Menurut (Colquitt, 2001) Keadilan interaksional adalah penilaian kewajaran atas
perlakuan yang dilakukan oleh atasan kepada karyawan. Keadilan interaksional
akan terpenuhi apabila atasan dapat mengkomunikasikan prosedur dari perusahaan
tersebut dengan cara yang baik dan tepat, serta menggunakan informasi yang jujur
dan benar.
Keadilan interaksional mengacu pada bagaimana seseorang memperlakukan orang
lain. Keadilan interaksional terkait dengan kombinasi antara kepercayaan seorang
bawahan terhadap atasannya dengan keadilan yang nampak dalam lingkungan kerja
sehari-hari.
Menurut (Colquitt, 2001) menjelaskan bahwa keadilan interaksional terdiri dari 9
indikator yaitu sebagai berikut:
- Kesopanan
(Tyler dan Blader, 2003) mengemukakan bahwa kesopanan dalam keadilan
organisasional merujuk pada bagaimana para karyawan diperlakukan dengan
cara yang baik, sopan, dan menghargai dalam organisasi. Kesopanan terpenuhi
apabila karyawan merasakan adanya kesopanan yang ditunjukan atasan kepada
bawahan. - Bermartabat
Bermartabat merujuk pada perlakuan yang adil dan hormat yang diberikan
kepada karyawan tanpa memandang latar belakang, status, atau karakteristik
pribadi mereka (Brink, 2013). Bermartabat akan terpenuhi apabila karyawan
merasa mendapatkan perlakuan atasan dengan penuh martabat. - Hormat
(John Rawls, 1971) menyatakan bahwa hormat dalam keadilan organisasional
diartikan sebagai sikap menghargai dan menghormati hak asasi manusia,
termasuk hak-hak karyawan dalam organisasi. Hormat sebagai indikator
keadilan interaksional akan terpenuhi apabila seorang karyawan merasakan
sikap hormat yang ditunjukan atasan kepada bawahan. - Kepantasan kata-kata
(Greenberg dan Cohen, 2012) mengemukakan pendapat bahwa kepantasan
kata-kata dalam keadilan organisasional adalah tentang penggunaan bahasa
yang pantas dan sopan dalam komunikasi di tempat kerja. Hal ini meliputi
penghindaran kata-kata kasar, menyela saat orang lain berbicara, atau
menggunakan bahasa yang tidak pantas seperti merendahkan atau mengejek
orang lain. Kepantasan kata-kata akan terpenuhi apabila karyawan merasakan
kepantasan kata-kata dalam berkomunikasi yang digunakan oleh atasan. - Kejujuran
Kejujuran dalam keadilan organisasional mengacu pada prinsip di mana
perusahaan harus berkomunikasi secara jujur dan terbuka dengan karyawan
dan menghormati hak mereka untuk mengetahui informasi yang relevan
dengan pekerjaan mereka (Tyler, 2013). Kejujuran akan terpenuhi apabila
karyawan merasa adanya kejujuran atasan dalam berkomunikasi. - Pembenaran
Greenberg (2010) menyatakan bahwa pembenaran pada keyakinan karyawan
bahwa keputusan dan tindakan manajemen didasarkan pada prinsip-prinsip
yang adil dan rasional, serta dapat diterima secara moral. Dalam konteks ini,
pembenaran menunjukkan bahwa keputusan dan tindakan manajemen
dianggap benar dan adil oleh karyawan. Pembenaran akan terpenuhi apabila
karyawan merasa setiap peraturan/prosedur perusahaan maupun keputusan
perusahaan dijelaskan secara menyeluruh oleh atasan. - Masuk akal
Masuk akal dalam keadilan organisasional merujuk pada keadilan proses yang
adil dan obyektif dalam pengambilan keputusan oleh manajemen atau atasan
terhadap karyawan (Greenberg, 2010). Masuk akal sebagai indikator keadilan
interaksional akan terpenuhi apabila karyawan merasa penjelasan yang
diberikan oleh atasan merupakan penjelasan yang wajar dan masuk akal. - Tepat waktu
(Blanchard, 1982) menyatakan bahwa tepat waktu mengacu pada pentingnya
komunikasi yang tepat waktu antara atasan dan bawahan dalam konteks
bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Tepat waktu akan terpenuhi apabila
karyawan merasa kesiapan atasan untuk berkomunikasi setiap waktu. - Spesifik
(Mayer dan Davis, 2019) menyatakan bahwa spesifik merujuk pada keyakinan
bawahan bahwa kebutuhan dan kontribusinya diakui dan diperhatikan secara
individual oleh atasan. Artinya, atasan memahami bahwa setiap bawahan
memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda, dan memberikan
dukungan dan pengakuan yang spesifik untuk setiap individu. Spesifik
terpenuhi apabila karyawan merasa atasan mereka dapat menyesuaikan
kebutuhan khusus komunikasi bawahannya.
No comments:
Post a Comment