Perilaku kepemimpinan adalah perilaku khusus/pribadi para pemimpin
terkait dengan tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku
kepemimpinan dipahami sebagai suatu kepribadian (personality) seorang
pemimpin yang diwujudkan dalam aktivitas kepemimpinannya dalam
kaitannya dengan mengelola tugas dan hubungan dengan
bawahan/pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku seorang
pemimpin terkait erat dengan beberapa hal, yaitu kemampuan yang
dimilikinya, karakter setiap bawahan yang dipimpinnya, jabatan atau
posisi tertentu yang diembannya, dan budaya organisasi serta situasi
kondisi yang menyertainya. Teori tentang perilaku kepemimpinan perlu
diungkap mengingat seorang pemimpin harus mengetahui tingkat
kematangan para pegawainya agar bisa memimpin mereka secara efektif.
Banyak pemimpin yang gagal karena tidak mengetahui dengan baik
karakter dan kebutuhan pegawainya dalam melakukan pekerjaan.
Dalam upaya menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan
tindakan – tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan, seorang
pemimpin memiliki beberapa tipe (bentuk) kepemimpinan. Tipe
kepemimpinan sering disebut perilaku kepemimpinan atau gaya
kepemimpinan. Berikut adalah tipe – tipe kepemimpinan yang luas dan
dikenal dan diakui keberadaannya :
- Tipe Otokratik Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa
kepemimpinan adalah hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak
perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain
yang turut campur. Seorang pemimpin yang tergolong otokratik
memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai
karakteristik yang negatif. Menurut Sinclair (1993), “Pemimpin
otoriter senang mempergunakan ungkapan dalam kehidupan sehari –
hari dengan mengatakan: “kantor saya” atau “pegawai saya” dan lain
– lain seolah – olah organisasi atau anggota merupakan miliknya.” - Tipe Kendali Bebas (Laissez-Faire) Tipe kepemimpinan ini merupakan
kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratik. Dalam tipe ini sang
pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali
menghindar diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin kendali
bebas cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan
organisasi berjalan menurut temponya sendiri. Sifat kepemimpinan
pada tipe kendali bebas seolah – olah tidak tampak.
Kepemimpinannya dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh
pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan
melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing –
masing, baik perseorangan maupun kelompok – kelompok kecil.
Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan bahwa dengan
memberikan kebebasan yang seluas – luasnya terhadap bawahan
maka semua usahanya akan cepat berhasil. - Tipe Demokratik. Yang dimaksud dengan tipe demokratik adalah tipe
pemimpin yang demokratis, dan bukan karena dipilihnya si pemimpin
secara demokratis. Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu
bersedia menerima dan menghargai saran, pendapat, dan nasehat dari
staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata
sepakat. Untuk mencapai keefektifan organisasi, penerapan beberapa
tipe kepemimpinan di atas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan.
Inilah yang dimaksud dengan kepemimpinan situasional.
Fungsi instruktif dalam sebuah kepemimpinan ini bersifat komunikasi satu
arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan
apa, bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar
keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain
agar mau melaksanakan perintah (Thoha, 2006). Ciri-ciri dari gaya
kepemimpinan instruktif ini adalah: a) memberi pengarahan secara
spesifik tentang apa, bagaimana, dan kapan kegiatan dilakukan; b)
kegiatan lebih banyak diawasi secara ketat; c) kadar direktif tinggi; d)
kadar semangat rendah; e) kurang dapat meningkatkan kemampuan
pegawai; f) kemampuan motivasi rendah; g) tingkat kematangan bawahan
rendah (Thoha, 2006).
No comments:
Post a Comment