Monday, August 26, 2019
Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kesehjateraan Prikologis (skripsi dan tesis)
Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
kesejahteraan psikologis yang dikemukakan oleh Ryff (1989), sedangkan
teori dukungan keluarga mengacu pada empat aspek dukungan sosial Coob,
1976; Cohen & McKay, 1984; House, 1984; Schaefer, Coyne, & Lazarus,
1981; Wills, 1984 (Sarafino, 1998).
Ibu bekerja merupakan perempuan yang sudah menikah yang
29
berperan sebagai pekerja dan juga berperan sebagai istri dan ibu. Dengan
masuknya ibu ke dalam dunia kerja, maka ibu sangat disibukkan dengan
tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan juga pekerja. Dalam hal ini, dukungan
keluarga merupakan faktor yang penting bagi ibu dalam bekerja. Hal ini
sangat dibutuhkan sekali terutama bagi ibu bekerja sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja.
Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentunya akan
mengganggu peran ibu sebagai ibu rumah tangga. Kelelahan psikis, fisik, dan
peran ganda inilah yang sering membuat ibu menjadi sensitif dan emosional,
baik terhadap anak-anak, suami maupun anggota keluarga yang lain. Keadaan
ini akan menjadi lebih sering kalau situasi di rumah tidak mendukung seperti,
suami dan anak-anak yang sudah besar kurang mampu bekerjasama untuk
mau bergantian membantu sang ibu untuk sekedar meringankan pekerjaan
rumah tangga.
Dukungan keluarga menurut Sarason (1983) adalah keberadaan,
keperdulian serta kesediaan orang-orang terdekat menghargai dan
menyayangi. Dukungan keluarga yang kurang, membuat peran ibu bekerja
menjadi tidak optimal, karena terlalu banyak peran yang harus dikerjakan
sementara dirinya juga merasa lelah sesudah bekerja.
Menurut Gottlieb (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa dukungan
keluarga merupakan informasi atau nasehat verbal maupun non verbal,
bantuan nyata, saran atau tindakan yang diperoleh dari orang-orang terdekat,
dengan kehadirannya dapat memberikan keuntungan emosional dan
30
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Seseorang ketika mengalami
masalah yang menegangkan, akan membutuhkan orang lain untuk membantu
menghadapi situasi yang menegangkan atau menyedihkan dengan diberi
hiburan yang diperoleh dari orang lain yang menyayangi dan mencintainya.
Greenglass, Schwarzer, Jakubiec, Fiksenbaum dan Tauber (1999, dalam Marettih, 2013), melaporkan bahwa perempuan bekerja akan mencari
dukungan berupa nasihat, informasi, bantuan praktis dan dukungan emosional
dari orang-orang terdekat mereka. Ibu bekerja lebih mengandalkan keluarga
besar, seperti ibunya untuk membantu mereka dalam hal pengasuhan anak
ketika mereka bekerja dan meninggalkan anak-anak mereka di rumah. Orang
tua merupakan orang yang dapat mereka percayai untuk membantunya.
Dengan bantuan dan kehangatan yang diberikan, maka ibu bekerja dapat
menghadapi segala situasi dengan tenang dan baik.
Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis sebagai sebuah
kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan
orang lain, dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya
sendiri, dapat menciptakan dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan
kebutuhannya, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan diri. Dari
salah satu dimensi kesejahteraan psikologis yang diungkap Ryff (1989) yaitu
hubungan positif dengan orang lain menunjukkan adanya hubungan
kesejahteraan psikologis dengan dukungan keluarga.
Kesejahteraan psikologis akan dimiliki ibu bekerja jika ibu bekerja
mendapatkan dukungan keluarga. Dukungan keluarga merupakan salah satu
31
faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis ibu bekerja. Kesejahteraan psikologis merupakan aspek penting dalam kesehatan mental
individu. Sebagaimana diketahui, kesehatan mental adalah syarat utama bagi
individu untuk terus tumbuh, berkembang, matang dalam kehidupan,
menerima tanggung jawab dan menemukan penyesuaian dalam berpartisipasi
memelihara aturan sosial dan tindakan dalam budayanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment