Menurut Mayer dan Allen dalam Luthans (2011) yang dikutip oleh
Kaswan (2015) komitmen organisasi terdiri atas tiga dimensi yaitu:
- Komitmen Afektif (affective commitment).
Menunjukkan kuatnya keinginan emosional karyawan untuk
beradaptasi dengan nilai-nilai yang ada agar tujuan dan
keinginannya untuk tetap di organisasi dapat terwujud. Komitmen
afektif dapat timbul pada diri seorang karyawan dikarenakan
adanya: karakteristik individu, karakteristik struktur organisasi,
signifikansi tugas, berbagai keahlian, umpan balik dari pemimpin,
dan keterlibatan dalam manajemen. Umur dan lama masa kerja di
organisasi sangat berhubungan positif dengan komitmen afektif.
Karyawan yang memiliki komitmen afektif akan cenderung untuk
tetap dalam satu organisasi karena mereka mempercayai
sepenuhnya misi yang dijalankan oleh organisasi. - Komitmen Berkelanjutan (continuance commitment).
Komitmen yang didasari atas kekhawatiran seseorang terhadap
kehilangan sesuatu yang telah diperoleh selama ini dalam
organisasi, seperti: gaji, fasilitas, dan yang lainnya. Hal-hal yang
menyebabkan adanya komitmen kelanjutan, antara lain adalah
umur, jabatan, dan berbagai fasilitas serta berbagai tunjangan yang
diperoleh. Komitmen ini akan menurun jika terjadi pengurangan
terhadap berbagai fasilitas dan kesejahteraan yang diperoleh
karyawan. - Komitmen Normatif (normative commitment).
Menunjukkan tanggung jawab moral karyawan untuk tetap tinggal
dalam organisasi. Penyebab timbulnya komitmen ini adalah
tuntutan sosial yang merupakan hasil pengalaman seseorang dalam
berinteraksi dengan sesama atau munculnya kepatuhan yang
permanen terhadap seorang panutan atau pemilik organisasi
dikarenakan balas jasa, respek sosial, budaya atau agama.
No comments:
Post a Comment