Saturday, January 4, 2020

Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) (skripsi dan tesis)


Pada dasarnya seorang karyawan yang bekerja pada suatu organisasi melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan dan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Tugas dan tanggungjawab karyawan termuat dalam job description. Kesesuaian individu untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan job description (in-role) dan dilaksanakan dengan baik oleh karyawan akan membawa organisasi semakin dekat dengan target-target yang telah ditentukan. Akan tetapi, perkembangan jaman seakan menuntut organisasi untuk memberikan sesuatu yang lebih dan lebih. Hal ini akan mempengaruhi sikap dari organisasi dan berdampak pula pada kinerja karyawan. Karyawan tidak hanya dituntun untuk berperilaku in-role melainkan juga menunjukkan perilaku extra-role, yaitu kontribusi pekerja terhadap suatu pekerjaan melebihi tuntutan peran dari deskripsi kerja formal yang ada tempat kerja (Allen, 2000). Ada berbagai macam jenis bahasan terkait dengan perilaku extra – role, salah satunya adalah organizational citizenship behavior (OCB).
OCB yaitu perilaku melebihi apa yang telah distandarkan perusahaan (Krietner & Kinicki, 2004). Menurut Luthans. F (2009) OCB merupakan perilaku positif orang-orang yang ada dalam organisasi, yang terekspresikan dalam bentuk kesediaan secara sadar dan sukarela untuk bekerja, munculnya OCB memberikan dampak positif tidak bagi dirinya juga memberikan kontribusi pada organisasi lebih daripada apa yang dituntut secara formal oleh organisasi. Individu yang memberi kontribusi pada keefektifan organisasi dengan melakukan hal di luar tugas atau peran utama mereka adalah aset bagi organisasi. Senada dengan itu, Waspodo, Agung dan Lussy (2012) menambahkan bahwa OCB atau yang disebutnya sebagai extra-role behavior (ERB), adalah perilaku yang menguntungkan organisasi atau diarahkan untuk menguntungkan organisasi, dilakukan secara sukarela, dan melebihi ekspektasi peran yang ada.
Selanjutnya Organ, Podsakoff dan MacKenzie (2006) mendefinisikan OCB sebagai suatu bentuk perilaku yang merupakan pilihan dan inisiatif pribadi, dan tidak berkaitan dengan sistem pemberian penghargaan (reward) namun dapat meningkatkan keefektifan fungsi-fungsi dari suatu organisasi. Hal ini menandakan bahwa perilaku tersebut tidak termasuk dalam suatu persyaratan atau kontrak kerja dan deskripsi pekerjaan karyawan sehingga jika sikap tersebut tidak muncul pun tidak 
akan diberikan sanksi atau hukuman karena merupakan pilihan personal (Robbins & Judge, 2015; Podsakoff, MacKenzie, Paine & Bachrach, 2000).
Ketika orang dapat menampilkan perilaku OCB maka ia dapat disebut sebagai pegawai yang baik (good citizen) (LePine, Erez, & Johnson, 2002). Robbins dan Judge (2015) menyatakan bahwa pekerja yang masuk dalam kategori pegawai baik (good citizen) akan membantu rekan kerja mereka, bersedia untuk bekerja ekstra, menghindari konflik yang tidak perlu, taat pada peraturan baik yang tertulis maupun tidak, dan toleransi pada permasalahan yang muncul terkait dengan pekerjaan.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pokok-pokok pikiran penting yang dapat diambil, yaitu menjelaskan bahwa OCB merupakan perilaku di luar peran dan kewajiban dari karyawan yang dilakukan secara suka rela dan tidak terkait dengan sistem penghargaan atau kontrak kerja, menampilkan perilaku sebagai pegawai yang baik seperti membantu rekan kerja dan taat pada peraturan sehingga dapat meningkatkan efektifitas kerja dan keuntungan organisasi.

