Wednesday, May 22, 2019

Uji-Coba Aitem (skripsi dan tesis)


            Ujia coba empiris harus dilakukan dalam situasi dan kondisi testing yangs ebenarnya sehingga respons atau jawaban subjek merupakan respons yang sesungguhnya pula. Oleh sebab itu, subjek tidak boleh mengetahui bahwa pengenalan skala yang bersangkutan sebenarnya dilakukan sebagai suatu uji-coba. Guna menghasilkan kondisi testing yang ideal perlu di awali dari kompilasi aitem-aitem yang sudah harus disajikan dalam format final skala, yaitu dalam bentuk berkas atau buku yang dilengkapi dengan petunjuk cara pengerjaan misalnya pengerjaan , tata letak yang menarik dan mudah dibaca, lempar jawaban yang mudah digunakan, dan sebagainya. Tempat duduk responden tidak boleh berdesakan atau kurang leluasa sehingga memungkinkan responden merundingkan atau meniru jawaban responden lain sehingga tidak sesuai dengan keadaan seharusnya. Sekalipun responden tidak boleh diletakkan dalam situasi “sedang di uji” namun suasananya haruslah tetap serius.
            Untuk menghasilkan parameter-parameter yang cukup akurat dan stabil antar kelompok sampel, data empiris dari uji coba ini harus diperoleh dari subjek dalam jumlah yang banyak. Dengan subjek yasng jumlahnya cukup banyak diharapkan dapat diperoleh skor-skor yang variasinya menyebar secara noprmal atau mengikuti distribusi normal. Parameter-parameter aitem yang diperoleh dari skor yang terdistribusi secara normal akan lebih representative dan menggambarkan estimasi yang cermat terhadap sifat aitem-aitem yang dianalisis.
            Secara tradisional, statistika menganggap jumnlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup banyak. Namun secara metodologis besar-kecilnjya sampel yang representative harus di acukan pada heterogenitas populasi. Semakin heterogen populasi maka semakin banyak sampel yang di ambil. Heterogenitas populasi ini erat berkaitan dengan banyaknya cirri atau karakteristik populasi yang relevan untuk ikut dipertimbangkan.
            Banyaknya subjek yang perlu dijadikan sampel pengujian aitem dapat seratrus, dua ratus, empat ratus bahkan mungkin seribu atau beberapa ribu orang. Pada prinsipnya dalam ketrbatasan sumber daya yang ada dan mengingat pertimbangan teknik pelaksanaannya, harus tetap di usahakan untuk mengambil subjek dalam jumlah sebesar mungkin. Jumlah subjek yang terlalu sedikit akan mendatangkan keraguan mengenai distribusi skor subjek, mengenai kestabilan parameter yang diperoleh. Semakin banyak semakin baik.
            Hal ini mengingat bahwa parameter-parameter aitem akan dihasilkan oleh prosedur analisis aitem merupakan parameter yang secara kuantitatif tergantung pada karakteristik kelompok yang di gunakan sebagai sampel artinya parameter aitem yang diperoleh dari hasil analisis data pada suatu kelompok biasanya berbedadari parameter aitem yang sama apabila dihitung pada data kelompok yang lain. Parameter aitem akan semakin sensitive terhadap perbedaan yang terjadi apabila data yang digunakan berasal dari kelompok yang jumlahnya sangat sedikit atau yang merupakan kelompok pilihan. Itulah sebabnya jumlah subjek yang banyak dalam kelompok uji-coba akan memberikan rasa aman dan kepercayaan terhadap parameter aitem yang diperoleh.

Reliabilitas (skripsi dan tesis)

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). Ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2009).
Azwar (2008) mengemukakan bahwa reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas  yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1.00. semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1.00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

Pengertian Validitas (skripsi dan tesis)

Menurut Azwar (2009), validitas berasal dari kata Validity yang mempunyai arti sejauhmana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Senada dengan Suryabrata (2008) validitas instrumen didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam atau mengukur apa yang dimaksudkan untuk direkam atau diukur.
Validitas dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien, yaitu koefisien validitas (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini pengujian tingkat kesahihan alat ukur dilakukan uji validitas, yang biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sebaliknya aitem yang memiliki harga  atau  kurang dari 0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah. Apabila aitem yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala, maka kita dapat memilih aitem-aitem yang memiliki indeks daya diskrimnasi tertinggi. Sebaliknya, apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,25 (Azwar, 2008).

