Saturday, May 30, 2020

Faktor-faktor resiliensi (skripsi dan tesis)


Grotberg (dalam Maulidya dan Eliana, 2013), mengemukakan faktorfaktor resiliensi yang diidentifikasikan berdasarkan sumber-sumber yang
berbeda adalah:
a. I Have
Faktor I Have merupakan dukungan eksternal dan sumber dalam
meningkatkan resiliensi. Sebelum indicidu menyadari akan siapa dirinya (I Am)
atau apa yang bisa dia lakukan (I Can), individu membutuhkan dukungan
eksternal dan sumberdaya untuk mengembangkan perasaan keselamatan dan
keamanan yang meletakkan fondasi, yaitu inti untuk mengembangkan resilience.
Aspek ini merupakan bantuan dan sumber dari luar yang meningkatkan
resiliensi. Sumber-sumbernya adalah adalah sebagai berikut:
1. Trusting relationships (mempercayai hubungan)
Kasih sayang dan perhatian sangatlah dibutuhkan oleh individu dalam
menjalankan kehidupannya, hal ini tentu akan sangat membantunya
dalam memberikan respon dan hubungan timbal balik yang lebih baik
dalam melakukan hubungan solsial.
2. Struktur dan aturan di rumah
Orang tua tentu menginginkan kehidupan anaknya lebih baik dan
disiplin. Sehingga orang tua memberikan pengatran jadwal rutinitas
yang dilakukan anaknya. Rutinitas tersebut tentunya diikuti dengan
peraturan yang di buat dengan tujuan anak agar bisa mengikutinya.
Jika tidak diikuti atau dilanggar, maka orang tua akan memberikan
hukuman, tetapi setelah itu harus meminta maaf kepada anak, agar
anak tidak merasa diintimidasi dan juga agar hubungan tetap terus
berjalan baik dalam kehidupan keluarga.
3. Role models
Bermain peran atau menjadikan diri sebagai peran untuk dirinya akan
membuat individu akan merasa lebih bisa mengerti bagaimana
posisinya sebagai orang yang di perankan, dengan kata lain, hal ini
bertujuan untuk melatih individu untuk bisa memahami dan mengerti
eksistensinya dalam berperilaku dan berrhubungan sosial
4. Dorongan agar menjadi otonom
Mendorong anak untuk bisa mandiri dan bisa mengatur sendiri dirinya
dengan baik, agar bisa menjadi pribadi yang mandiri. Hal itu harus
dilakukan agar individu bisa bebas dalam berkembang dan bisa lebih
kreatif dalam menentukan kemana jalan yang benar untuk di tuju dan
mampu membawanya ke dalam hal yang lebih baik. Karena individu
yang bijak adalah individu yang mampu memberikan otonom kepada
orang lain untuk bisa mengeksplor dirinya dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk berkembang.
5. Akses pada kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan layanan
keamanan.
Individu secara pribadi maupun keluarga, dapat mengandalkan layanan
yang konsisten untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi
oleh keluarganya yaitu rumah sakit dan dokter, sekolah dan guru,
layanan sosial, serta polisi dan perlindungan kebakaran atau layanan
sejenisnya.
b. I Am
Faktor I Am merupakan kekuatan yang berasal dari dalam diri sendiri.
Faktor ini meliputi perasaan, sikap, dan keyakinan di dalam diri anak. Ada
beberapa bagian-bagian dari faktor dari I Am yaitu:
1. Perasaan dicintai dan perilaku yang menarik
Individu sadar bahwa orang menyukai dan mengasihi dia. individu
akan bersikap baik terhadap orang-orang yang menyukai dan
mencintainya. Individu dapat mengatur sikap dan perilakunya jika
menghadapi respon-respon yang berbeda ketika berbicara dengan
orang lain.
2. Mencintai, empati, dan altruistik
Individu mengasihi orang lain dan menyatakan kasih sayang tersebut
dengan banyak cara. Dia peduli akan apa yang terjadi pada orang lain
