Monday, April 15, 2024

Fungsi-fungsi Budaya Organisasi

 


Menurut Robbins (2002), budaya memiliki beberapa fungsi di dalam
suatu organisasi. Pertama, budaya memiliki suatu peran batas-batas penentu;
yaitu, budaya menciptakan perbedaan antara satu organisasi dengan
organisasi yang lain. Kedua, budaya berfungsi untuk menyampaikan rasa
identitas kepada anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya mempermudah
penerusan komitmen hingga mencapai batasan yang lebih luas, melebihi
batasan ketertarikan individu. Keempat, budaya mendorong stabilitas sistem
sosial. Budaya merupakan suatu ikatan sosial yang membantu mengikat
kebersamaan organisasi dengan menyediakan standar-standar yang sesuai
mengenai apa yang harus dilakukan karyawan. Kelima, budaya bertugas
sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian yang memberikan
panduan dan bentuk perilaku serta sikap karyawan.
Budaya yang bermacam-macam ragamnya dan memiliki ciri khas
tersendiri yang terbentuk dikarenakan pengaruh-pengaruh kepercayaan,
tingkah laku, hubungan sosial maupun solidaritas para anggota-anggotanya,
ini menciptakan suatu tipe-tipe budaya berbeda dan unik diantara organisasi
satu dengan yang lainnya, dalam penelitian Goffe & Jones dalam Robbins
(2002) mengidentifikasikan empat tipe budaya yang unik, yaitu :

  1. Budaya Jaringan (tinggi pada hubungan sosial, rendah pada solidaritas).
    Organisasi ini melihat anggotanya sebagai teman dan keluarga. Anggota
    organisasi tahu dan senang memberi bantuan pada orang lain dan
    memberikan informasi yang terbuka. Aspek dominan yang sifatnya negatif
    dengan model budaya-budaya seperti ini adalah fokus pada persahabatan
    tetapi memberikan dampak pemberian toleransi pada kinerja yang rendah
    dan terjadinya permainan politik.
  2. Budaya Upahan (rendah pada hubungan sosial, tinggi pada solidaritas).
    Organisasi ini benar-benar memfokuskan diri pada tujuan. Anggota
    organisasi diharuskan berorientasi kepada tujuan. Mereka harus
    mengerjakan segala sesuatu dengan cepat. Fokus pada tujuan dan obyektif
    dapat mengurangi faktor politik. Dampak dari perlakuan budaya ini adalah
    kurang adanya perlakuan manusiawi pada anggota organisasi yang
    berkinerja rendah.
  3. Budaya Fragmen (rendah pada hubungan sosial, rendah pada solidaritas).
    Organisasi ini dibuat secara individualistis. Komitmen adalah faktor
    penting yang diletakkan pada unsur pertama pada semua anggota
    organisasi dan pada tugas pekerjaannya. Anggota organisasi dituntut untuk
    produktif dan orientasi pada kualitas pekerjaan. Dampak dominan yang
    terjadi pada budaya organisasi seperti ini adalah saling kritik diantara
    anggota dan kurang erat hubungan antara anggota organisasi.
  4. Budaya Komunal (tinggi pada hubungan sosial, tinggi pada solidaritas).
    Penilaian pada persahabatan dan kinerja. Anggota organisasi mempunya
    perasaan memiliki tetapi tetap fokus pada pencapaian prestasi. Pemimpin
    dari budaya organisasi ini sangat inspiratif dan karismatik dengan visi
    yang jelas untuk masa depan organisasi. Tetapi di budaya organisasi
    seperti ini seorang pemimpin karismatik lebih banyak menghasilkan murid
    daripada pengikut, sehingga iklim kerja adalah terjadinya pemujaan
    terhadap pemimpinnya.

No comments:

Post a Comment