Friday, September 29, 2023

Stres Kerja

 


Stres kerja menjadi salah satu faktor yang perlu untuk diperhatikan oleh
organisasi. Ini menyangkut dengan stres kerja yang mampu mendorong
meningkatnya turnover karyawan dalam organisasi. Stres kerja adalah suatu
kondisi dinamis di mana individu dihadapkan dengan peluang, tuntutan, atau
sumber daya yang terkait dengan apa yang diinginkan oleh individu, yang hasilnya
dianggap tidak pasti dan juga penting (Robbins & Judge, 2021). Menurut Cohen
dkk. (2017) dan Miller dkk. (2021) pada Johnson & Rohde (2022), stres kerja
berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan dan pengalaman kerja seorang
karyawan. Gejala yang terlihat dari adanya stres kerja adalah emosi tidak stabil,
perasaan tidak tenang, sulit tidur, cemas, tegang, gugup, dan lain-lain. Sumber yang
mungkin menimbulkan stres dalam pekerjaan yaitu (Robbins & Judge, 2021):
a. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan mempengaruhi tingkat stress di antara para karyawan dalam
organisasi. Ketidakpastian menjadi penyebab terbesar seseorang kesulitan
menghadapi perubahan organisasi. Ada tiga jenis utama ketidakpastian
lingkungan yaitu ekonomi, politik, dan teknologi.
b. Faktor organisasional
Tekanan untuk menghindari kesalahan atau menyelesaikan tugas tepat waktu,
beban kerja, bos yang menuntut dan tidak peka, rekan kerja yang tidak
menyenangkan merupakan contoh-contoh faktor organisasional yang
menyebabkan stress kerja.
c. Faktor Personal
Kategori terakhir dari sumber stres di tempat kerja mencakup faktor kehidupan
pribadi karyawan: masalah keluarga dan masalah ekonomi pribadi.
Adanya stres kerja juga akan berdampak bagi karyawan dalam suatu
organiasi atau perusahaan. Dampak dan konsekuensi tersebut menurut Robbins &
Judge (2021) adalah:
a. Gejala Fisiologis
Stres dapat membuat perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak
jantung dan pernapasan serta tekanan darah, menyebabkan sakit kepala, dan
menyebabkan serangan jantung.
b. Gejala Psikologis
Stres muncul dalam keadaan psikologis seperti ketegangan, kecemasan, lekas
marah, kebosanan, dan menunda-nunda. Satu studi menemukan bahwa stres
karena beban kerja yang tinggi berkaitan dengan kesejahteraan emosional yang
rendah.
c. Gejala Perilaku
Gejala stres terkait perilaku termasuk penurunan produktivitas, peningkatan
ketidakhadiran, insiden keselamatan, turnover, perubahan kebiasaan makan,
peningkatan merokok atau konsumsi alkohol, berbicara cepat, gelisah, dan
gangguan tidur.

No comments:

Post a Comment