnggаp invеstаsi di pаsаr modаl kurаng mеnаrik sеhinggа invеstor mеngаlihkаn dаnаnyа dаri pаsаr modаl kе jеnis 14 invеstаsi lаin yаng mеmbеrikаn rеturn yаng lеbih bаik dаn pаdа аkhirnyа bеrаkibаt pаdа mеlеmаhnyа IHSG di Bursа Еfеk Indonеsiа. Inflаsi mеrupаkаn sаlаh sаtu vаriаbеl yаng mеmpеngаruhi hаrgа sаhаm (Tаndеlilin, 2001:211). Indikator yang sering digunakan untuk mengukur Laju inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Penentuan barang dan jasa dalam keranjang IHK dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setiap kota. Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP), yaitu: 1. Kelompok Bahan Makanan. 2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau. 3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar. 4. Kelompok Sandang. 5. Kelompok Kesehatan. 6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga. 7. Kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan. (www.bi.go.id) 15 Untuk mencegah dan menanggulangi inflasi, pemerintah dapat melakukan kebijakan berikut ini: 1. Kebijakan moneter Kebijakan moneter diambil untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dimasyarakat yaitu dengan cara menaikan tingkat suku bunga melalui instrument Sertifikat Bank Indonesia (SBI). 2. Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah dan perpajakan, artinya inflasi dapat ditekan apabila pemerintah mengurangi pengeluarannya dan menaikan pajak. 3. Kebijaksanaan yang berkaitan dengan output Kenaikan jumlah output barang dapat menekan inflasi, karena dengan banyaknya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai salah satunya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk import barang. 4. Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indeks Kebijaksanaan ini dilakukan dengan cara penentuan harga berdasarkan indeks harga tertentu untuk gaji ataupun upah, artinya jika indeks harga naik, maka gaji atau upah juga akan naik. Laju Inflasi digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan hargaharga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya. Untuk menentukannya perlu diperhatikan data indeks harga konsumen dari satu periode tertentu dan seterusnya dibandingkan dengan indeks harga pada periode sebelumnya

Pasar Modal Indonesia (skripsi dan tesis)


 Menurut Darmadji dan Hendy (2006: 1), pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai intrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), intrumen derivatif, maupun intrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana kegiatan berinvestasi. Pasar modal adalah pasar untuk surat berharga dan bagian dari pasar keuangan (financial market). Pаsаr modаl mеnyеdiаkаn fаsilitаs yаng mеmpеrtеmukаn duа kеpеntingаn yаitu pihаk yаng mеmiliki kеlеbihаn dаnа (invеstor) dаn pihаk yаng mеmеrlukаn dаnа (еmitеn). Tаvаniyаti dаn Qаmаriyаnti (2009: 3) mеnyеbutkаn bаhwа pаsаr modаl mеrupаkаn аltеrnаtif pеndаnааn bаgi pеmеrintаh dаn swаstа. Pasar modal juga dapat dikatakan sebagai wadah dan monopoli pemilikan perusahaan karena setelah perusahaan go public dan memanfaatkan pasar modal kemudian pemegang surat berharga juga menjadi pemilik perusahaan sehingga menjadi pemilik publik (Gitosudarmo dan Basri, 2002: 239). Secara umum fungsi pasar modal adalah sebagai berikut: 1. Sebagai sarana penambah modal bagi Perusahaan dapat memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal yang kemudian akan dibeli oleh masyarakat dan perusahaan lain. 9 2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan Setelah jangka waktu tertentu, saham-saham yang telah dibeli akan memberikan dividen (bagian dari keuntungan perusahaan) kepada para pembelinya (pemiliknya). Oleh karena itu, penjualan saham melalui pasar modal dapat dianggap sebagai sarana pemerataan pendapatan. 3. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi Dengan adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal, maka produktivitas perusahaan akan meningkat. 4. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja Keberadaan pasar modal dapat mendorong muncul dan berkembangnya industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru. 5. Sebagai sarana peningkatan pendapatan Negara Setiap dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham akan dikenakan pajak oleh pemerintah. Adanya tambahan pemasukan melalui pajak ini akan meningkatkan pendapatan Negara. 6. Sebagai indikator perekonomian Negara Aktivitas dan volume penjualan/ pembelian di pasar modal yang semakin meningkat (padat) memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik, begitu pula sebaliknya. Manfaat dari pasar modal, diantaranya: 1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 10 2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus menjadi upaya diversifikasi. 3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara. 4. Memungkinkan penyebaran kepemilikan perusahaaan sampai lapisan masyarakat menengah. 5. Menciptakan lapangan kerja atau profesi yang menarik. 6. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik. 7. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan resiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. 8. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial. 9. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat. Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right, waran, opsi atau setiap derivatif dari efek, atau setiap instrument yang ditetapkan sebagai efek. Berikut penulis sertakan penjelasannya: 1. Saham adalah penyertaan modal dalam kepemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau biasa disebut emiten. 11 2. Obligasi adalah surat pengakuan utang atas pinjaman yang diterima oleh perusahaan penerbit obligasi dari masyarakat. Jangka waktu obligasi yang ditetapkan dan disertai dengan pemberian imbalan bunga yang jumlah dan saat pembayarannya juga telah ditetapkan dalam perjanjian. 3. Right / klaim adalah hak memesan saham terlebih dahulu yang melekat pada saham yang akan diterbitkan untuk perusahaan, sebelum saham-saham tersebut ditawarkan kepada puhak lain. 4. Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, yang memberi hak kepada pemegang saham untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih. 5. Obligasi konveribel adalah obligasi yang setelah jangka waktu tertentu dan selam masa tertentu, dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan emiten. 6. Saham dividen adalah saham baru yang diterbitkan perusahaan bagi pemegang saham. Alasan perusahaan membagi saham dividen adalah karena perusahaan ingin menahan laba yang bersangkutan di dalam perusahaan untuk digunakan sebagai modal kerja. 7. Saham bonus adalah saham yang diterbitkan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham lama, dengan tujuan untuk memeperkecil harga saham yang bersangkutan sehingga diharapkan mampu menyerap banyak investor karena harga yang terjangkau. 12 8. Sertifikat reksadana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemodal menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk di investasikan baik di pasar modal atau pasar uang. 9. Sertifikat ADR / CDR (American Depository Receipts/ Continental Depository Receipts) adalah suatu resi (tanda terima) yang memberikan bukti bahwa saham perusahaan asing, disimpan sebagai titipan atau berada dibawah penguasaan suatu bank Amerika.