Friday, September 29, 2023

Pengertian Komitmen Afektif

 


Allen & Meyer (1990) mengungkapkan bahwa setiap komponen memiliki
dasar yang berbeda. Individu yang memiliki komitmen afektif tinggi masih
bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota.
Hal ini diperkuat oleh Vandenberghe (2004), bahwa komitmen afektif
memberikan efek kuat secara langsung terhadap niat untuk keluar dari
organisasi. Apabila komitmen afektif tinggi, maka niat untuk keluar dari
organisasi akan rendah. Individu yang memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap
organisasi juga ditentukan oleh adanya komitmen afektif atau keterikatan
secara emosional terhadap organisasi (Rhoades dkk, 2001).
Hartman dan Bambacas (2000) mendefinisikan bahwa komitmen afektif
mengacu kepada perasaan memiliki, merasa terikat kepada organisasi dan telah
memiliki hubungan dengan karakteristik pribadi, struktur organisasi,
pengalaman bekerja misalnya gaji, pengawasan, kejelasan peran, serta berbagai
keterampilan. Buchanan (dalam Allen dan Meyer, 1990) menjelaskan
komitmen afektif sebagai keikutsertaan suatu individu terhadap tujuan dan nilai
organisasi dengan berdasarkan pada ikatan psikologis antara individu dan
organisasi tersebut.
Mowday dkk (dalam Allen dan Meyer, 1990) memiliki definisi tersendiri
mengenai komitmen afektif, yaitu suatu hubungan yang kuat antara individu
dengan organisasi atau perusahaan yang diidentifikasikan dengan
keikutsertaannya dalam kegiatan perusahaan atau organisasi. Lebih lanjut lagi
Becker (dalam Allen dan Meyer, 1990) menggambarkan komitmen afektif
sebagai suatu kecenderungan untuk terikat dalam aktivitas organisasi secara
konsisten sebagai hasil dari akumulasi investasi yang hilang jika aktivitasnya
dihentikan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
komitmen afektif merupakan salah satu komponen dalam komitmen organisasi
yang berkaitan dengan keterikatan emosional, identifikasi, dan merasa terlibat
dalam seluruh aktivitas, tujuan, nilai suatu organisasi. Komitmen afektif
merupakan kesadaran bahwa anggota organisasi memiliki tujuan dan nilai yang
sama dan selaras dengan organisasi tempatnya bergabung. Pada tahap ini tujuan
dan nilai individu memiliki keselarasan dan kesatuan sehingga akan
mempengaruhi individu untuk berdedikasi penuh dengan loyalitasnya dan ingin
tetap bergabung dengan organisasi serta rendahnya niat untuk keluar dari
organisasi.

No comments:

Post a Comment