Dimensi Karakteristik Individu (skripsi dan tesis)

Dimensi  Karakteristik individu dalam penelitian ini meliputi : Kemampuan, Nilai, Sikap, Minat menurut Robbins (2003) dalam Subyantoro (2009).
 a. Kemampuan (ability) 
Kemampuan (ability) adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan Robbins (2003). Dengan kata lain bahwa kemampuan (ability) merupakan fungsi dari pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill), sehingga formulanya adalah A : f (K.S)
. b. Nilai 
Menurut Robbins (2003), nilai seseorang didasarkan pada pekerjaan uang memuaskan, dapat dinikmati, hubungan dengan orang – orang, pengembangan intelektual dan maktu untuk keluarga. 
c. Sikap (attitude) 
Menurut Robbins (2003) sikap adalah pernyataan evaluatif-baik yang menguntungkan atau tidak menguntungkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa. Dalam penelitian ini sikap akan difokuskan bagaimana seseorang merasakan atas pekerjaan, kelompok kerja, penyedia dan organisasi. 
d. Minat (interest) 
Minat (interest) adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide – ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu. Pola – pola minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis pekerjaanpun berbeda-beda Moh. As’ad (2004) dalam Subyantoro (2009). 

Dimensi Dalam Person Organization Fit (skripsi dan tesis)

Sekiguchi (2004) dalam Sugianto, Thoyib, dan Noermijati (2012) mengenai kesesuaian P-O Fit mengidentifikasi empat ukuran yang digunakan, yaitu:
a. Ukuran yang pertama adalah keselarasan/kesesuaian antara nilai-nilai individu dan organisasi Boxx, Odom, & Dunn (1991); Chatman (1989) (1991); Judge & Bretz (1992); Posner (1992). 
b. Ukuran yang kedua adalah keselarasan dengan para pemimpin organisasi atau rekan-rekan Vancouver,Millsap, & Peters (1994); Vancouver &Schmit (1991).
 c. Ukuran yang ketiga, kesesuaian PO Fit merupakan perbandingan antara preferensi individu ataukebutuhan dengan system dan struktur organisasi Bretz, Ash, & Dreher (1989); Cable & Judge (1994); Turban & Keon (1993).
 d. Ukuran yang keempat, perbandingan antara karakteristik antara personaliti individual dan iklim organisasi Bowen, et al., (1991); Burke &Deszca (1982); Ivancevich & Matteson, 1984;Tom(1971)

Komitmen Organisasi (skripsi dan tesis)

 Komitmen organisasional adalah kekuatan relatif pada keterlibatan dalam diri seseorang individu dalam organisasi tertentu (Wayne, 1997 dalam Handaru dan Muna, 2012). Komitmen organisasi didefinisikan sebagai tingkat kekerapan identifikasi dan tingkat keterkaitan individu kepada orgnisasi tertentu yang dicerminkan dengan karakteristik : adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan atas nilai dan tujuan organisasi dan adanya keinginan yang pasti untuk mempertahankan keikutsertaan dalam organisasi (Mobley, 2006 dalam Handaru dan Muna, 2012)

Karakteristik Individu (skripsi dan tesis)

Istilah karakteristik mengandung arti yang berbeda-beda menurut tinjauan dari sisi organisasi yang didalamnya termasuk sumber daya manusia.Karakteristik individu (pegawai) dapat menggambarkan ciri khas yang melekat pada diri seseorang dalam hidup dan kehidupannya terutama dalam bertindak dan berperilaku. Echais dan Hassan (1975: 108) dalam Tuhelelu (2010), mengatakan bahwa karakteristik (characteristic) berarti sifat (yang khas atau ciri) yang dimiliki oleh setiap manusia. Ciri-ciri pribadi yang meliputi : jenis kelamin, status perkawinan, usia, pendidikan, pendapatan dan masa jabatan merupakan variabel individu yang dimiliki oleh setiap orang individual sebagai pribadi (Bashaw dan Grant, 1994 dalam Agustini, 2009).Setiap individu membawa kedalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan pribadi, kebutuhan, pengalaman masa lalunya. Ini semua karakteristik yang dipunyai individu tersebut akan dibawa memasuki suatu lingkungan baru, yakni organisasinya ( Thoa, 1995 dalam Agustini, 2009).

