Menurut Rivai (2004:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang
memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :
- Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau
diktator. Pemimpin memberikan instruksi kepada bawahan,
menjelaskan apa yang harus dikerjakan, selanjutnya karyawan
menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan.
Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan
dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga
kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.
Ciri-ciri kepemimpinan otoriter :
a. Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan;
b. Keputusan dibuat oleh pimpinan;
c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan;
d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan ke bawahan;
e. Pengawasan terhadap sikap tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahannya dilakukan secara ketat;
f. Tiada ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,
pertimbangan, atau pendapat;
g. Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif;
h. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh
pimpinan. (Sutarto 2006: 73) - Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan
yang kooperatif. Di dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama
antara atasan dengan bawahan. Di bawah kepemimpinan demokratis
bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Ciri-ciri kepemimpinan demokratis sebagai berikut :
a. Wewenang pemimpin tidak mutlak;
b. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
c. Kebijaksanaan dibuat bersama pimpinan dan bawahan;
d. Komunikasi berlangsung timbal balik, baik yang terjadi antara
pimpinan dan bawahan maupun antara sesama bawahan;
e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan
para bawahan dilakukan secara wajar;
f. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,
pertimbangan, atau pendapat;
g. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan dan pada instruksi;
h. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama pimpinan
dan bawahan. (Sutarto 2006: 75-76) - Gaya Kepemimpinan Bebas (Laissez-Faire)
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan,
struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran
utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan
berpartisipasi jika diminta bawahan.
Ciri-ciri kepemimpinan bebas (Laissez-Faire) sebagai berikut :
a. Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan;
b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan;
c. Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan;
d. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan;
e. Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan,
atau kegiatan yang dilakukan para bawahan;
f. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok;
g. Kepentingan pribadi lebih utama dari kepentingan kelompok;
h. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul orang perorangan.
(Sutarto 2006: 77-78)
No comments:
Post a Comment