Menurut pendapat Siagian (2009: 74-83) ada lima tipe kepemimpinan
yang ada pada diri seorang pemimpin, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Tipe Otoriter
Merupakan tipe seorang pemimpin yang tergolong sebagai orang yang
otoriter memiliki ciri-ciri yang pada umumnya negatif. Ciri-cirinya
sebagai berikut:
a. Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi
hingga cenderung bersikap bahwa dirinya dan organisasi adalah
identik. Dengan demikian, yang bersangkutan memandang dan
memperlakukan organisasi sebagai miliknya.
b. Kegemarannya yang suka menonjolkan diri sebagai penguasa tunggal
dalam organisasi dan tidak dapat menerima adanya orang lain dalam
organisasi yang potensial menyaingi dirinya.
c. Pemimpin yang otoriter biasanya dihinggapi sikap gila kehormatan
dan menggemari berbagai upacara atau seremoni yang
menggambarkan kehebatannya.
d. Tujuan pribadinya sama dengan tujuan organisasi. Ciri ini merupakan
“konsekuensi” dari tiga ciri yang disebut terdahulu. Dengan ciri ini
timbul persepsi kuat dalam dirinya bahwa para anggota organisasi
mengabdi kepadanya.
e. Karena pengabdian para karyawan dianggap sebagai pengabdian yang
sifatnya pribadi, loyalitas karyawan merupakan tuntutan yang sangat
kuat. Demikian kuatnya sehingga mengalahkan kriteria kekayaan yang
lain seperti kinerja, kejujuran, serta penerapan norma-norma, moral
dan etika.
f. Pemimpin yang otoriter menentukan dan menerapkan disiplin
organisasi yang keras dan menjalankannya dengan sikap yang kaku.
Dalam suasana kerja seperti itu tidak ada kesempatan bagi para
bawahan untuk bertanya apalagi untuk mengajukan pendapat atau
saran.
g. Seorang pemimpin yang otoriter biasanya menyadari bahwa gaya
kepemimpinannya itu hanya efektif jika yang bersangkutan
menerapkan pengendalian atau pengawasan yang ketat. Karena itu,
pemimpin yang demikian selalu berupaya untuk menciptakan
instrumen pengawasan sedemikian rupa sehingga dasar ketaatan para
bawahan bukan kesadaran, melainkan ketakutan. - Tipe Paternalistik
Pengalaman para praktisi dan penelitian para ahli menunjukkan bahwa
banyak pejabat pemimpin dalam berbagai jenis oraganisasi termasuk
organisasi bisnis tergolong pada tipe ini. Berbagai ciri-ciri yang menonjol
adalah sebagai berikut:
a. Penonjolan keberadaanya sebagai simbol organisasi. Seorang
pemimpin yang paternalistik senang untuk menonjolkan diri.
b. Sering menonjolkan sikap paling mengetahui. Karena itu, dalam
praktik tidak jarang menunjukkan gaya “menggurui” dan, bahwa para
bawahannya harus melaksanakan apa yang diajarkannya itu. Dengan
kata lain, dengan ciri ini, seorang pemimpin tidak membuka pintu atau
memberikan kesempatan bagi para karyawannya untuk menujukkan
kreativitas dan inovasinya.
c. Memperlakukan para karyawan sebagai orang-orang yang belum
dewasa, bahwa seolah-olah mereka masih anak-anak. Seorang
pemimpin yang tergolong dalam tipe paternalistik tidak akan
mendorong kemandirian para karyawannya karena tidak ingin mereka
berbuat kesalahan yang pada akhirnya akan berakibat pada kerugian
bagi organisasi.
d. Sifat melindungi. Bersifat melindungi yang memiliki arti negatif yaitu
sikap seorang pemimpin yang tidak mendorong para karyawannya
untuk mengambil risiko karena takut akan timbul dampak negatif bagi
organisasi.
e. Sentralisasi pengambilan keputusan. Artinya, pemimpinlah yang
menjadi pusat pengambilan keputusan, pelimpahan wewenang untuk
mengambil keputusan pada tingkat yang lebih rendah dalam
organisasi tidak akan terjadi.
