Sunday, June 23, 2024

Dimensi Brand Identity

 


Menurut Kapferer (2012 : 158-163 ) terdapat enam aspek dalam brand
identity, yaitu sebagai berikut

  1. Physique
    Seperangkat tampilan fisik dari sebuah produk, yang muncul dalam
    benak konsumen ketika memikirkan sebuah nama. Cara kerja branding
    sederhana yaitu: berfokus pada pengetahuan dan pemosisian klasik,
    mengandalkan atribut dan manfaat produk dan brand tertentu.
    Penampilan fisik memang penting, langkah pertama dalam
    mengembangkan brand adalah mendefinisikan aspek fisiknya.
  2. Personality
    Sebuah brand memiliki kepribadian atau karakter. Kepribadian atau
    karakter dapat ditonjolkan dengan pembuatan tagline, desain, atau warna
    tertentu dalam brand. Bahkan penggunaan model pun dapat
    mencerminkan kepribadian dari sebuah brand.
  3. Culture
    Culture yaitu sebuah system value dan prinsip dasar pada perilaku brand
    yang dicerminkan ke dalam sebuah brand. Banyak brand yang
    mengasosiasikan culture dengan negara asal brand tersebut. Budaya dari
    sebuah brand lebih dari sekadar manfaat produk atau kepribadian,
    melainkan juga ideologi. Budaya internal perusahaan juga merupakan
    aspek integral dari brand identity. Brand besar tidak hanya didorong oleh
    budaya tetapi juga menyampaikan budaya dari dalam juga.
  4. Relationship
    Relationship yaitu seberapa kuat hubungan yang ada antara sebuah
    brand dengan konsumennya. Brand dapat pula menyimbolkan suatu
    hubungan tertentu dengan orang lain. Dengan adanya relationship yang
    baik brand dapat mengetahui apa yang diinginkan dan diharapkan
    konsumen. Selain itu, brand juga dapat mengetahui kualitas dan
    pengalaman yang dirasakan oleh konsumen dalam menggunakan produk
    atau jasa. Hal tersebut dapat dijadikan patokan dalam melakukan inovasi
    brand kedepannya.
  5. Reflection
    Sebuah brand adalah cerminan pelanggan. Reflection, yaitu cerminan
    yang direpresentasikan oleh sebuah brand berdasarkan konsumen yang
    mengonsumsi produk yang ditawarkan. Cerminan tersebut merujuk
    kepada stereotypical user dari sebuah brand. Reflection dan target sering
    tertukar. Target menggambarkan calon pembeli atau pengguna brand.
    Reflection pelanggan tidak menggambarkan target; sebaliknya,
    pelanggan harus dicerminkan seperti yang diinginkan untuk dilihat
    sebagai hasil dari penggunaan brand.
  6. Self-image
    Jika reflection adalah cermin luar target, self-image adalah cermin
    internal target itu sendiri. Citra diri pelanggan membalikkan reflection
    pelanggan di kepalanya, alih-alih mewakili diri ideal pelanggan. Brand
    harus bertujuan untuk menyampaikan pesan yang memupuk visi tentang
    brand yang ideal menurut pelanggan agar beresonansi dengan audiens
    mereka.

No comments:

Post a Comment