Sunday, April 30, 2023

Behavioral Finance

 


Pada mulanya, ilmu yang dikenal oleh masyarakat dalam keuangan yaitu
traditional finance di mana setiap orang melakukan analisis investasi dan
diasumsikan rasional dalam mengambil keputusan keuangannya. Seorang investor
melakukan analisis seperti fundamental dan teknikal yang kemudian digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusannya. Namun, Kahneman (2011)
menyatakan bahwa pada awal tahun 1970, seorang mahasiswa lulusan ekonomi
membuktikan bahwa salah satu profesornya mengalami cognitive bias yang
sekarang dikenal dengan endowment effect. Adanya hal tersebut mengawali
penelitian terkait perilaku irasional sehingga pengetahuan tentang behavioral
finance mulai berkembang dalam ilmu keuangan. Menurut Glaser et al. (2004), 
behavioral finance yang merupakan subdisiplin ilmu ekonomi perilaku merupakan
keuangan yang melibatkan sisi psikologi dan sosiologi ke dalam teorinya.
Behavioral finance merupakan studi yang mempelajari pengaruh psikologi pada
perilaku manusia dalam melakukan kegiatan finansialnya. Behavioral finance
memberikan perspektif lain untuk tidak mengasumsikan sikap rasionalitas dari
pelaku pasar (Ahmad et al., 2017). Behavioral finance yang merupakan kombinasi
antara ilmu ekonomi dengan psikologi diharapkan dapat menjelaskan perilaku
investor yang irasional ketika traditional finance tidak dapat menjelaskan hal
tersebut. Pompian (2006) mengkategorikan behavioral finance menjadi dua yaitu
cognitive bias dan emotional bias di mana kedua kategori tersebut membuat
investor melakukan penilaian yang tidak rasional. Cognitive bias merupakan bias
perilaku yang disebabkan oleh kesalahan penalaran, sedangkan emotional bias
disebabkan oleh adanya intuisi pribadi.

No comments:

Post a Comment