Monday, April 15, 2024

Tipe-Tipe Kepemimpinan

 


Menurut pendapat Siagian (2009: 74-83) ada lima tipe kepemimpinan
yang ada pada diri seorang pemimpin, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Tipe Otoriter
    Merupakan tipe seorang pemimpin yang tergolong sebagai orang yang
    otoriter memiliki ciri-ciri yang pada umumnya negatif. Ciri-cirinya
    sebagai berikut:
    a. Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi
    hingga cenderung bersikap bahwa dirinya dan organisasi adalah
    identik. Dengan demikian, yang bersangkutan memandang dan
    memperlakukan organisasi sebagai miliknya.
    b. Kegemarannya yang suka menonjolkan diri sebagai penguasa tunggal
    dalam organisasi dan tidak dapat menerima adanya orang lain dalam
    organisasi yang potensial menyaingi dirinya.
    c. Pemimpin yang otoriter biasanya dihinggapi sikap gila kehormatan
    dan menggemari berbagai upacara atau seremoni yang
    menggambarkan kehebatannya.
    d. Tujuan pribadinya sama dengan tujuan organisasi. Ciri ini merupakan
    “konsekuensi” dari tiga ciri yang disebut terdahulu. Dengan ciri ini
    timbul persepsi kuat dalam dirinya bahwa para anggota organisasi
    mengabdi kepadanya.
    e. Karena pengabdian para karyawan dianggap sebagai pengabdian yang
    sifatnya pribadi, loyalitas karyawan merupakan tuntutan yang sangat
    kuat. Demikian kuatnya sehingga mengalahkan kriteria kekayaan yang
    lain seperti kinerja, kejujuran, serta penerapan norma-norma, moral
    dan etika.
    f. Pemimpin yang otoriter menentukan dan menerapkan disiplin
    organisasi yang keras dan menjalankannya dengan sikap yang kaku.
    Dalam suasana kerja seperti itu tidak ada kesempatan bagi para
    bawahan untuk bertanya apalagi untuk mengajukan pendapat atau
    saran.
    g. Seorang pemimpin yang otoriter biasanya menyadari bahwa gaya
    kepemimpinannya itu hanya efektif jika yang bersangkutan
    menerapkan pengendalian atau pengawasan yang ketat. Karena itu,
    pemimpin yang demikian selalu berupaya untuk menciptakan
    instrumen pengawasan sedemikian rupa sehingga dasar ketaatan para
    bawahan bukan kesadaran, melainkan ketakutan.
  2. Tipe Paternalistik
    Pengalaman para praktisi dan penelitian para ahli menunjukkan bahwa
    banyak pejabat pemimpin dalam berbagai jenis oraganisasi termasuk
    organisasi bisnis tergolong pada tipe ini. Berbagai ciri-ciri yang menonjol
    adalah sebagai berikut:
    a. Penonjolan keberadaanya sebagai simbol organisasi. Seorang
    pemimpin yang paternalistik senang untuk menonjolkan diri.
    b. Sering menonjolkan sikap paling mengetahui. Karena itu, dalam
    praktik tidak jarang menunjukkan gaya “menggurui” dan, bahwa para
    bawahannya harus melaksanakan apa yang diajarkannya itu. Dengan
    kata lain, dengan ciri ini, seorang pemimpin tidak membuka pintu atau
    memberikan kesempatan bagi para karyawannya untuk menujukkan
    kreativitas dan inovasinya.
    c. Memperlakukan para karyawan sebagai orang-orang yang belum
    dewasa, bahwa seolah-olah mereka masih anak-anak. Seorang
    pemimpin yang tergolong dalam tipe paternalistik tidak akan
    mendorong kemandirian para karyawannya karena tidak ingin mereka
    berbuat kesalahan yang pada akhirnya akan berakibat pada kerugian
    bagi organisasi.
    d. Sifat melindungi. Bersifat melindungi yang memiliki arti negatif yaitu
    sikap seorang pemimpin yang tidak mendorong para karyawannya
    untuk mengambil risiko karena takut akan timbul dampak negatif bagi
    organisasi.
    e. Sentralisasi pengambilan keputusan. Artinya, pemimpinlah yang
    menjadi pusat pengambilan keputusan, pelimpahan wewenang untuk
    mengambil keputusan pada tingkat yang lebih rendah dalam
    organisasi tidak akan terjadi.
    f. Melakukan pengawasan yang ketat.
  3. Tipe Laissez Faire
    Tipe ini ditandai oleh ciri-ciri yang mungkin dapat dikatakan “aneh” dan
    sulit membayangkan situasi organisasional dimana tipe ini dapat
