Saturday, December 1, 2018

Konsep Bisnis MLM (skripsi dan tesis)



Sepeti telah disinggung di bagian pendahuluan bahwa pemasaran berjenjang menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang Peradagangan memiliki definisi sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan “penjualan langsung secara multilevel” adalah penjualan barang tertentu melalui jaringan pemasaran berjenjang yang dikembangkan oleh mitra usaha yang bekerja atas dasar komisi dan/atau bonus berdasarkan hasil penjualan barang kepada konsumen.

Menurut Selladurai (2012) MLM atau Network marketing juga dikenal dengan nama pemasaran langsung atau penjualan langsung pada dasarnya adalah strategi distribusi produk atau jasa secara langsung dari perusahaan kepada pelanggannya melalui pembentukan hubungan pemasaran yang efektif antara distributor dan pelanganya. Pada umumnya strategi MLM diimplementasikan melalui dalam bentuk strategi jaringan pemasaran pemasaran khusus yang dipilih perodusen untuk mendistribusikan barang atau jasa yang mereka hasilkan. Hal ini biasanya dilakukan pada kelompok khusus yang beranggotakan orang-orang yang dinamis dan mampu memotivasi orang-orang di luar kelompok (distributor, dealer, downline, partner dan lain-lain) untuk memasarkan produk kepada konsumen dan mendapatkan imbalan atas kerja mereka tersebut.
Menurut Msweli dan Sargeant (2001), apa yang membuat MLM menjadi sistem bisnis yang unik adalah bagaimana mereka mengorganisasikan distributor-distributornya dan pemberian remunerasi atau bonus-bonus yang tentu saja berbeda dibandingkan apa yang terjadi di perusahaan konvensional. Di perusahaan MLM ada proses yang dinamakan sponsoring yaitu sebuah kegiatan penjualan dimana distributor tidak hanya menjual barang kepada customer tetapi juga melakukan kegiatan perekrutan customer untuk menjadi distributor seperti halnya dirinya.
Proses ini tidak berhenti di sini, karena distributor tersbut harus melakukan kewajiban-kewajiban lanjutan yaitu memberikan training atau pelatihan kepada distributor yang baru direkrutnya. Inilah proses yang harus dilalui oleh seorang distributor hingga akhirnya memperoleh bonus sebagai hasil kerja kerasnya. Selanjutnya menyangkut tentang remunerasi atau bonus dalam perusahaan MLM akan selalu ditentukan oleh besaran kontribusi pribadi atau grupnya terhadap omset perusahaan secara keseluruhan. Semakin besar kontribusi, maka semakin besar pula bonus yang akan diterimanya.
MLM merupakan salah satu dari berbagai cara yang dapat dipilih oleh sebuah perusahaan atau produsen untuk memasarkan, mendistribusikan, ataupun menjual produknya melalui pengembangan armada pemasar, distributor, atau penjual langsung secara mandiri (independent), tanpa campur tangan dari perusahaan (Soeratman, 2002). Sistem MLM ini memangkas jalur distribusi dalam penjualan konvensional karena tidak melibatkan distributor atau agen tunggal dan grosir atau sub agen, tetapi langsung mendistribusikan produk kepada distributor independent yang bertugas sebagai pengecer atau penjual langsung pada konsumen. Dengan cara tersebut biaya pemasaran dan distribusi (transportasi, sewa gudang, gaji, dan komisi tenaga penjualan), yang totalnya mencapai 60% dari harga jual dapat dialihkan kepada distributor independen dengan suatu sistem berjenjang, yang umumnya disesuaikan dengan pencapaian target penjualan atau omset distributor yang bersangkutan (Soeratman, 2002).
Menurut Tjiptono ( 2002) di dalam suatu perusahaan terdapat 3 level strategi, yaitu level korporasi, level unit bisnis atau lini bisnis, dan level fungsional.
a.       Strategi Level Korporasi, dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau bisnis lebih dari satu.
b.      Strategi Level Unit Bisnis, lebih diarahkan pada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis tertentu.
c.       Strategi Level Fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi – fungsi manajemen yang dapat mendukung strategi level unit bisnis.
Menurut Rangkuti ( 2000) pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan 3 tipe strategi yaitu :
a.       Strategi Manajemen
Meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya : strategi pengembangan produk, penetapan harga, akuisisi, pengembangan pasar, dan sebagainya
b.      Strategi Investasi
 Merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru ataau strategi divestasi, dan sebagainya
c.       Strategi Bisnis
 Sering juga disebut sebagai strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi – fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi dan sebagainya.


No comments:

Post a Comment