Friday, December 30, 2022

Dynamic Capabilities (skripsi, tesis, disertasi)

 


Teori dynamic capabilities pertama kali dikembangkan oleh Teece dan Pisano
(1994), menurut mereka dynamic capabilities berkaitan dengan kemampuan
organisasi untuk menciptakan, membentuk kembali, mengasimilasi pengetahuan
dan keterampilan agar tetap berdiri kuat dalam lingkungan persaingan yang selalu
berubah dengan cepat. Teece dan Pisano (1994) mengatakan dynamic capabilities
atau kapabilitas dinamis terdiri dari dua kata yang masing-masing memiliki makna,
istilah 'dinamis' mengacu pada kapasitas untuk memperbarui kompetensi sehingga
mencapai kesesuaian dengan perubahan lingkungan bisnis. Respon inovatif sangat
diperlukan disaat yang tepat karena tingkat perubahan teknologi sangat cepat, dan
sifat persaingan dan pasar masa depan semakin sulit ditentukan. Sedangkan istilah
'kemampuan' menekankan pada peran kunci manajemen strategis dalam
menyesuaikan, mengintegrasikan, dan mengonfigurasi ulang, sumber daya, dan
kompetensi fungsional perusahaan secara tepat agar sesuai dengan kebutuhan
lingkungan yang berubah-ubah. Sehingga secara garis besar kapabilitas dinamis
adalah respon inovatif yang strategis dari perusahaan dalam menghadapi
lingkungan yang berubah secara cepat dengan menyesuaikan sumber daya yang ada
didalam perusahaan tersebut.
Wang dan Ahmed (2007) mengidentifikasikan tiga faktor komponen utama
dari kapabilitas dinamis. Ketiga faktor utama tersebut, terdiri dari kapabilitas
adaptif (adaptive capabilities), kapabilitas absoptif (absorptive capabilities) dan
kapabilitas inovatif (innovative capabilities). Kapabilitas Adaptif (adaptive
capabilities) didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam mengidentifikasi
dan memanfaatkan peluang pasar yang muncul (Wang dan Ahmed 2007;
Chakravarthy 1982) sehingga dapat merespon dan berevolusi dengan cepat
terhadap perubahan yang terjadi (Gibson dan Birkinshwa 2004). Studi empiris
yang dilakukan oleh Alvarez dan Merino (2003); camuffo dan Volpato (1996);
Forrant dan Flynn (1999) juga mengungkapkan bahwa untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang suka berubah dan tidak bias diperidiksi, sumberdaya internal dan
permintaan eksternal harus selaras karna hal tersebut sangat penting bagi evolusi
perusahaan untuk dapat bertahan hidup.
Sedangkan kapabilitas absoptif (absorptive capabilities) merujuk kepada
kemampuan perusahaan untuk menggali nilai informasi eksternal yang terbaru,
menyesuaikannya (mengasimilasikan) dan menerapkannya. Perusahaan yang
memiliki kapabilitas absoptif yang tinggi menunjukan kemampuan belajar yang
lebih kuat dari pesaingnya, sehingga dapat mengintegrasikan informasi eksternal
menjadi pengetahuan yang tertanam kuat (Wang dan Ahmed, 2007). Kapabilitas
absoptif sering tergambar dalam inovasi suatu perusahaan, kemampuan dalam
memanfaatkan pengetahuan baru sangatlah penting untuk kegiatan inovatif
perusahaan. Oleh karena itu pengembangan kapabilitas absoptif tentunya adalah
aspek yang membentuk investasi secara terus menerus.
Dan yang terakhir adalah kapabilitas inovatif, kapabilitas inovatif adalah
kemampuan yang mengacu pada kemampuan perusahaan dalam mengembangkan
produk atau pasar melalui penyesuaian antara orientasi strategi inofatif dengan
perilaku dan proses inovatif (Wang dan Ahmed, 2007). Kapabilitas inovatif
perusahaan tergantung pada sistem inovasi yang melekat pada sumber / akal
perusahaan, sistem menunjukan, struktur organisasi dan kegiatan rutin perusahaan
(Sudrajat, 2013). Kapabilitas inovatif dicerminkan sebagai kapabilitas perusahaan
yang dapat menciptakan nilai pelanggan dengan mengembangkan dan
mengenalkan kepada pasar produk-produk dan jasa-jasa baru atau mengurangi
biaya-biaya yang menjadi beban dalam proses penciptaan nilai (Pekka dan Thomas,
2006). Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kapabilitas inovatif adalah
segala keahlian atau cara tertentu yang berhubungan dalam pengembangan produk
maupun pasar.

No comments:

Post a Comment