Friday, April 26, 2019

Uji Hipotesis Regresi (skripsi dan tesis)


Pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan menggunakan dua hal, yaitu: tingkat signifikansi atau probabilitas (α) dan tingkat kepercayaan atau confidence level. Didasarkan tingkat signifikansi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnya ialah sebesar 95%, yang dimaksud dengan tingkat kepercayaan ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sample akan mewakili nilai populasi dimana sample berasal. IBM SPSS menggunakan istilah interval kepercayaan (confidence interval). Interval kepercayaan yang sering juga disebut margin of error merupakan nilai yang mencerminkan kurang atau lebih, misalnya interval kepercayaan 5 dan 50% dalam pengambilan sampel mempunyai makna bahwa sampel yang kita pilih akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita berikan dalam kisaran antara 45% (50% - 5%) dan 55% (50% + 5%).
Untuk melakukan uji hipotesis diperlukan hipotesis riset. Hipotesis riset merupakan dugaan mengenai sifat fakta-fakta yang memungkinkan. Hipotesis ini dianggap sebagai titik awal penyelidikan. Sebagai contoh, peneliti berpendapat bahwa promosi secara besar-besar-an berpengaruh terhadap penjualan. Sedang dalam statistik, terdapat dua hipotesis, yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1 / Ha). Hipotesis nol dalam statsitik merupakan hipotesis yang sebenarnya kita uji. Hipotesis ini merupakan pernyataan peneliti yang mengatakan bahwa variabel bebas tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel tergantung (dalam regresi) dan tidak ada hubungan antara dua variabel (dalam korelasi). Dalam hipotesis nol kita berasumsi bahwa sampel – sampel berasal dari populasi yang sama. Sedang hipotesis alternatif merupakan hipotesis yang memberikan alternatif berbeda dengan hipotesis nol-nya. Dengan demikian dalam kaitannya dengan hipotesis nol di atas; maka peneliti mengatakan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel tergantung (dalam regresi) dan ada hubungan antara dua variabel (dalam korelasi).
Contoh uji hipotesis misalnya rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10 (μ x= 10), maka bunyi hipotesisnya ialah:
H0: Rata-rata produktivitas pegawai sama dengan 10
H1: Rata-rata produktivitas pegawai tidak sama dengan 10
Hipotesis statistiknya:
H0: μ x= 10
H1: μ x > 10 Untuk uji satu sisi (one tailed) atau
H1: μ x < 10
H1: μ x ≠ 10 Untuk uji dua sisi (two tailed)

Asumsi Penggunaan Regresi (skripsi dan tesis)

Penggunaan regresi linear sederhana didasarkan pada asumsi diantaranya sbb:
  • Model regresi harus linier dalam parameter
  • Variabel bebas tidak berkorelasi dengan disturbance term (Error) .
  • Nilai disturbance term sebesar 0 atau dengan simbol  sebagai berikut: (E (U / X) = 0
  • Varian untuk masing-masing error term (kesalahan) konstan
  • Tidak terjadi otokorelasi
  • Model regresi dispesifikasi secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.
  • Jika variabel bebas lebih dari satu, maka antara variabel bebas (explanatory) tidak ada hubungan linier yang nyata

Syarat-Syarat Regresi (skripsi dan tesis)


  1. Model regresi dikatakan layak  jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar < 0.05
  2. Predictor yang digunakan sebagai variabel bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation
  3. Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan uji t. Koefesien regresi signifikan jika t hitung > t table (nilai kritis). Dalam IBM SPSS dapat diganti dengan menggunakan nilai signifikansi (sig) dengan ketentuan sebagai berikut:
  • Jika sig < 0,05; koefesien regresi signifikan
  • Jika sig > 0,05; koefesien regresi tidak signifikan
  1. Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi antar variabel bebas yang sangat tinggi atau terlalu rendah. Syarat ini hanya berlaku untuk regresi linier berganda dengan variabel bebas lebih dari satu. Terjadi multikolinieritas jika koefesien korelasi antara variable bebas > 0,7 atau < - 0,7
  2. Tidak terjadi otokorelasi jika: - 2 ≤ DW ≤ 2
  3. Keselerasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r2 semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1 maka model regresi semakin baik. Nilai r2mempunyai karakteristik diantaranya: 1) selalu positif, 2) Nilai r2 maksimal sebesar 1. Jika Nilai r2 sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam variabel tergantung (variabel Y) dapat diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika r2 sama dengan 0, maka tidak ada hubungan linier antara variabel bebas (variabel  X) dan variabel tergantung (variabel Y).
  4. Terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y)
  5. Data harus berdistribusi normal
  6. Data berskala interval atau rasio
  7. Terdapat hubungan  dependensi, artinya satu variabel merupakan variabel tergantung yang tergantung pada variabel (variabel) lainnya.

