Menurut Hasibuan (2007) , indikator dari kualitas kerja karyawan yaitu :
- Potensi Diri
Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud
maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya
terlihat atau dipergunakan secara maksimal.Menurut Siahaan dalam Parlindungan
(2005:4) “ Potensi diri adalah kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang,
setiap orang memilikinya”. Memahami diskripsi pekerjaan dan memiliki
kemampuan untuk mengembangkan bidang kerja serta memilki berinisiatif
merupakan beberapa potensi diri yang harus dimiliki pegawai. Majdi (2007: 86)
menjelaskan, kata potensiitu adalah serapan dari bahasa Inggris: potencial.
Artinya ada dua kata, yaitu, (1) kesanggupan; tenaga (2) dan kekuatan;
kemungkinan.Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi potensi
adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan,
kekuatan, kesanggupan, daya.Intinya, secara sederhana, potensi adalah sesuatu
yang bisa kita kembangkan.Sedangkan diri masih manurut Majdi (2007: 92)
adalah akumulatif dari pikiran kita. Jadi Potensi diri adalah kemampuan yang kita
miliki yang bisa dikembangkan.
Menurut Wiyono(2006:37) potensi dapat diartikan sebagai kemampuan
dasar dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk
diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan
demikian potensi dirimanusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia
yang masih terpendam didalam dirinya yang menunggu untuk diwujudkan
menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia. Apabila pengertian
potensi manusia dikaitkan dengan pencipta manusia, Alloh SWT, maka potensi
diri manusia dapat diberi pengertian sebagaikemampuan dasar manusia yang
telah diberikan Alloh SWT sejak dalam kandungan ibunya sampai pada saat
tertentu (akhir khayat), yang masih terpendam didalam dirinya, menunggu
diwujudkan menjadi sesuatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia didunia
ini dan diakhirat nanti.
Menurut Endra (2004: 6) potensi bisa disebut sebagai kekuatan, energi,
atau kemampuan yang terpendam yang dimiliki dan belum dimanfaatkan secara
optimal. Potensi diri yang dimaksud disini suatu kekuatan yang masih terpendam
yang berupa fisik, karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang
terkandung dalam diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.
Sedangkan Habsari (2005: 2) menjelaskan, potensi diri adalah kemampuan
dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan
sarana yang baik. Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses
fisik, perilaku dan psikologis yang dimiliki. - Hasil Kerja Optimal
Hasil kerja yang optimal harus dimiliki oleh seorang pegawai, pegawai
harus bisa memberikan hasil kerjanya yang terbaik, salah satunya dapat dilihat
dari produktivitas organisasi, kualitas kerja kuantitas kerja. Produktivitas
organisasi adalah sebagai suatu ukuran penggunaan sumber saya dalam suatu
organisasi biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan
sumber daya yang diberikan. Kualitas kerja adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pegawai telah memenuhi berbagai persyaratan, spesifikasi dan harapan yang telah
ditetapkan. Kualitas kerja merupakan mutu hasil pekerjaan atau sebaik apa harus
diselesaikan. Kualitas kerja pegawai dapat dilihat dari adanya kemampuan
menghasilkan pekerjaan yang memuaskan, tercapainya tujuan secara efektif dan
efisien serta kecakapan yang ditunjukkan dalam menjalankan pekerjaanya.
Kuantitas pekerjaan adalah banyaknya jumlah yang harus diselesaikan atau
dikerjakan pegawai sesuai target waktu yang telah ditetapkan dan dapat
menyelesaikan lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu dengan baik.
3.Proses Kerja
Proses kerja merupakan suatu tahapan terpenting dimana pegawai
menjalankan tugas dan perannya dalam suatu organisasi, melalui proses kerja ini
kinerja pegawai dapat dilihat dari kemampuan membuat perencanana kerja,
kreatif dalam melaksanakan pekerjaan, mengevaluasi tindakan kerja, melakukan
tindakan perbaikan. Kinerja yang baik dan berkualitas dapat terlihat dari
bagaimana seorang pegawai dapat melakukan sebuah pekerjaan mula dari proses
perencanaan sampai dengan perbaikan. Pegawai yang memiliki perencanaan kerja
yang matang, kreativitas yang tinggi, mampu mengevaluasi tindakan, serta dapat,
memperbaiki tindakan tanpa menunggu perintah dari atasan merupakan seorang
pegawai yang memiliki pemikiran yang rasional dan memiliki inisiatif sendiri
untuk melakukan pekerjaan itu. Seperti yang diungkapkan oleh Hasibuan dalam
Nurdiana (2006:126) mengemukakan bahwa : Dengan adanya inisiatif pegawai
dalam pelaksanaan proses kerja dalam merancang program kerja, serta mampu
memecahka permasalahan yang dihadapi, maka organsiasi tersebut akan berhasil
dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian untuk dapat mencapai
tujuan yang ingin dicapai dalam organisasi, maka para pegawai harus memiliki
kemampuan dalam pelaksanaan proses kerja - Antusiasme
Antusiasme merupakan suatu sikap dimana seorang pegawai melakukan
kepedulian terhadap pekerjaanya hal ini bisa dilihat dari kehadiran, pelaksanaan
tugas, motivasi kerja, komitmen kerja. Pegawai yang memiliki antusiasme akan
senantiasa meningkatkan kinerjanya dalam menjalankan segala tugs dan tanggu
jawabnya hal ini harus selalu ditumbuhkan dalam jiwa pegawai sebagai upaya
untuk meningkatkan kualitas kinerjanya Soetisna (2000:67) mengemukakan
bahwa : Semangat atau antusiasme merupakan suatu sikap yang dimiliki pegawai
dalam melaksanakan pekerjaanya, yang memiliki kapasitas untuk bekerja secara
aktif tanpa mengenal lelah. Hal ini merupakan kecenderungan untuk
menggunakan perilaku positif, emosi, dan semangat.
Dari pendapat di atas, hendaknya para pegawai dapat memiliki sikap yang
positif dan juga memiliki semangat yang besar dalam melakukan pekerjaan yang
dibebankan kepadanya Menurut Bernadin dan Russell (1993:383) mengemukakan
bahwa terdapat enam indikator kinerja yang dapat diukur antara lain sebagai
berikut : a) Kualitas kerja, yaitu tingkat yang dicapai dari proses atau hasil yang
diperoleh pada suatu kegiatan mendekati kesempurnaan, dalam bentuk yang dapat
menyesuaikan dengan suatu cara yang ideal dalam melakukan kegiatan yang
sesuai dengan tujuan. b) Kuantitas kerja, yaitu jumlah yang dihasilkan atau
ditunjukkan dalamsetiap ukurahn dengan jumlah dalam unit, jumlah putaran atau
sikluskegiatan yang lengkap. c) Efisiensi kerja, yaitu pelaksanaan cara tertentu
dengan mengurang tujuannya. d) Efektifitas kerja, yaitu tingkat atau sejumlah
penggunaan sumber daya organisasi (seperti manusia, anggaran, teknologi,
material) secaramaksimal untuk memperoleh keuntungan paling tinggi atau
mengurangi kerugian setiap unit atau hal-hal yang merugikan dalam penggunaan
suatu sumber daya. e) Human relation, yaitu tingkat kenaikan kebutuhan pegawai
mengenai perasaan, harga diri, nama baik, dan kerjasama antar teman kerja dan
bawahan (hubungan, staf, konsultatif, koordinatif)
No comments:
Post a Comment