Friday, December 30, 2022

Pengaruh Kapabilitas Dinamis dengan Niat Adopsi Praktik Ramah Lingkungan (skripsi, tesis, disertasi)

 


Dari penelitian sebelumnya, disebutkan bahwa ETS sebenarnya adalah sistem
yang tidak dapat dipungkiri, dapat memperkuat posisi pasar perusahaan yang ikut serta
di dalamnya. Ada keuntungan dan kerugian yang didapat ketika suatu perusahaan
berpartisipasi dalam ETS yaitu, perusahaan akan diuntungkan dengan kenaikan daya
saing mereka jika mereka proaktif dalam beradaptasi di ETS dan akan dirugikan oleh
biaya produksi yang lebih tinggi disebabkan oleh keunggulan kompetitif perusahaan
yang rusak karena tidak melakukan perubaahan ketika berpartisipasi di dalam ETS.
Zhou et al. (2018) berpendapat bahwa perusahaan dengan tingkat kapabilitas dinamis
yang tinggi akan lebih mudah untuk memliki niat berpartisipasi di dalam ETS secara
sukarela dibanding dengan perusahaan yang kapabilitas dinamisnya lebih kecil.
Perusahaan yang memiliki tingkat kapabilitas dinamis yang tinggi ini akan lebih mudah
dalam mengantisipasi perubahan yang dibawa oleh ETS dalam hal teknologi, kebijakan
dan tuntutan pemangku kepentingan, mengevaluasi kembali pasar dan pesaing yang
mereka hadapi, mengalibrasi persyaratan untuk perubahan dan mengimplementasikan
perubahan karena menurut Teece et al. (1997), kapabilitas dinamis itu sendiri
merupakan cerminan dari kemampuan suatu dalam meraih bentuk-bentuk baru dalam
keunggulan kompetitif (dalam Zhou et al. 2018).
Perubahan-perubahan yang dibawa oleh ETS bisa berupa mencari pengetahuan
yang relevan tentang ETS, memberikan pelatihan kepada karyawan, berinvestasi dalam
infrastruktur dan teknologi baru, merestrukturisasi proses produksi, dan
mengembangkan budaya organisasi untuk mempromosikan nilai-nilai dan perilaku
yang ramah lingkungan dan hemat energi. Untuk melakukan perubahan ini, perusahaan
harus memiliki biaya yang sangat besar, berisiko dan banyak sekali ketidakpastian
yang akan dihadapi perusahaan nantinya, seperti halnya yang terjadi di Cina pada saat
awal penetapan ETS disana.
Kapabilitas dinamis dapat membantu perusahaan untuk menavigasi proses ini
dengan memungkinkan mereka untuk terus mengumpulkan informasi yang diperlukan,
mendeteksi sinyal masalah, mendistribusikan informasi di seluruh subunit,
mengembangkan dan mengartikulasikan strategi penyelesaian masalah, dan
menyesuaikan dan menyelaraskan kembali proses produksi dan rutinitas operasi sesuai
dalam mode tepat waktu (Zollo dan Winter, 2002 dalam Zhou et al. 2018).
Sama halnya dengan ETS, praktik ramah lingkungan juga dipengaruhi dengan
kapabilitas dinamis. Mengapa demikian? Karena pada dasarnya, praktik ramah
lingkungan juga membutuhkan perubahan di dalam perusahaan. Baik dari segi bahan
produksi yang mereka pakai, kemasan yang mereka gunakan, dan limbah yang mereka
hasilkan harus diupayakan agar tidak merusak lingkungan dengan cara memakai
bahan-bahan yang ramah dengan lingkungan. Mereka harus mencari bahan-bahan
produksi mereka yang tidak merusak lingkungan. Bisa juga dengan cara mengolah
hasil limbah mereka untuk menjadi produk yang lain.
Terkadang, bahan-bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan lebih mahal
harganya dibandingkan dengan yang tidak ramah lingkungan. Dengan demikian, biaya
produksi yang harus mereka keluarkan akan lebih mahal dan laba yang akan mereka
dapatkan akan lebih sedikit. Sebagian UKM akan melihat ini sebagai ancaman bagi
mereka karena kapabilitas dinamis mereka tergolong kecil, sehingga mereka tidak akan
mengadopsi praktik ramah lingkungan. Sedangkan sebagian UKM yang memiliki
kapabilitas dinamis yang besar akan melihat ini sebagai peluang untuk bisnisnya lebih
berkembang sehingga mereka lebih memiliki niat yang sukarela untuk mengadopsi
praktik ini.

No comments:

Post a Comment