Saturday, April 1, 2023

Aspek-Aspek Psikologis

 


Menurut Kartono (1996) proses kehidupan psikis
manusia selalu diikuti oleh ketiga aspek psikologis yaitu
aspek kognitif, aspek emosional atau perasaan dan
aspek kemauan atau hubungan interpersonal. Aspek
kognitif berkaitan dengan persepsi, ingatan, belajar,
berpikir dan problem solving dan aspek afektif berkaitan
dengan emosi atau perasaan dan motif. Sedangkan
aspek konatif berkaitan dengan perilaku seseorang yang
meliputi hubungan interpersonal dan intrapersonal
(Walgito, 2010).
a. Kognitif
Dalam kehidupan manusia, proses kognitif
sangat berperan dalam pengambilan keputusan bagi
setiap individu, sejalan dengan proses kognitif
menjadi dasar akan timbulnya prasangka. Apabila
seseorang atau suatu kelompok mempersepsikan
orang lain atau kelompok lain dan memasukkan apa
yang dipersepsinya itu merupakan keadaan kategori
tertentu (Kartono, 1996).
1) Prasangka, merupakan evaluasi seseorang atau
kelompok yang mendasarkan diri pada
lingkungan agar nantinya diterima dilingkungan
kelompoknya. Prasangka mengarah pada evaluasi
yang negatif, walaupun dalam stereotype
merupakan hal yang dapat bersifat positif
disamping dapat negatif.
2) Belajar sosial, merupakan salah satu teori dalam
hal belajar, dalam setiap pembelajaran yang
dilakukan yang perlu diperhatikan setiap
pembelajaran itu terjadi melalui model atau
contoh. Seperti halnya sikap, merupakan hal
yang terbentuk melalui proses belajar.
3) Motivasi, memandang prasangka sebagai suatu
yang dapat memenuhi kebutuhan seseorang atau
kelompok untuk mencapai kesejahteraan.
4) Pengamatan, hasil perbuatan jiwa secara aktif
dan penuh perhatian untuk menyadari adanya
perangsang. Dalam pengamatan dengan sadar
orang dapat memisahkan unsur-unsur dari suatu
objek.
5) Ingatan, merupakan kemampuan jiwa untuk
memasukkan (learning), menyimpan (retention)
dan menimbulkan kembali (remembering), halhal yang lampau.
b. Emosi
Crow dan Crow dalam (Sobur, 2003)
mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang
bergejolak pada diri individu yang berfungsi sebagai
inner adjustment (penyesuaian dari dalam)
terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan
dan keselamatan individu.
Menurut Hude (2006) emosi adalah suatu gejala
psikofisiologis yang menimbulkan efek pada
persepsi, sikap, dan tingkah laku. Emosi pada
prinsipnya menggambarkan perasaan manusia
menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Emosi
juga merupakan reaksi manusiawi terhadap
berbagai situasi nyata maka sebenarnya tidak ada
emosi baik atau emosi buruk. Emosi memberi warna
dalam kehidupan manusia. Pengalaman emosional
juga dapat menjadi motivator penting perilaku.
Menurut Coleman dan Hammen dalam (Hude,
2006) ada empat fungsi emosi dalam kehidupan
manusia, yaitu:
1) Emosi sebagai pembangkit energi (energizer),
Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi
seseorang, marah menggerakan seseorang untuk
menyerang, takut menggerakan kita untuk berlari
dan cinta mendorong seseorang untuk mendekat
dan bermesraan.
2) Emosi sebagai pembawaan informasi, Bagaimana
keadaan diri seseorang dapat diketahui dari
emosi kita. Jika marah, seseorang mengetahui
bahwa dihambat atau diserang orang lain, sedih
berarti kehilangan sesuatu yang di senangi,
bahagia berarti memperoleh sesuatu yang kita
senangi.
3) Emosi sebagai komunikasi, berfungsi sebagai
komunikasi intrapersonal dan interpersonal
sekaligus.
4) Emosi sebagai sumber informasi keberhasilan
seseorang, mendambakan kesehatan dan
mengetahuinya ketika kita merasa sehat walafiat,
mencari keindahan dan mengetahui bahwa
memperolehnya ketika merasakan kenikmatan
estetis dalam diri.
Kualitas emosi atau perasaan itu bergantung
pada tiga faktor (Kartono, 2003), yaitu:
1) Kondisi fisik, oleh suatu penyakit, jadi terlalu
emosi, peristiwa yang menyakitkan. Seperti
kehilangan, kematian.
2) Pembawaan, ada orang yang sangat perasa, dan
ada juga yang tebal muka (tidak sensitif).
3) Tergantung pada suasana hati.
c. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah hubungan yang
terdiri atas dua atau lebih orang yang memiliki pola
interaksi yang konsisten (Lestari, 2010). Sears
dalam menyebutkan bahwa hubungan interpersonal
adalah bila dua orang individu menjalin hubungan,
kehidupan individu akan terjalin dengan orang lain,
apa yang dilakukan oleh yang satu akan
mempengaruhi yang lain (dalam Lestari, 2010)
Proses pemenuhan kebutuhannya, manusia
membentuk hubungan dengan orang lain. Adapun
kebutuhan yang dimiliki oleh manusia seperti:
kebutuhan fisiologis (makan, minum), kebutuhan
rasa aman dan perlindungan, kebutuhan kasih
sayang, kebutuhan penghargan dari orang lain.
Kebutuhan itu mempengaruhi hubungan, karena
kebutuhan kita tidak lepas dari orang lain, karena
kodrat kita sebagai makhluk sosial di mana pola
interaksi social (Sobur, 2003)

No comments:

Post a Comment