Person Organization Fit (skripsi dan tesis)

Person Organization Fit secara luas didefinisikan sebagai kesesuaian antara nilai-nilai organisasi dengan nilainilai individu (Kristof, 1996; Netetmeyer et al. 1999; vancouver et al, 1994 dalam Guntur, 2006).Person organization Fit (P-O fit) secara umum didefinisikan sebagai kesesuaian antara nilai-nilai organisasi dengan nilai-nilai individu (Kristof, 1996 dalam Drami, 2010: 43-60). (Donald dan Pandey, 2007 dalam Darmi, 2010:43-60) person-organization fit adalah adanya kesesuaian/kecocokan antara individu dengan organisasi, ketika: a) setidaktidaknya ada kesungguhan untuk memenuhi kebutuhan pihak lain, atau b) mereka memiliki karakteristik dasar yang serupa

Wednesday, January 1, 2020

Tinjauan tentang Belajar (skripsi dan tesis)

 Fontana berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengamatan. Sedangkan menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pendapat lain diutarakan oleh Muhibbinn Syah yang mengartikan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.  Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa terdapat tiga komponen dalam kegiatan belajar yakni: sesuatu yang dipelajari, proses belajar dan hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktifitas atau usaha yang disengaja yang menghasilkan perubahan berupa sesuatu. Berkaitan dengan belajar, mucul beberapa teori-teori belajar dari para ahli antara lain sebagai berikut.
1. Teori Koneksionisme
Teori ini dikemukakan oleh Torndike, pendapatnya menyatakan bahwa belajar merupakan proses pembentukan dan penguatan hubungan antara stimulus dan respon.
 2. Teori Gestalt
Teori ini menegaskan dalam belajar yang penting adalah penyesuaian, pertama yaitu mendapatkan yang tepat, hal ini sangat tergantung pada pengamatan. Dengan kata lain pemecahan problem sangat tergantung pada pengamatan, apabila dapat melihat situasi itu dengan tepat maka problem pencerahan dan dapat memecahkan problem itu
. 3. Teori Guthrie
Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu secara keseluruhan dapat dipandang sebagai serangkaian tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit ini merupakan respon dari stimulus sebenarnya, respon ini kemudian menjadi stimulus dan menimbulkan respon baru, demikian seterusnya. Guthrie mengatakan, dengan prinsip belajar conditioning, dia mencoba mengubah tingkah laku yang kurang baik. Adapun metode untuk mengubah tingkah laku yaitu reaksi berlawanan, membosankan, dan mengubah lingkunag.
4. Teori Bandura Bandura
menyatakan bahwa proses belajar terjadi denganmengalami dan meniru apa yang ada disekitarnya. Ia menanamkan teorinya dengan social learning dengan menggunakan prinsip modeling dan imitation. Menurutnya  tingkah laku imitasi atau peniruan dari anak tergantung karakteristik, penonton dan karakteristik model.
Dari beberapa teori tersebut dapat dikatakan bahwa hal penting saat kita belajar adalah adanya tingkah laku yang merupakan bagian dari stimulus dan respon. Manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri untuk mencapai tujaannya dalam kegiatan belajar yang artinya manusia memiliki sistem self. Sistem self bukan unsur psikis yang mengatur tingkah laku, tetapi mengacu ke strukttur kognitif yang memberi pedoman mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, dan pengaturan tingkah laku.Banyak sekali istilah dan teori yang berkaitan dengan self, salah satunya adalah self efficacy yang dikemukakan oleh Albert Bandura.