Friday, September 29, 2023

Komitmen Afektif

 


Komitmen organisasional merupakan sejauh mana seorang karyawan
mengidentifikasi diri dengan organisasi tertentu dan tujuannya serta ingin
mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut (Robbins & Judge, 2021).
Karyawan yang berkomitmen cenderung tidak terlibat dengan penarikan kerja
bahkan jika karyawan merasa tidak puas karena harus bekerja keras demi rasa
loyalitas atau keterikatan. Bahkan apabila seorang karyawan tidak merasa senang
dengan pekerjaan yang saat ini dijalani, mereka tetap memilih untuk melanjutkan
bekerja bersama dengan organisasi apabila mereka cukup berkomitmen. Apabila
komitmen terhadap organisasi seorang karyawan tinggi maka karyawan tersebut
akan bekerja dengan penuh perhatian pada tugas-tugasnya, karyawan juga akan
menunjukkan tanggung jawab terhadap tugasnya, dan juga loyal atau setia terhadap
organisasi yang menaungi karyawan tersebut (Meutia & Husada, 2019).
Komitmen organisasional dapat dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu (Robbins et
al., 2017):
1. Komitmen afektif (affective commitment) adalah keterikatan emosional
dengan organisasi dan keyakinan pada nilai-nilainya.
2. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) adalah nilai ekonomi
yang dirasakan ketika bertahan pada organisasi dibandingkan dengan
meninggalkan organisasi tersebut.
3. Komitmen normatif (normative commitment) adalah kewajiban untuk tetap
bersama organisasi karena alasan moral atau etis.
Pada penelitian ini fokusnya adalah pada komitmen afektif, yang merupakan
ikatan sentimental dengan sebuah organisasi (Yukongdi & Shrestha, 2020).
Menurut Robbins dkk. (2017) pada satu studi ditemukan bahwa komitmen afektif
merupakan prediktor signifikan dari berbagai hasil misalnya seperti niat atau
keinginan untuk pergi dibandingkan dengan jenis komitmen yang lain, sehingga
menunjukkan bahwa komitmen afektif lebih kuat secara umum terkait dengan hasil
organisasi. Komitmen afektif lebih produktif daripada jenis komitmen lainnya
(normatif dan berkelanjutan) karena apa yang didapat melalui keinginan tidak dapat
dicapai lewat paksaan (Ahmad, 2018). Karyawan yang memiliki tingkat komitmen
afektif yang tinggi akan lebih merasa nyaman, terlibat dengan organisasi, dan
keinginan untuk tetap tinggal di perusahaan lebih tinggi. Dedikasi dan loyalitas
karyawan dapat ditentukan dengan faktor komitmen afektif. Karyawan yang
memiliki tingkat komitmen afektif yang tinggi juga akan terdorong untuk bekerja
keras, lebih berusaha, menunjukkan kinerja yang lebih tinggi sehingga memberikan
kontribusi yang lebih terarah (Yukongdi & Shrestha, 2020). Karyawan yang
cenderung memiliki komitmen afektif yang tinggi akan senantiasa setia terhadap
perusahaan atau organisasi dan bekerja untuk meningkatkan organisasi tersebut ke
depannya, selain itu juga akan berusaha mengikuti nilai-nilai organisasi yang ada

No comments:

Post a Comment