    digunakan secara efektif. Ciri-ciri yang menonjol ialah:
    a. Gaya santai yang berangkat dari pandangan bahwa organisasi tidak
    menghadapi masalah yang serius dan kalaupun ada, selalu dapat
    ditemukan penyelesaiannya.
    b. Pemimpin tipe ini tidak senang mengambil risiko.
    c. Tipe ini gemar melimpahkan wewenang kepada para karyawan dan
    lebih menyenangi situasi bahwa para karyawan yang mengambil
    keputusan dan keberadaannya dalam organisasi lebih bersifat suportif.
    d. Enggan mengenakan sanksi-sanksi yang keras terhadap para
    karyawannya yang menampilkan perilaku menyimpang, tetapi
    sebaliknya senang “mengobral pujian”.
    e. Memperlakukan karyawan sebagai rekan dan karena itu hubungan
    yang bersifat hierarkis tidak disenanginya.
    f. Keserasian dalam interaksi organisasional dipandang sebagai etos
    yang perlu dipertahankan.
  4. Tipe Demokratik
    Tidak sedikit orang yang mendambakan atasan yang tergolong sebagai
    pemimpin yang demokratik. Bahkan ada pendapat yang mengatakan
    bahwa tipe inilah yang ideal. Ciri-cirinya antara lain:
    a. Mengakui harkat dan martabat manusia. Dengan demikian, berupaya
    untuk selalu memperlakukan para bawahan dengan cara-cara yang
    manusiawi.
    b. Menerima pendapat yang mengatakan bahwa sumber daya manusia
    merupakan unsur yang paling strategik dalam organisasi meskipun
    sumber daya dan dana lainnya tetap diakui sebagai sumber yang
    penting, seperti uang atau modal, mesin, materi, metode kerja, waktu
    dan informasi yang kesemuanya hanya bermakna apabila diolah dan
    digunakan oleh manusia, misalnya menjadi produk untuk dipasarkan
    kepada para konsumen yang memerlukannya.
    c. Para karyawannya adalah insan dengan jati diri yang khas dan karena
    itu harus diperlakukan dengan mempertimbangkan kekhasannya itu.
    d. Pemimpin yang demokratik tangguh membaca situasi yang dihadapi
    dan dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi
    tersebut.
    e. Gaya kepemimpinan yang demokratik rela dan mau melimpahkan
    wewenang pengambilan keputusan kepada para karyawannya
    sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasional, dan tetap
    bertangung jawab atas tindakan para karyawannya itu.
    f. Mendorong para karyawannya untuk mengembangkan kreativitas
    mereka.
    g. Tidak ragu untuk membiarkan para karyawannya mengambil risiko
    dengan catatan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh telah
    diperhitungkan dengan matang.
    h. Pemimpin yang demokratik bersifat mendidik dan membina, dalam
    hal bawahan berbuat kesalahan dan tidak serta-merta bersifat
    menghukum.
  5. Tipe Kharismatik
    Ciri utama pemimpin tipe kharismatik yaitu bahwa ia mempunyai daya
    tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya
    tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Ciri- ciri
    pemimpin dengna tipe kharismatik adalah sebagai berikut:
    a. Percaya diri yang besar, yang mempunyai arti para pemimpin yang
    kharismatik memiliki keyakinan yang mendalam tentang
    kemampuannya, baik dalam arti berpikir maupun bertindak.
    b. Mempunyai visi. Seperti dimaklumi, visi adalah rumusan tentang
    masa depan yang diinginkan bagi organisasi yang berperan selaku
    memberi arah yang akan ditempuh di masa depan dan pedoman untuk
    bergerak.
    c. Kemampuan untuk mengartikulasikan visi. Dalam dunia manajemen
    bahwa visi dinyatakan oleh pemimpin harus menjadi milik setiap
    orang dalam organisasi. Hal itu dilakukan melalui proses sosialisasi
    yang sistematik sehingga terjadi internalisasi dalam diri apra anggota
    organisasi dan dengan demikian siap dan mampu
    mengaktualisasikannnya dalam kehidupan sehari-hari.
    d. Keyakinan yang kuat tentang tepatnya visi yang dinyatakannya
    kepada para bawahan. Seorang pemimpin yang kharismatik
    dipersepsikan sebagai seorang yang bersedia:

No comments:

Post a Comment