Tuesday, May 21, 2019

UNSUR YANG MENENTUKAN ULANGAN DALAM PERCOBAAN/EKSPERIMEN (skripsi dan tesis)

Jumlah r (ulangan) yang diperlukan dalam suatu percobaan dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
  1. Derajat ketelitian, makin tinggi derajat ketelitian yang diinginkan dari percobaan akan makin besar pula jumlah r yang diperlukan, dan sebaliknya jika derajat ketelitian yang diperlukan makin rendah
  2. Keragaman bahan, alat, media dan lingkungan percobaan. Jika bahan, alat, media dan lingkungan percobaan makin heterogen maka jumlah r yang diperlukan makin besar dan sebaliknya jika bahan, alat, media dan lingkungan percobaan makin homogen maka jumlah r yang diperlukan makin sedikit.
  3. Biaya penelitian yangtersedia, karena bagaimanapun juga biaya merupakan faktor penentu dalam penelitian, jika biaya yang diperukan suatu percobaan cukup besar, maka jumlah r dapat diperkecil dan sebaliknya jika biaya percobaan tidak terlalu besar

(Kemas, 2012)

UNSUR-UNSUR DASAR PERCOBAAN/EKSPERIMEN (skripsi dan tesis)


Unsur-unusr dasar percobaan adalah perlakuan, ulangan dan lokal kontrol yang diuraikan sebagai berikut:
  1. Perlakuan
Adalah semua tindakan coba-coba yang dilakukan terhadap suatu objek yang pengaruhnya akan diselediki untuk menguji hipotesis. Perlakuan ini dapat berasal dari faktor kualitas (mutu) yaitu perlakuan yang hanya memperhitungkan mutu perlakuan X
  1. Ulangan (replication)
Adalah frekuensi (banyaknya) suatu perlakuan yang diselediki dalam suatu percobaan. Jumlah ulangan suatu perlakuan tergantung pada derajat ketelitian yang diinginkan oleh si peneliti terhadap kesimpulan hasil percobaan
  1. Lokal kontrol
Lokal kontrol merupakan upaya pengendalian kondisi lapangan yang heterogenyang menjadi nisbi homogen, setidak-tidaknya pada lokal-lokal tertentu yang ditujukan untuk menekan galat menjadi nisbi kecil sehingga bisa menonjolkan satu atau beberapa perlakuan yang logisnya memang lebih menonjol dari perlakuan kontrol atau perlakuan-perlakuan lainnya.
Apabila rancangan percobaan pada kondisi homogen seperti di labotarium, rumah kaca atau di ruang-ruang terkontrol lainnya yang dsebut dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) hanya mempunyai 2 unsur dasar yaitu perlakuan dan ulangan maka percobaan yang digunakan pada kondisi heterogen di lapangan seprti sawah, ladang dan kebun percobaan, di samping mempunyai 2 unsur dasar juga mempunyai unsur ke tiga yang disebut lokal kontrol

(Kemas, 2012)





NILAI YANG DIDAPATKAN DARI PERCOBAAN/EKSPERIMEN (skripsi dan tesis)


Nilai yang diperoleh dari mengamati sutu objek pengamatan pada penelitian percobaan dapat dipilah menjadi dua macam, yaitu:
  1. Nilai-nilai tidak bebas terjadi secara rambang dengan bersaran yangterganting pada hasil pengamatan/pengukuran Y, sehingga disebut dengan peragam/peubah tak bebas Y (dependent random variable Y) yang dalam hubungan kasuatif disebut dengan faktor akibat. Dalam percobaab, besaran nilai Y ini tidak tergantung pada kebutuhan peneliti, disebut dengan faktor akibat dan
  2. Nilai-nilai bebas yang terjadi secara rambang dengan besaranyang digantung pada kondisi/cara/waktu pengamatan/pengukuran sehingga disebut peragam/peubah bebas X (independet random variable X) yang dalam hubungan kasuatif disebut juga dengan faktor sebab adanya Y. Dalam percobaan, besaran nilai-nilai Y tergantung pada pengaruh X (perlakuan dan kondisi percobaan).

PENGERTIAN PERCOBAAN/EKSPERIMEN (skripsi dan tesis)


Percobaan atau eksperimen merupakan serangkaian kegiatan di mana setiap tahap dalam rangkaian benar-benar terdefinisikan, dilakukan untuk menemukan jawaban tentang permasalah yang diteliti melalui suatu pengujian hipotesis. Pola atau tata cara penerapan tindakan-tindakan (perlakuan dan non perlakuan) dalam suatu percobaan pada kondisi/lingkungan tertentu yangkemudian menjadi dasar penataan dan metode analisis terhadap data hasilnya disebut rancangan percobaan (experimental design).

(Kemas, 2012)