Friday, May 26, 2023

Pendukung Alternatif Strategi

 


1. Strategi Integrasi
Tipe ini dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Integrasi Kedepan (Forward Integration)
Strategi perusahaan dalam mencarikepemilikan atau meningkatkan kontrol
atas distributor atau kepemilikan yang benar. Strategi ini digunakan ketika
jalus distibusi yang adasangat mahal, mutunya terbatas, dan tidak dapat
mendistribusikan produk dengan cepat. Untuk mengelola bisnis baru,
penerapan strategi ini perlu mempertimbangkan kemampuan modal dan
sumber daya manusia yang tersedia dalam organisasi. Dari sisi laba,
perusahaan perlu melihat apakha bisnis distribusi atau eceran mempunyai
margin keuntungan yang tinggi bila dikelola sendiri.
b. Integrasi Kebelakang (Backward Integration)
Dapat didefinisikan sebagai strategi perusahaan yang mencari kepemilikan
atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Tujuan strategi ini untuk
memastikan bahwa pemasoka produk yang dibutuhkan dapat dipenuhi sesuai
dengan spesifikasi dan jumlah yang dibutuhkan serta di sampaikan pada waktu
yang sesuai pula sehingga tidak mengganggu proses produksi atau operasi
perusahaan.
Strategi Integrasi Kebelakang dilakukan ketika jumlah pemasok sedikit
sementara pesaing sangat banyak. Dengan menguasai pemasok, perusahaan
dapat menekan harga bahan baku sehingga dari sisi biaya, perusahaan akan
lebih kompotitif dibanding pesaing. Namun tentu saja perusahaan perlu
mempertimbangkan apakha margin keuntungan serta sumber daya yang
dibutuhkan tersedia ketika akan menerapkan strategi ini.
c. Integrasi Horizontal
Integrasi tipe ini dapat didefinisikan sebagai strategi perusahaan yang mencari
kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing. Strategi ini dapat
digunakan ketika perusahaan bersaing di industi yang sedang berkembang.
Denga demikian integrasi hirizontal dapat meningkatkan skala ekonomi
uantuk mendukung keunggulan bersaing. Penerapan strategi ini perlu
memperhatikan apakha perusahaan dapat menjadi kekuatan monopoli tapa
melanggar peraturan pemerintah. Selain itu perusahaan juga perlu
memperhatikan sumberdaya yang cukup untuk melakukan ekspansi.
2. Strategi Intensif
Dalam tipe ini dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Penetrasi Pasar (Merket Penetration)
Strategi perusahaan yang di tujukan untuk meningkatkan pangsa-pasar atas
produk atau jasa, sehingga adanya peningkatkan usaha secara intensif.
Strategi ini dilakukan ketika industri sedang tumbuh sedangkan pesaing
mengalami penurunan. Dalam siklus hidup produknya, produk atau jasa yang
ditawarkan perusahaan juga masi dalam fase kejenuhan. Strategi ini berpusat
pada, konsumen yang mau meningkatkan pembelianya pada produk yang telah
di tawarkan perusahaan.
b. Pengembangan Pasar (Market Development)
Dengan meningkatkan penjualan melalui perbaikan produk. Strategi ini
dilakukan apabila tersedia jaringan distribusi bermutu dan tidak mahal. Selain
itu, munculnya pasar-pasar baru yang memiliki daya tarik memberikan
dorongan bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan pasar. Strategi ini
dapat digunakan sebagai altermatif ketika produk yang beredar di pasar sudah
mulai jenuh, sedangkan di daerah lain sedang mengalami pertumbuhan.
Strategi pengembanga pasar tidak hanya meliputi pasar secara geografis
ataupun pisikografis merupakan strategi pengembangan pasar.
c. Pengembangan Produk (Product Development)
Strategi perusahaan yang meningkatkan penjualan dengan melakukan
perbaikan dan pengembanga produk atau jasa. Perusahaan perlu menggunakan
strategi ini padasaat produknya telah mengalami penurunan yang diakibatkan