dan menyatakan kepedulian itu melalui tindakan dan kata-kata.
Individu akan merasa tidak nyaman dan menderita karena orang lain
dan ingin melakukan sesuatu untuk berhenti atau berbagi penderitaan
atau kesenangan
3. Bangga pada diri sendiri
Individu mengetahui dirinya adalah seseorang yang penting dan
merasa bangga pada siapakah dirinya dan apa yang bisa dilakukan
untuk mengejar keinginannya. Individu tidak akan membiarkan orang
lain meremehkan atau merendahkannya. Ketika individu mempunyai
masalah dalam hidup, kepercayaan diri dan self esteem membantu
mereka untuk dapat bertahan dan mengatasi masalah tersebut.
4. Otonomi dan tanggung jawab
Individu dapat melakukan sesuatu dengan caranya sendiri dan
menerima konsekuensi dari perilakunya tersebut individu merasa
bahwa ia bisa mandiri dan bertanggung jawab atas hal tersebut.
Individu mengerti batasan kontrol mereka terhadap berbagai kegiatan
dan mengetahui saat orang lain bertanggung jawab.
5. Harapan, keyakinan, dan kepercayaan
Individu percaya bahwa ada harapan baginya dan bahwa ada orangorang dan institusi yang dapat dipercaya. Individu merasakan suatu
perasaan benar dan salah, percaya yang benar akan menang, dan ingin
berperan untuk hal ini. Individu mempunyai rasa percaya diri dan
keyakinan dalam moralitas dan kebaikan, serta dapat menyatakan hal
ini sebagai kepercayaan pada Tuhan atau makhluk rohani yang lebih
tinggi.
c. I Can
“I Can” adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk
mengungkapkan perasaan dan pikiran dalam berkomunikasi dengan orang lain,
memecahkan masalah dalam berbagai seting kehidupan (akademis, pekerjaan,
pribadi dan sosial) dan mengatur tingkah laku, serta mendapatkan bantuan saat
membutuhkannya. Ada beberapa aspek yang mempengaruhi faktor I can yaitu:
1. Berkomunikasi
Individu mampu mengekspresikan pemikiran dan perasaan kepada orang
lain dan dapat mendengarkan apa yang dikatakan orang lain serta
merasakan perasaan orang lain.
2. Pemecahan masalah
Individu dapat menilai suatu permasalahan, penyebab munculnya masalah
dan mengetahui bagaimana cara mecahkannya. Individu dapat
mendiskusikan solusi dengan orang lain untuk menemukan solusi yang
diharapkan dengan teliti. Individu mempunyai ketekunan untuk bertahan
dengan suatu masalah hingga masalah tersebut dapat terpecahkan.
3. Mengelola berbagai perasaan dan rangsangan
Individu dapat mengenali perasaannya, memberikan sebutan emosi, dan
menyatakannya dengan kata-kata dan perilaku yang tidak melanggar
perasaan dan hak orang lain atau dirinya sendiri. Individu juga dapat
mengelola rangsangan untuk memukul, melarikan diri, merusak barang,
berbagai tindakan yang tidak menyenangkan.
4. Mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain.
Individu memahami temperamen dirinya sendiri (bagaimana bertingkah,
merangsang, dan mengambil resiko atau diam, reflek dan berhati-hati) dan
juga terhadap temperamen orang lain. Hal ini menolong individu untuk
mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi,
membantu individu untuk mengetahui kecepatan untuk bereaksi, dan
berapa banyak individu mampu sukses dalam berbagai situasi.
5. Mencari hubungan yang dapat dipercaya.
Individu dapat menemukan seseorang misalnya orang tua, saudara, teman
sebaya untuk meminta pertolongan, berbagi perasaan dan perhatian, guna
mendapatkan rasa percaya diri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor resiliensi
untuk I Am, I Have, dan I Can.

No comments:

Post a Comment