Pengertian Regresi (skripsi dan tesis)

Regresi dalam pengertian moderen  menurut Gujarati (2009) ialah  sebagai kajian terhadap ketergantungan satu variabel, yaitu variabel tergantung terhadap satu atau lebih variabel lainnya atau yang disebut sebagai variabel – variabel eksplanatori dengan tujuan untuk membuat estimasi dan / atau memprediksi rata – rata populasi atau nilai rata-rata variabel tergantung dalam kaitannya dengan nilai – nilai yang sudah diketahui dari variabel ekslanatorinya. Selanjutnya menurut Gujarati meski analisis regresi berkaitan dengan ketergantungan atau dependensi satu variabel terhadap variabel – variabel lainnya hal tersebut tidak harus menyiratkan sebab – akibat (causation). Dalam mendukung pendapatnya ini, Gujarati mengutip pendapat Kendal dan Stuart yang diambil dari buku mereka yang berjudul “The Advanced Statistics” yang terbit pada tahun 1961 yang mengatakan bahwa,” suatu hubungan statistik  betapapun kuat dan sugestifnya tidak akan pernah dapat menetapkan hubungan sebab akibat (causal connection); sedang gagasan mengenai sebab akibat harus datang dari luar statistik, yaitu dapat berasal dari teori atau lainnya”.
Sedang menurut Levin & Rubin (1998:648), regresi digunakan untuk menentukan sifat – sifat dan kekuatan hubungan antara dua variabel serta memprediksi nilai dari suatu variabel yang belum diketahui dengan didasarkan pada observasi masa lalu terhadap variabel tersebut dan variabel-variabel lainnya. Selanjutnya dalam regresi kita akan mengembangkan persamaan estimasi (estimating equation), yaitu rumus matematika yang menghubungkan variabel-variabel yang diketahui dengan  variabel-variabel yang tidak diketahui. Setelah dipelajari  pola hubungannya, kemudian kita dapat mengaplikasikan analisis korelasi (correlation analysis) untuk menentukan tingkatan dimana variabel – variabel tersebut berhubungan. Kesimpulannya, analisis korelasi mengungkapkan seberapa benar persamaan estimasi sebenarnya menggambarkan hubungan tersebut.  Lebih lanjut Levin & Rubin mengatakan bahwa: “ Kita sering menemukan hubungan sebab akibat antar variabel – variabel; yaitu variabel bebas ‘menyebabkan’ variabel tergantung berubah. Sekalipun demikian mereka melanjutkan bahwa: “penting untuk kita perhatikan bahwa yang kita anggap hubungan (relationship) yang diketemukan melalui regresi sebagai hubungan asosiasi (relationship of association) tetapi tidak selalu harus sebab dan akibat (cause and effect). Kecuali kita mempunyai alasan – alasan khusus untuk percaya bahwa (perubahan pada) nilai – nilai variabel tergantung  disebabkan oleh nilai – nilai variabel (variabel) bebas; jangan menyimpulkan (infer) hubungan sebab akibat dari hubungan yang diketemukan dalam regresi.

Thursday, April 25, 2019

Variabel dalam Penelitian Eksperimen (skripsi dan tesis)


Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak dengan sengaja dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variabel noneksperimental. Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh variabel itu, kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variabel eksperimen yang berbeda atau yang bervariasi. Variabel noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled variabel. Akan tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar kekuasaan eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut variabel ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh variabel eksperimental dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane. Oleh karena itu, setiap peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya variabel pengganggu ini

PROSEDUR PLASEBO DALAM DESAIN EKSPERIMEN (skripsi dan tesis)



Pada prinsipnya placebo sama dengan kondisi kontrol yang tidak spesifik. Dalam pelaksanaannya, eksperimen dilakukan dengan cara membandingkan antara kondisi spesifik berupa psikoterapi dengan kondisi yang tidak spesifik yang disebut placebo.

Kelompok kontrol mendapat perlakuan placebo ini yang jumlah sesinya sama dengan ke lompok eksperimen. Kelompok perlakuan memperoleh materi sama dengan prosedur terapi yang semestinya, sedangkan pada kelompok kontrol konselor tidak memberi terapi

PENGGUNAAN PLACEBO DALAM DESAIN EKSPERIMEN (skripsi dan tesis)



Istilah placebo diambil dari bahasa latin artinya “ I shall please “ (sekedar membuat orang senang). Placebo adalah perlakuan pura-pura (sham treatment).

Dalam penelitian psikologi khususnya eksperimen di bidang psikoterapi dan intervensi lainnya, konsep placebo mulai dikenal dalam beberapa tahun terakhir sebagai adaptasi dari model yang dikembangkan pada bidang farmakologi. Penggunaan placebo dalam psikologi berawal dari pandangan bahwa perubahan-perubahan perilaku subjek setelah mengikuti psikoterapi ukan disebabkan oleh faktor psikoterarapi tetapi karena efek placebo.

Dalam pengertian psikoterapi, placebo dimaknai sebagai seluruh proses kegiatan yang diberikan pada unit eksperimental, tetapi kegiatan tersebut tidak memberi efek apa-apa pada perilaku yang diamati.

Placebo disebut sebagai faktor-faktor yang tidak spesifik yaitu elemen-elemen yang ada pada semua bentuk intervensi. Atau hanya bagian dari prosedur.

Elemen-elemen ini misalnya, harapan untuk berhasil, kepecayaan pada konselor(terapis), peningkatan semangat sehingga mau melakukan dan mencoba cara-cara adaptif dalam hidupnya.