Penilaian atas sifat kepribadian sering digunakan sebagai prediktor kinerja dan perilaku
seseorang. Sifat merupakan pondasi dasar kepribadian individu yang melandasi pemikiran,
perasaan, dan perilaku seseorang (Barrick dan Mount, 2005). Konsep sifat kepribadian yang
sering digunakan adalah The Big Five Personality atau The Big Five Inventory (McCrae dan
Costa, 1987). Model ini menggambarkan karakteristik individu yang menonjolkan ciri-ciri suatu kepribadian (Barrick dan Mount, 2005), diterapkan pada budaya yang berbeda serta dari
waktu ke waktu (Hampson dan Goldberg, 2006).
Konsep ini membagi kepribadian menjadi
lima dimensi yaitu openness to experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness,
dan neuroticism.
Sifat kepribadian openness to experience atau kepribadian “O” memiliki sifat ingin tahu,
berwawasan luas, imajinatif, terbuka dengan berbagai cara-cara baru (Goldberg, 1990).
Kepribadian ini mampu mengatasi masalah dalam waktu singkat, informasi terbatas, dan
ketidakpastian yang tinggi (McAdams dan Pals, 2006; Denissen dan Penke, 2008), yang
disebabkan memiliki banyak ide cemerlang (Ashton dan Lee, 2007). Meskipun demikian,
Griffin dan Hesketh (2004) menyatakan bahwa kepribadian ini berpengaruh pada prestasi kerja
hanya dalam kondisi tertentu. Jaffar et al. (2011) menemukan bahwa kepribadian ini tidak
berpengaruh pada kemampuan untuk mendeteksi kecurangan, serta berpengaruh negatif pada
kinerja (Kraus, 2002). Peneliti menduga bahwa auditor dengan kepribadian “O” yang tinggi
akan mampu mengatasi stres kerja dikarenakan auditor memiliki inovasi, kecerdasan, dan
teknik-teknik baru dalam memecahkan sehingga mengurangi peluang terjadinya perilaku
disfungsional.
No comments:
Post a Comment