oleh banyaknya produk baru yang muncul di pasar. Produk produk baru
mungkin menawarkan nilai lebih tinggi dari selama ini yang di tawarkan
perusahaan, misalnya memiliki mutu yang lebih baik atau memiliki harga
yang lebih rendah, untuk menerapkan strategi ini perusahaan tentu
mengembangkan kemampuan litbangnya. Dngan perkembangan yang sangat
pesat produk yang ditawarkan ke pasar yang memiliki siklus hidup sangat
pendek dari sebelumnya.
3. Strategi Diversivikasi
Dalam katagori ini, tipe-tipe strategi dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. Diversivikasi Konsentrik
Dapat di definisikan sebagai strategi perusahaan perusahaan, dengan cara
menambahkan produk atau jasa baru. Yang masih adakaitanya dengan
produk atau jasa lama. Strategi ini, digunakan ketika bersaing di industri
yang pertumbuhanya lambat. Sementara produk yang ada mengalami
tahapan penurunan.
b. Diversifikasi Konglomerat
Strategi ini digunakan ketika pasar yang ada mengalami stagnasi atau
penurunan melalui titik jenuhnya. Secara umum, industri yang selama ini
dilayani juga mengalami penurunan sementara industri yang lain sedang
mengalami pertumbuhan sehingga menyediakan peluang baru bagi
perusahaan.
c. Diversifikasi Horizontal
strategi yang menambahkan produk dan jasa baru yang tidak berkaitan
strategi ini dilakukan padasaat penawaran produk baru, diperkirakan akan
ada peningkatkan penerimaan produk yang sudah beredar di pasar sehingga
jaringan distribusi dapat dimanfaatkan untuk memasarkan produk baru
kepada pelanggan yang sudah.
4. Strategi Defensif
Dalam tipe ini ada empat macam yaitu:
a. Bekerja Sama (Joint Venture)
Strategi yang dilakukan untuk membentuk kerjasama Sementara atau
konsorsium dalam memanfaatkan beberapa peluang. dalam joint venture
kedua perusahaan akan membentuk anak perusahaan. strategi ini digunakan
ketika perusahaan tidak mampu bersaing dengan market leader.
Keunggulan berbeda dari dari masing perusahaan dapat saling melengkapi.
strategi ini juga diterapkan ketika perusahaan akan memasuki pasar
internasional dan kerjasama joint venture dipakai akan dapat memberikan
kemudahan-kemudahan dari pemerintah setempat.
b. Pengarungan (Retrenchment)
Strategi defensif yang dilakukan perusahaan dengan mengelompokkan
ulang bisnis melalui pengurangan biaya dan aset perusahaan untuk
menanggulangi turunnya penjualan dan keuntungan. strategi ini dapat
digunakan ketika perusahaan memiliki kemampuan tertentu, tetapi selalu
gagal memenuhi tujuan dan sasaran. perusahaan perlu melakukan strategi
ini karena mereka ketidak efisien, karyawan buruk, dan keuntungan
rendah sehingga posisi menjadi paling lemah dalam industri.
c. Divestasi
menjual sebuah unit bisnis atau sebagian perusahaan kepada pihak lain.
strategi ini bisa dilakukan jika perusahaan setelah menerapkan strategi
pengurangan namun tidak menunjukkan hasil perbaikan yang yang
memuaskan sementara sebuah unit bisnis dan divisi membutuhkan lebih
banyak sumber daya untuk tetap bersaing. strategi ini biasanya dilakukan
ketika perusahaan memerlukan jumlah uang secara mendasak sementara
dana tidak dapat diperoleh dari sumber-sumber lain atau perusahaan
merasa tidak mampu lagi mengelola bisnis tersebut secara menguntungkan.
namun dalam beberapa kasus strategi ini dapat diterapkan karena pemilik
perusahaan ingin beralih ke bisnis lain yang dianggap lebih menarik.
d. Likuidasi
menjual seluruh aset perusahaan bahan atau menutup sebuah perusahaan.
strategi dapat dilakukan setelah strategi pengurangan dan divestasi tidak
berhasil dilakukan. likuidasi adalah upaya pemegang saham untuk
meminimalisir kerugiannya dengan menutup dan menjual semua harta
perusahaan.

No comments:

Post a Comment