f. Melakukan pengawasan yang ketat. - Tipe Laissez Faire
Tipe ini ditandai oleh ciri-ciri yang mungkin dapat dikatakan “aneh” dan
sulit membayangkan situasi organisasional dimana tipe ini dapat
digunakan secara efektif. Ciri-ciri yang menonjol ialah:
a. Gaya santai yang berangkat dari pandangan bahwa organisasi tidak
menghadapi masalah yang serius dan kalaupun ada, selalu dapat
ditemukan penyelesaiannya.
b. Pemimpin tipe ini tidak senang mengambil risiko.
c. Tipe ini gemar melimpahkan wewenang kepada para karyawan dan
lebih menyenangi situasi bahwa para karyawan yang mengambil
keputusan dan keberadaannya dalam organisasi lebih bersifat suportif.
d. Enggan mengenakan sanksi-sanksi yang keras terhadap para
karyawannya yang menampilkan perilaku menyimpang, tetapi
sebaliknya senang “mengobral pujian”.
e. Memperlakukan karyawan sebagai rekan dan karena itu hubungan
yang bersifat hierarkis tidak disenanginya.
f. Keserasian dalam interaksi organisasional dipandang sebagai etos
yang perlu dipertahankan. - Tipe Demokratik
Tidak sedikit orang yang mendambakan atasan yang tergolong sebagai
pemimpin yang demokratik. Bahkan ada pendapat yang mengatakan
bahwa tipe inilah yang ideal. Ciri-cirinya antara lain:
a. Mengakui harkat dan martabat manusia. Dengan demikian, berupaya
untuk selalu memperlakukan para bawahan dengan cara-cara yang
manusiawi.
b. Menerima pendapat yang mengatakan bahwa sumber daya manusia
merupakan unsur yang paling strategik dalam organisasi meskipun
sumber daya dan dana lainnya tetap diakui sebagai sumber yang
penting, seperti uang atau modal, mesin, materi, metode kerja, waktu
dan informasi yang kesemuanya hanya bermakna apabila diolah dan
digunakan oleh manusia, misalnya menjadi produk untuk dipasarkan
kepada para konsumen yang memerlukannya.
c. Para karyawannya adalah insan dengan jati diri yang khas dan karena
itu harus diperlakukan dengan mempertimbangkan kekhasannya itu.
d. Pemimpin yang demokratik tangguh membaca situasi yang dihadapi
dan dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi
tersebut.
e. Gaya kepemimpinan yang demokratik rela dan mau melimpahkan
wewenang pengambilan keputusan kepada para karyawannya
sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasional, dan tetap
bertangung jawab atas tindakan para karyawannya itu.
f. Mendorong para karyawannya untuk mengembangkan kreativitas
mereka.
g. Tidak ragu untuk membiarkan para karyawannya mengambil risiko
dengan catatan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh telah
diperhitungkan dengan matang.
h. Pemimpin yang demokratik bersifat mendidik dan membina, dalam
hal bawahan berbuat kesalahan dan tidak serta-merta bersifat
menghukum. - Tipe Kharismatik
Ciri utama pemimpin tipe kharismatik yaitu bahwa ia mempunyai daya
tarik kuat bagi orang lain sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya
tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Ciri- ciri
pemimpin dengna tipe kharismatik adalah sebagai berikut:
a. Percaya diri yang besar, yang mempunyai arti para pemimpin yang
kharismatik memiliki keyakinan yang mendalam tentang
kemampuannya, baik dalam arti berpikir maupun bertindak.
b. Mempunyai visi. Seperti dimaklumi, visi adalah rumusan tentang
masa depan yang diinginkan bagi organisasi yang berperan selaku
memberi arah yang akan ditempuh di masa depan dan pedoman untuk
bergerak.
c. Kemampuan untuk mengartikulasikan visi. Dalam dunia manajemen
bahwa visi dinyatakan oleh pemimpin harus menjadi milik setiap
orang dalam organisasi. Hal itu dilakukan melalui proses sosialisasi
yang sistematik sehingga terjadi internalisasi dalam diri apra anggota
organisasi dan dengan demikian siap dan mampu
mengaktualisasikannnya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Keyakinan yang kuat tentang tepatnya visi yang dinyatakannya
kepada para bawahan. Seorang pemimpin yang kharismatik
dipersepsikan sebagai seorang yang bersedia:
No comments:
Post a Comment