Friday, September 29, 2023

Komitmen Afektif

 


Komitmen Afektifmmerupakan bagian dari Komitmen Organisasional yang mengacu kepada
sisi emosional yang melekat pada diri seorangmkaryawan terkait keterlibatannya dalam
sebuahmorganisasi. Terdapat kecenderungan bahwa karyawan yang memiliki Komitmen Afektif
yang kuatmakan senantiasa setia terhadap organisasi tempat bekerja. oleh karena keinginanmuntuk
bertahan tersebut berasal dari dalam hatinya.
Komitmen Afektif dapatnmuncul karena adanya kebutuhan, dan juga adanya keter- gantungan
terhadap aktivitas-aktivitas yangmtelah dilakukan oleh organisasi di masa lalu yang tidak dapat
ditinggalkan karena akan merugikan. Komitmen inimterbentuk sebagai hasil yang mana organisasi
dapat membuat karyawan memiliki keyakinanmyang kuat untuk mengikuti segala nilai-nilai
organisasi, dan berusaha untuk mewujudkanmtujuan organisasi sebagai prioritas pertama, dan
karyawan akan juga mempertahankan keanggotaannya (Kartika, 2011).
Terdapatmbeberapa antesenden dari Komitmen Afektif yang telah teridentifikasikan antara lain
karakteristikmpersonal, karakteristik struktural, karak- teristik terkait denganmpekerjaan, dan
pengalaman kerja, yang mana pengalaman kerja memiliki hubunganmyang terkuat dan paling
konsisten. Karyawan yangytelah bekerja cukup lama dalam organisasi yang selalu konsisten dalam
ekspektasi yang diharapkan serta pemuasan kebutuhan dasarnya akan cenderung untukmmembentuk
ikatan afektif yang lebih kuat terhadap organisasi daripada karyawan yang memilikimpengalaman
lebih sedikit atau kurang terpuaskannkebutuhannya (Meyer, Allen, dan Smith, 1993).
Komitmen Afektifmmuncul karena terdapat adanya kesesuaian nilai antara organisasi
dan pekerja. Diantaranya yaitu karakteristik individu,karakteristikmorganisasi, signifikansi
tugas dan keahlian. studi komitmen terkait dengan bantukmketerikatan karyawan secara umum
dengan organisasinya. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa komitmen menyebabkan
perilaku tertentu dalamnorganisasi. (Luthans, 1990).
Komitmen tersebut merujuk pada konsep tunggal atau unidimensional. Selanjutnya,
Meyer et al (1993) menjelaskanmbahwa komitmen organisasionalmbersifat multidimensional dibedakan menjadi tiga dimensi yang berbeda satu denganmlainnya, meliputi
komitmen normatif, komitmen continuance dan komitmen afektif. Dalam studi ini komitmen
afektif lebih relevanndalam mempengaruhi perilaku.
Allen dan Meyer, (1990) menjelaskan bahwa komitmennafektif adalah bentuk
keterikatan emosional karyawan dengan organisasinya. Dalam hal ini individu menetap dalam
suatu organisasi karena keinginannya sendiri. Oleh karena itu karyawan dengan komitmen
afektif yang kuat tetap berada dalam organisasi karena menginginkannya.
Komitmen afektif sebagaimkomitmen organisasi menjadi konsep penting dengan peran
menjelaskan sejumlahmperilaku positif dan negatif di tempat kerja yang berdampak pada
produktivitas kerja. Untuk mendorong perilakumproduktif, studi komitmen afektif dalam
sejumlah penelitian menjadi penting dibandingkanmdengan dua jenis komitmen lainnya.
Selanjutnya, komitmenmafektif lebih disukai oleh organisasi karena menganut visi, nilai, dan
kemiripan emosi (Tjahjono, 2011). Komitmen afektif diartikan sebagai suatu dedikasi dan
loyalitas seorang karyawan terhadap organisasi yangmdilakukan secara sukarela (Karim dan
Rehman, 2012). Komitmen afektif menjelaskan keyakinan individu yang kuat dalam
mengadopsi nilai-nilai, kepercayaan, dan tujuan organisasi, oleh karena itu peran
manajermsangat penting agar mampu menjaga perasaan karyawan dalam menunjang
kerjasama antara karyawan dengan organisasi (Hasan Naqvi et al., 2011).
Ramamoorthy dan Flood (2004:248) mendefinisikan, “komitmen afektif yaitu kondisi
dimana seorang karyawan mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan tujuan dari
organisasi dan berharap untuk tetap menjadi anggota dari organisasi tersebut”. Sutrisno
(2010:293), mendefinisikan “komitmen afektif adalah tingkat keterikatan secara psikologis
dengan organisasi berdasarkan seberapa baik perasaan mengenai organisasi”.
Luthans (2006:249) mendefinisikan “Komitmen afektif adalah keterikatan emosional
karyawan, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi”. Hasmarini dan Yuniawan
(2008:102), mendefiniksikan “komitmen afektif adalah kekuatan dari hasrat orang untuk tetap
bekerja pada suatu organisasi karena mereka sepaham dengan nilai dan tujuan pokok
organisasi”.
Pandanganmpakar tentang pengertianmkomitmen afektif dapat sangat bervariasi.
Menurut Greenberg dan Baron bahwa, komitmen afektif adalah kekuatan dari hasratmorang
untuk tetap bekerja pada suatu organisasi karena mereka sepahammdengan nilai dan tujuan
pokok organisasi (Hasmarini & Yuniawan, 2008). Definisimkomitmen afektif menurut Lease
adalah kondisi dimana seorangnkaryawan mengidentifikasikan diri dengan organisasi dan
tujuan dari organisasi dan berharap untuk tetap menjadi anggota dari organisasi tersebut.
Darimpendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa padamdasarnya komitmen afektif
merupakan suatu ikatan emosional seorang karyawan pada pimpinan atau organisasi
denganmmenunjukkan sikap positif terhadap tujuan organisasi serta adanya keinginan untuk
mempertahankan dalam organisasi

No comments:

Post a Comment