Wednesday, April 17, 2024

Teori Motivasi

 


Beberapa teori motivasi yang dikenal dan dapat diterapkan dalaorganisasi
akan diuraikan sebagai berikut :

  1. Teori Dua Faktor Herzberg
    Teori ini berdasarkan interview yang telah dilakukan oleh
    Herzberg. Penelitian yang dilakukan dengan menginterview sejumlah
    orang. Herzberg tiba pada suatu keyakinan bahwa dua kelompok faktor
    yang mempengaruhi perilaku adalah :
    a. Hygiene Factor
    Faktor ini berkaitan dengan konteks kerja dan arti lingkungan kerja
    bagi individu. Faktor-faktor higinis yang dimaksud adalah kondisi
    kerja, dasar pembayaran (gaji), kebijakan organisasi, hubungan
    antar personal, dan kualitas pengawasan.
    b. Satisfier Factor
    Merupakan faktor pemuas yang dimaksud berhubungan dengan isi
    kerja dan definisi bagaimana seseorang menikmati atau merasakan
    pekerjaannya. Faktor yang dimaksud adalah prestasi, pengakuan,
    tanggung jawab dan kesempatan untuk berkembang.
    Menurut teori ini faktor-faktor yang mendorong aspek
    motivasi adalah keberhasilan, pengakuan, sifat pekerjaan yang
    menjadi tanggungjawab seseorang, kesempatan meraih kemajuan,
    dan pertumbuhan. Sedangkan faktor-faktor hygiene yang menonjol
    adalah kebijaksanaan perusahaan, supervisi, kondisi pekerjaan,
    upah dan gaji, hubungan dengan rekan kerja sekerja, kehidupan
    pribadi, hubungan dengan para bawahan, status, dan keamanan.
  2. Teori Motivasi David McClelland
    David McClelland dikenal menjelaskan tiga jenis motivasi, yang
    diidentifikasi dalam buku ”The Achieving Society”:
  3. Motivasi untuk berprestasi (n-ACH)
  4. Motivasi untuk berkuasa (n-pow)
  5. Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil)
    Dalam teorinya McClelland mengemukakan bahwa individu
    mempunyai cadangan energi potensial, bagaimana energi ini dilepaskan
    dan dikembangkan tergantung pada kekuatan atau dorongan motivasi
    individu dan situasi serta peluang yang tersedia.
    Teori ini memfokuskan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan
    prestasi (achievement), kebutuhan kekuasaan (power), dan kebutuhan
    afiliasi. Model motivasi ini ditemukan diberbagai lini organisasi, baik staf
    maupun manajer. Beberapa karyawan memiliki karakter yang merupakan
    perpaduan dari model motivasi tersebut.
  6. Kebutuhan akan prestasi (n-ACH)
    Kebutuhan akan prestasi merupakan dorongan untuk
    mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar,
    bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow terletak
    antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi
    diri. Ciri-ciri inidividu yang menunjukkan orientasi tinggi antara lain
    bersedia menerima resiko yang relatif tinggi, keinginan untuk
    mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka, keinginan
    mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.
    n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan
    akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan
    tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam
    pekerjaan. Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya
    sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasinya tersebut.
  7. Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)
    Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat
    orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa
    dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi
    dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.
    Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan
    penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan
    bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan
    kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.
    n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan
    memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya,
    memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk
    menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise
    pribadi.
  8. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil)
    Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar
    pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk
    mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap
    persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan
    afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang
    memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
    McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki
    kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi
    perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
    Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala Mcclelland:
    a) Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.
    b) Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang
    lebih besar daripada menerima pujian atau pengakuan.
    c) Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses
    (umpan balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual).
  9. Teori Motivasi Kebutuhan Maslow
    Maslow menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan
    sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang
    cenderung bersifat bawaan (Marihot Tua E.H., 2002). Hipotesis Maslow
    mengatakan bahwa lima jenjang kebutuhan yang bersemayam dalam diri
    manusia terdiri dari:
    1) Fisiologis, antara lain kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan
    kebutuhan jasmani lain.
    2) Keamanan, antara lain kebutuhan akan keselamatan dan
    perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
    3) Sosial, antara lain kasih sayang, rasa saling memiliki, diterima-baik,
    persahabatan.

No comments:

Post a Comment