Friday, December 30, 2022

Pengaruh Tingkat Kapabilitas Dinamis dengan Interpretasi Manajerial UKM dan Pengaruh Peafsiran Manajer Terhadap Praktik Ramah Lingkungan dengan Niat Untuk Mengadopsinya (skripsi, tesis, disertasi)

 


Pengambilan keputusan di perusahaan merupakan tugas seorang manajer untuk
menjalankan perusahaannya ke arah yang lebih baik. Hal ini mempengaruhi bagaimana
sebuah perusahaan mengadopsi suatu inovasi ke dalam perusahaannya. Dapat
dibayangkan bahwa keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi pada akhirnya
tergantung pada bagaimana pembuat keputusan utama dalam perusahaan memandang
inovasi (Birkinshaw et al., 2007; Kennedy dan Fiss, 2009; Rogers, 2003 dalam Zhou
et al., 2018). Manajer sebagai pengambil keputusan di dalam perusahaan akan menilai
dan mengevaluasi suatu inovasi apakah layak atau tidak inovasi ini dijalankan di dalam
perusahaannya.
Jika manajer melihat sebuah inovasi sebagai hal yang merugikan perusahaan,
maka manajer akan memutuskan untuk tidak menerapkan inovasi tersebut
(Chattopadhyay et al., 2001 dalam Zhou et al., 2018). Sebaliknya, jika inovasi ini
dianggap sebagai hal yang menguntungkan perusahaan, maka manajer akan
mengadopsi inovasi tersebut ke dalam perusahaannya (Chattopadhyay et al., 2001,
hlm. 939; Dutton dan Jackson, 1987, hlm. 80 dalam Zhou et al., 2018). Ini merupakan
hal yang wajar, semua orang ingin mendapatkan tingkat keuntungan yang banyak dan
ingin tingkat kerugian yang sesedikit mungkin. Para manajer khawatir jika inovasi ini
memberikan kerugian kepada perusahaannya, maka pendapatan yang akan ia dapat
akan menurun dan bisa jadi lama-kelamaan perusahaannya tidak akan berjalan lagi.
Tidak hanya pada perusahaan, karir mereka sebagai manajer juga bisa terancam bahkan
sebelum perusahaan gulung tikar. Oleh sebab itu, para manajer sangat berhati-hati
dalam mengambil keputusan untuk mengadopsi sebuah inovasi, tidak terkecuali sistem
ETS ini sendiri.
Zhou et al. (2018) mengklaim bahwa kapabilitas dinamis perusahaan dapat
membantu memfasilitasi para manajer untuk menafsirkan partisipasi dalam ETS
sebagai sebuah peluang. Pengategorian ETS sebagai ancaman atau peluang tergantung
pada tiga atribut reaksi manajerial terhadapnya yaitu hubungan emosional,
pertimbangan pengeluaran dan pendapatan, dan rasa kontrol (sense of control)
(Sharma, 2000 dalam Zhou et al., 2018).
Pertama, kapabilitas dinamis dapat menghasilkan hubungan emosional saat
berpartisipasi dalam ETS (Zhou et al., 2018). Perusahaan yang memiliki kapabilitas
dinamis yang tinggi, manajer atau bahkan karyawannya akan memiliki tingkat
kepedulian lingkungan yang kuat karena mereka memiliki kemampuan untuk
mengintegrasikan perlindungan lingkungan ke dalam identitas perusahaan dan
tanggung jawab sosial mereka (Scherer dan Palazzo, 2011 dalam Zhou et al., 2018).
Dengan demikian, perusahaan tersebut akan sebisa mungkin untuk membuat
operasional mereka memiliki manfaat kepada lingkungan sebesar mungkin. Oleh
karena itu, mereka akan cenderung berpartisipasi dalam ETS karena melihat ETS
sebagai peluang mereka sehingga menghasilkan hubungan emosional yang positif
(Sharma, 2000 dalam Zhou et al., 2018).
Kedua, kapabilitas dinamis dapat menyalurkan perhatian manajerial untuk
keuntungan berpartisipasi dalam ETS. Banyak ketidakpastian yang akan terjadi selama
berpartisipasi dalam ETS karena ETS sendiri masih merupakan konsep yang baru.
Perusahaan dengan tingkat kapabilitas dinamis yang rendah cenderung fokus pada
pertimbangan ekonomi jangka pendek (Zhou et al., 2018). Mereka akan cenderung
melihat ETS sebagai ancaman karena ETS memerlukan biaya yang tinggi dan memiliki
ketidakpastian yang sangat banyak sehingga sulit untuk mendapatkan keuntungan dan
akhirnya akan merugikan mereka. Justru sebaliknya, perusahaan dengan kapabilitas
dinamis yang tinggi akan melihat ETS sebagai peluang karena mereka memiliki
sumber daya yang cukup dan mampu mengatasi ketidakpastian yang akan terjadi saat
mereka berpartisipasi dalam ETS nantinya sehingga mudah bagi mereka untuk
mendapatkan laba. Selain itu, mereka mungkin juga lebih memliki pandangan yang
jauh ke depan dan dapat melihat keuntungan nonmoneter lainnya, seperti diakui
sebagai pemimpin lapangan, dan meningkatkan status dalam industri (Zhou et al.,
2018).
Ketiga, kapabilitas dinamis akan memberikan rasa kontrol yang kuat kepada
manajer perusahaan. Perusahaan dengan tingkat kapabilitas yang tinggi akan mudah
untuk menghadapi peraturan-peraturan yang dikeluarkan pemerintah terkait dengan
sistem ETS ini, mereka akan mudah untuk memperbarui sumber daya secara efisien
selama berpartisipasi dalam ETS.
Praktik ramah lingkungan juga merupakan sebuah inovasi bagi perusahaan atau
UKM yang pada awalnya tidak menerapkan praktik ini, sehingga ada kemungkinan
manajer perusahaan tersebut tidak akan mengadopsi praktik ini jika manajer melihat
praktik ini hanya akan merugikan perusahaan mereka atau karirnya sebagai seorang
manajer. Dari ketiga faktor yang telah disebutkan tadi, bisa dihubungkan juga dengan
kasus pengadopsian praktik ramah lingkugan oleh UKM ini. Pertama, UKM yang
memiliki kapabilitas dinamis yang tinggi, manajer dan karyawannya akan mudah untuk
mengaplikasikan praktik ramah lingkungan ke dalam operasional UKM mereka karena
mereka mampu untuk mengintegrasikan praktik-praktik yang dapat melindungi
lingkungan dari kerusakan akibat dari kegiatan operasional mereka. Kedua, UKM yang
memliki kapabilitas dinamis yang tinggi akan dengan mudah mengadopsi praktik
ramah lingkungan karena mereka memiliki sumber daya yang cukup untuk
mengaplikasikan praktik ini, sehingga mereka akan dengan mudah mendapatkan laba.
Sedangkan UKM yang memiliki kapabilitas dinamis yang rendah akan kesulitan
mengadopsi praktik ramah lingkungan karena mereka memliki sumber daya yang
sedikit untuk mendukung mereka mengaplikasikan praktik ini. Ketiga, UKM yang
memiliki kapabilitas dinamis yang tinggi akan mudah untuk mengikuti peraturanperaturan eksternal seperti peraturan pemerintah karena pemilik atau manajernya
memiliki sense of control yang kuat, sedangkan UKM dengan kapabilitas dinamis
rendah akan kesulitan karena sense of control mereka lemah

No comments:

Post a Comment