Sunday, March 31, 2024

Konsep Kepemimpinan Instruktif

 


Perilaku kepemimpinan adalah perilaku khusus/pribadi para pemimpin
terkait dengan tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku
kepemimpinan dipahami sebagai suatu kepribadian (personality) seorang
pemimpin yang diwujudkan dalam aktivitas kepemimpinannya dalam
kaitannya dengan mengelola tugas dan hubungan dengan
bawahan/pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku seorang
pemimpin terkait erat dengan beberapa hal, yaitu kemampuan yang
dimilikinya, karakter setiap bawahan yang dipimpinnya, jabatan atau
posisi tertentu yang diembannya, dan budaya organisasi serta situasi
kondisi yang menyertainya. Teori tentang perilaku kepemimpinan perlu
diungkap mengingat seorang pemimpin harus mengetahui tingkat
kematangan para pegawainya agar bisa memimpin mereka secara efektif.
Banyak pemimpin yang gagal karena tidak mengetahui dengan baik
karakter dan kebutuhan pegawainya dalam melakukan pekerjaan.
Dalam upaya menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan
tindakan – tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan, seorang
pemimpin memiliki beberapa tipe (bentuk) kepemimpinan. Tipe
kepemimpinan sering disebut perilaku kepemimpinan atau gaya
kepemimpinan. Berikut adalah tipe – tipe kepemimpinan yang luas dan
dikenal dan diakui keberadaannya :

  1. Tipe Otokratik Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa
    kepemimpinan adalah hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak
    perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain
    yang turut campur. Seorang pemimpin yang tergolong otokratik
    memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai
    karakteristik yang negatif. Menurut Sinclair (1993), “Pemimpin
    otoriter senang mempergunakan ungkapan dalam kehidupan sehari –
    hari dengan mengatakan: “kantor saya” atau “pegawai saya” dan lain
    – lain seolah – olah organisasi atau anggota merupakan miliknya.”
  2. Tipe Kendali Bebas (Laissez-Faire) Tipe kepemimpinan ini merupakan
    kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratik. Dalam tipe ini sang
    pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali
    menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin kendali
    bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan
    organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Sifat kepemimpinan
    pada tipe kendali bebas seolah – olah tidak tampak.
    Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh
    pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan
    melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing –
    masing, baik perseorangan maupun kelompok – kelompok kecil.
    Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa dengan
    memberikan kebebasan yang seluas – luasnya terhadap bawahan
    maka semua usahanya akan cepat berhasil.
  3. Tipe Demokratik. Yang dimaksud dengan tipe demokratik adalah tipe
    pemimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin
    secara demokratis. Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu
    bersedia menerima dan menghargai saran, pendapat, dan nasehat dari
    staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata
    sepakat. Untuk mencapai keefektifan organisasi, penerapan beberapa
    tipe kepemimpinan di atas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan.
    Inilah yang dimaksud dengan kepemimpinan situasional.
    Fungsi instruktif dalam sebuah kepemimpinan ini bersifat komunikasi satu
    arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan
    apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar
    keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
    memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain
    agar mau melaksanakan perintah (Thoha, 2006). Ciri-ciri dari gaya
    kepemimpinan instruktif ini adalah: a) memberi pengarahan secara
    spesifik tentang apa, bagaimana, dan kapan kegiatan dilakukan; b)
    kegiatan lebih banyak diawasi secara ketat; c) kadar direktif tinggi; d)
    kadar semangat rendah; e) kurang dapat meningkatkan kemampuan
    pegawai; f) kemampuan motivasi rendah; g) tingkat kematangan bawahan
    rendah (Thoha, 2006).

No comments:

Post a Comment