Tuesday, June 4, 2019
Penilaian respons (skripsi dan tesis)
Penilaian respons pasien terhadap proses terapetik yang diberikan harus bersifat objektif, akurat, dan konsisten. Empat kategori utama yang sering digunakan adalah:
a) Penilaian awal sebelum perlakuan: sesaat sebelum uji dilakukan, keadaan klinis
hendaknya dicatat secara seksama berdasarkan parameter yang telah disepakati.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 5
Sebagai contoh tekanan darah, hendaknya diukur sesaat sebelum uji klinik
dimulai.
b) Kriteria utama respons pasien: indikasi utama pengobatan merupakan kriteria
utama yang harus dinilai. Jika yang diuji obat analgetik-antipiretika, maka kriteria
utama penilaian adalah penurunan panas, ada tidaknya kejang atau gejala lain
sebagai manifestasi demam dan yang lainnya.
c) Kriteria tambahan: dari segi keamanan pemakaiannya. Misalnya efek samping
baik yang berbahaya maupun yang tidak.
d) Pemantauan pasien: faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan pasien untuk
berpartisipasi dalam penelitian hendaknya dapat dikontrol sebaik mungkin.
Pembutaan (blinding) (skripsi dan tesis)
Yang dimaksud dengan pembutaan adalah merahasiakan bentuk terapi yang
diberikan. Dengan pembutaan, maka pasien dan/atau pemeriksa tidak mengetahui yang mana obat yan g diuji dan yang mana pembandingnya. Biasanya bentuk obat yang diuji dan pembandingnya dibuat sama. Tujuan utama pembutaan ini adalah untuk menghindari bias pada penilaian respons terhadap obat yang diujikan.
Pembutaan dapat dilakukan secara: single blind (jika identitas obat tidak diberitahukan kepada pasien), double-blind (jika baik pasien maupun dokter pemeriksa tidak diberitahu obat yang diuji maupun pembandingnya), atau triple blind (jika pasien, dokter pemeriksa ataupun individu yang melakukan analisis tidak mengetahui identitas obat yang diuji dan pembandingnya)
Komponen-komponen uji klinik (skripsi dan tesis)
1. Seleksi atau pemilihan subjek
Dalam uji klinik, harus ditentukan secara jelas kriteria-kriteria pemilihan pasien, yaitu:
a) Kriteria inklusi, yakni syarat-syarat yang secara mutlak harus dipenuhi subjek untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian. Kriterianya antara lain kriteria diagnosis baik klinik maupun laboratoris, tingkat keparahan penyakit, asal pasien (rumah sakit atau populasi), umur, dan jenis kelamin.
b) Kriteria eksklusi (pengecualian), yaitu kriteria yang membatasi partisipasi subjek dalam penelitian. Sebagai contoh hampir sebagian besar uji klinik obat tidak memasukkan wanita hamil sebagai subjek mengingat pertimbangan risiko yang mungkin lebih besar dibanding manfaat yang didapat. Subjek yang mempunyai risiko tinggi terhadap pengobatan/perlakuan uji juga secara ketat tidak dilibatkan dalam penelitian
PENGERTIAN PENELITIAN EKSPERIMEN (skripsi dan tesis)
Penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang
dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah
ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara ketat maka
kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang
dilakukan pada penelitian eksperimen.
Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut
Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang
di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari
hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya
dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun
perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.
Rancangan Penelitian Eksperimen (skripsi dan tesis)
Rancangan
yang akan diterapkan dalam penelitian eksperimen meliputi: pra-eksperimental,
eksperimen murni, dan eksperimen kuasi.
(1).
Rancangan Pra-Eksperimental
Rancangan
pra-eksperirnental yang sederhana ini berguna untuk mendapatkan informasi awal
terhadap pertanyaan pada penelitian. Ada tiga hal yang lazim digunakan pada
rancangan pra-eksperimental, yaitu:
a).
Studi kasus bentuk tunggal (one-shot case study)
b).
Tes awal – tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest)
c).
Perbandingan kelompok statis (the static group comparison design)
(2).
Rancangan Eksperimen Murni
Rancangan
eksperimen murni ini mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
a).
Adanya kelompok kontrol.
b).
Siswa ditarik secara ramdom dan ditandai untuk masing-masing kelompok.
c).
Sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
Dua
rancangan eksperimen secara garis besar dijelaskan sebagai berikut.
a).
Rancangan secara acak dengan tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized
posttest
only control group design)
b).
Rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol
(the randomized pretest-posttest control group design)
c).
Empat kelompok solomon (the randomized solomon four group design)
d).
Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes tes akhir dan
kelompok
kontrol (the randomized posttest – only control group design)
e).
Rancangan secara acak dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan
kelompok kontrol (the randomized pretest – posttest cont rot group design,
using)
(3).
Rancangan Eksperimen Kuasi/Semu (Quasi—Experimental Design)
Rancangan
eksperimental kuasi ini memiliki kesepakatan praktis antara eksperimen
kebenaran dan sikap asih manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti.
Beberapa rancangan eksperimen kuasi (eksperimen semu), yaitu:
a).
Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol (the randomized
posttest – only control group design, using matched subject).
b).
Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok
kontrol
(the randomnized posttest – only control group design, using matched subject),
c).
Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan (a three treatment counter
balanced,
using matched subject) .
d).
Rancangan rangkaian waktu (a basic time-series design)
e).
Rancangan faktorial (factorial design).
Langkah-Langkah Kegiatan Penelitian Eksperimen (skripsi dan tesis)
Pada
umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
seperti berikut, yaitu,
1. Melakukan
kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2. Mengidentifikasi
dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan
studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah.
a.
Membuat rencana penelitian yang
didalamnya mencakup kegiatan:
b.
Mengidentifikasi variabel luar yang
tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;
c.
menentukan cara mengontrol;
d.
memilih rancangan penelitian yang tepat;
e.
menentukan populasi, memilih sampel
(contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian;
f.
membagi subjek dalam kelompok kontrol
maupun kelompok eksperimen;
g.
membuat instrumen, memvalidasi instrumen
dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi
persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan;
h.
mengidentifikasi prosedur pengumpulan
data. dan menentukan hipotesis.
4. Melaksanakan eksperimen.
5. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
6. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data
sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan.
7. Menganalisis data dan melakukan tes
signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap
signifikasi hasilnya.
8. Menginterpretasikan basil, perumusan
kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).
Karakteristik Penelitian Eksperimen (skripsi dan tesis0
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu, (1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang).
(2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
(3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
(4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
(5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi
Subscribe to:
Posts (Atom)