Kata emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh.
Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam
emosi. Menurut Daniel Goleman (dalam Ahmadi, 2003:410) emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian
kecenderungan untuk bertindak.
Pada pengkajian ini, penulis menggunakan teori psikoanalisis dari Sigmund Freud.
Freud menjelaskan (dalam Minderop, 2011:39) kegembiraan, kemarahan, ketakutan, dan
kesedihan kerap kali dianggap sebagai emosi yang paling mendasar (primary emotions).
Situasi yang membangkitkan perasaan-perasaan tersebut sangat terkait dengan tindakan yang
ditimbulkannya dan mengakibatkan meningkat ketegangan. Selain itu, kebencian atau
perasaan benci (hate) berhubungan erat dengan perasaan marah, cemburu, dan iri hati. Ciri
khas yang menandai perasaan benci ialah timbunya nafsu atau keinginan untuk
menghancurkan objek yang menjadi sasaran kebencian. Perasaan benci bukan sekedar
Universitas Sumatera Utara
timbulnya perasaan tidak suka atau aversi/enggan yang dampaknya ingin menghindar dan
tidak bermaksud menghancurkan. Sebaliknya, perasaan benci selalu melekat di dalam diri
seseorang, dan ia tidak akan pernah merasa puas sebelum menghancurkannya; bila objek
tersebut hancur ia akan merasa puas. Berikut penjelasan mengenai emosi mendasar dari teori
psikoanalisis Sigmund Freud.
a. Kegembiraan
Kebahagiaan atau kegembiraan adalah suatu keadaan pikiran atauperasaan yang
ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau
kegembiraan yang intens. Berbagai pendekatanfilsafat, agama, psikologi, dan biologi telah
dilakukkan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya. Kegembiraan
sendiri berasal dari kata dasar gembira, yang di dalam KBBI memiliki arti suka, bahagia,
bangga, senang; senang hati, bersuka cita, dan riang.
b. Kemarahan
Kemarahan, berasal dari kata “marah”, adalah suatu emosi yang secara fisik
mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta
tingkat adrenalin dan nonadrenalin. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan
secara perilaku, kognitif, maupun fisiologi sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk
mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar. Kata
marah,berdasarkan KBBI memiliki arti sangat tidak senang, karena dihina, diperlakukan
tidak sepantasnya, dan sebagainya.
c. Ketakutan
Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu
mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap
suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Berdasarkan KBBI, takut
berarti merasa gentar atau ngeri menghadapi sesuatuyang dianggap akan mendatangkan
Universitas Sumatera Utara
bencana. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari
emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.
Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya
terjadi tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik
untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi
ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkan.
d. Kesedihan
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan,
dan ketidakberdayaan. Kesedihan berasal dari kata dasar sedih yang artimya dalam KBBI
adalahmerasa sangat pilu dalam hati atau susah hati. Saat sedih, manusia sering menjadi lebih
diam, kurang bersemangat, dan menarik diri. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai
penurunan suasana hati sementara, sedangkan depresi sering dicirikan dengan penurunan
suasana hati yang persisten dan besar yang kadang disertai dengan gangguan terhadap
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan harian-nya. Menangis adalah salah satu
indikasi dari kesedihan.
W. Wundt (1832-1920) menggolongkan jenis-jenis emosi berdasarkan sifat emosi itu
sendiri (Sarwono, 1988:83). Wundt menegmukakan tiga pasang kutub emosi, yaitu:
1. Lust-Unlust (senang-tak senang)
2. Spannung-Losung (tegang-tak tegang)
3. Erregung-Beruhigung (semangat-tenang)
Banyak penyebab terjadinya emosi pada setiap orang. Faktor penyebab emosi dapat
berasal dari dalam diri individu, konflik-konflik dalam proses perkembangan dan sebab yang
bersumber dari lingkungan. Menurut Piaget, penyebab terjadinya emosi dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu:
1. Faktor kematangan atau Maturation.
2. Pengaruh yang datang dari pengalaman dan transmisi sosial.
3. Aktivitas sosial yang berguna dalam belajar menyesuaikan diri (adaptasi), asimilasi dan
akomodasi
Dapat ditarik kesimpulan bahwa emosi dipengaruhi oleh faktor kematangan atau
maturation dan belajar. Faktor kematangan berpengaruh terhadap respon individu dalam
menyikapi berbagai keadaan yang dihadapi, baik dari dalam diri maupun konflik-konflik
dalam proses perkembangan yang terjadi. Faktor belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan
yang ada disekitar. Kemaangan dan belajar terjalin era satu sama lain dalam mempengaruhi
emosi.
Emosi memiliki peran yang besar dalam dinamika jiwa dan mengendalikan tingkah
laku seseorang.
Contohnya:
1. Emosi dapat memperkuat semangat apabila seseorang merasa puas dan senang atas
hasil yang dicapai.
2. Emosi dapat melemahkan semangat apabila timbul rasa kecewa atas kegagalan.
3. Emosi dapat mengganggu konsentrasi belajar, ketika ada kegagalan perasaan, misalnya:
gugup, patah hati.
4. Emosi mengganggu penyesuaian sosial, misalnya; iri hati dan cemburu.
No comments:
Post a Comment